Bab 6

121 4 0
                                    

"cla, pulang yuk. Ujan nya udah mulai deras" ajak Kaivan berjongkok di sisi Clarissa sambil memegang payung di tangan nya .

"Kamu duluan saja, aku masih mau di sini" jawab Clarissa sambil mengusap tanah basah di hadapan nya yang di penuhi bunga tabur.

"Cla.. mama papa mu, bakalan sedih kalau melihat putri mereka yang terpuruk " Kaivan masih mencoba membujuk Clarissa. Kemeja hitam yang di guna kan nya sudah basah sebagian karena air hujan yang turun semakin deras.

Clarissa tersenyum singkat 'saya gak tahu harus bilang apa sama kalian. Semoga kalian sekeluarga bahagia di sana. Saya berterimakasih banyak karena putri kalian sudah bersedia meminjam kan raga nya pada saya. Semoga kalian di tempat kan di tempat paling indah . Selamat tinggal'.

Clarissa bangu dari jongkok nya, berjalan tanpa kata, meninggal kan area pemakaman umum itu.

Ya, orang tua Clarissa asli tidak bisa di selamat kan dari kecelakaan itu.

Kaivan masih setia mengekor di belakang gadis cantik yang sedang terpuruk itu, memastikan payung nya tak terlalu membasahi Clarissa.

Sesekali dia, akan membenarkan letak kaca mata bulat nya, menatap punggung Clarissa dengan sendu.

.

Mata Clarissa terbelalak saat menyadari part yang sedang dia alami Sekarang. Dengan tergesa, gadis cantik itu mengganti baju basah nya dan berlari ke luar.

Menghentikan taksi yang kebetulan lewat di depan rumah nya.

"Ke jalan ** "

Tak lama kemudian, clarissa telah sampai di alamat yang di tuju . Setelah membayar ongkos, Clarissa langsung berlari masuk ke dalam gudang terbengkalai itu dengan jantung nya yang berdebar debar tak karuan.

Namun langkah nya langsung terhenti saat melihat kejadian yang memang seharus nya terjadi.

Brukk

Bulan ambruk dengan perut nya yang masih terdapat pisau. Clarissa hendak menolong, namun , melihat banyak nya anak buah Berliana, Clarissa kembali mundur.

Merongoh hp nya dan mencari video yang berisikan suara sirine polisi.

Berhasil

Ternyata trik yang sering di baca nya berhasil, anak buah Berliana berlarian membubarkan diri . Sementara Berliana sendiri masih diam mematung di sana.

Clarissa langsung mengambil balok kayu yang ada di sana , dan berjalan mengendap endap di belakang Berliana.

Brakk

Clarissa menghantam tengkuk Berliana dengan balok kayu yang ada di tangan nya, menyebab kan dia terjatuh dengan limbung.

Berliana memutar kepala nya, melotot ke arah Clarissa.

"Kau_" saat hendak menyerang Clarissa, langkah kaki yang menggema terdengar di keheningan yang ada. Membuat Berliana kabur dengan terburu buru.

Dengan Tubuh bergetar, Clarissa mendekat ke arah bulan, mencabut pisau dari perut nya, dan berusaha menghentikan darah yang terus menerus keluar.

"Bulan... Bertahanlah" lirih nya dengan suara gemetar.

Takut? Jelas!!

Sekarang dia sangat ketakutan!!

Dia terlambat untuk menyelamatkan bulan dari rencana jahat Berliana.

"A-ku tak apa.." ujar bulan lirih, tersenyum tipis guna meyakinkan Clarissa.

"BULANN" teriakan yang menggema itu,

Transmigrasi SeynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang