Bab 3 : Bagian yang Kurang

16 11 14
                                    

Lagi-lagi Asha merasa gugup, bahkan saat dia menatap pantulan dirinya sendiri di cermin. "Ayo sadar Asha, jangan teringat kejadian itu terus." Gadis itu menepuk pelan pipinya beberapa kali. Sungguh, kepalanya itu tidak bisa berhenti memutar kejadian beberapa hari lalu. Pertemuan tak terduga dengan James membuat Asha merasa seolah pergi ke dunia lain. Fantasi kecil miliknya.

Memastikan semua siap, Asha pun mengambil buket bunga lavender dan sebuah paperbag kecil. Gadis itu berangkat untuk acara jumpa penggemar eksklusif yang dimenangkan olehnya.

Ruangan di mana acara jumpa penggemar dilaksanakan sangat riuh. Tidak seperti acara jumpa penggemar yang lalu, acara kali ini cukup santai yang diisi percakapan antara MC dan James. Beberapa penggemar pun memiliki kesempatan untuk bertanya, sendra gurau juga tak luput dari acara itu. Dan tibalah saatnya para penggemar dapat berinteraksi dengan James. Memberikan hadiah, berfoto, dan percakapan singkat. Memanglah eksklusif.

Di ruangan yang dipenuhi oleh cahaya lampu itu, James berusaha menjaga senyumannya tetap cerah kepada setiap penggemar yang menghampirinya, menjawab dan membalas sebaik mungkin untuk setiap pertanyaan dan pujian yang dia terima. Untungnya acara ini tidak menguras terlalu banyak energinya, karena tidak bisa dipungkiri bahwa dia memiliki jadwal yang cukup padat sekarang.

Lelah sudah pasti, tetapi momen kali ini adalah momen istimewa untuk 100 penggemar yang beruntung, James tak mungkin menghancurkan hari mereka begitu saja. Namun tak disangka pria itu akan bertemu lagi dengan gadis yang tidak sengaja dia tabrak beberapa hari lalu. James menelan salivanya, sedikit gugup sekaligus bersemangat. Sosok si gadis tertangkap oleh matanya saat satu per satu penggemar bergantian bertemu James. Rambut panjang, plester penutup luka di kaki, dan sebuah buket bunga lavender yang dibawa oleh gadis itu.

Akhirnya tibalah giliran Asha, kepala gadis itu tertunduk sejenak, memberikan sebuah sapaan sopan dari negara asalnya. Tangan kecilnya terjulur menyerahkan hadiah yang telah disiapkan. "Wow, terima kasih banyak," ujar James sembari menerima hadiah dari Asha.

"Y-ya! Terima kasih sudah meluangkan waktu!" balas Asha gugup, membuatnya terlihat kaku.

"Lavender, benar kan?" tanya James sembari melirik ke buket bunga yang baru saja dia terima. "Boleh tahu mengapa kamu membawakan ini?"

"Selain cantik bunga lavender memiliki aroma yang dapat membantu menenangkan pikiran, jadi saya pikir ini cocok. Ah tidak ... tidak, saya tidak tahu kenapa, tapi saat melihat bunga ini saya langsung memilihnya." Dengan perasaan gugup luar biasa Asha berusaha sebaik mungkin menjawab pertanyaan James. Kecemasan yang jarang gadis itu rasakan tiba-tiba saja muncul, Asha cemas jika lawan bicaranya tak merasa nyaman saat mereka bercakap-cakap.

Namun melihat senyuman James yang masih sama membuat Asha sedikit rileks, terlepas apakah itu memang senyuman asli atau profesionalisme sebagai aktor sendiri. "Kalau begitu ... mungkin kamu punya suatu hal tersendiri? Sesuatu yang spesial mungkin?" James kembali bertanya lebih dalam.

"Saya menanam bunga itu di rumah."

"Oh, itu bagus. Terima kasih banyak untuk hadiahnya, mau ambil foto sekarang?" Asha menganggukkan kepalanya segera, terlalu gugup karena bisa sedekat ini dengan idolanya membuat semua hal yang ada di kepala hilang.

Asha memberikan ponselnya kepada staf dan mulai berpose, setelah selesai Asha kembali berhadapan dengan James. "Saya sangat senang untuk acara hari ini," katanya dan dengan gugup bertanya, "Boleh saya tag akun Kak James saat saya mengunggahnya?"

"Tentu saja, kuharap nama akunmu tidak rumit."

"Tidak rumit karena ini akun utama."

"Siapa namamu?"

Falling For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang