Suasana hangat dari acara jumpa penggemar masih terasa di hati Asha, perasaan berbunga-bunga dan terbang di antara awan-awan membuat hari-harinya terasa lebih bahagia. Bibirnya tak bisa berhenti tersenyum saat teringat wajah idolanya yang bisa dia lihat secara langsung dan dalam jarak dekat secara nyata. Rasa bahagia mengalir di saat gadis itu membuka ponsel dan melihat foto pertamanya dengan James.
"Kurasa aku harus mencetak foto ini dan menempatkannua di dekat meja kerja. Oh dan juga beberapa foto lain yang sempat kuambil." Asha menggeser gambar-gambar yang tersimpan di galeri ponselnya dan menyadari betapa banyak gambar yang diambil olehnya. Perjalanan, bandara, acara jumpa penggemar, dan juga pemandangan negara pertama yang dia jelajahi. "Kurasa aku harus beli album foto, juga jurnal travelling. Selain softcopy, akan lebih menyenangkan jika punya versi cetaknya," ujar Asha kepada diri sendiri, menyuarakan ide yang baru saja terlintas di kepalanya.
Tanpa gadis itu ketahui, seorang pria dengan wajah yang hampir mirip dengan wajahnya berdiri di ambang pintu dan memandanginya sedari tadi. "Sepertinya perjalananmu kemarin sangat menyenangkan, Asha."
Asha segera menoleh di saat seseorang mengucapkan namanya, lalu gadis itu mengangguk. "Sangat. Kenapa kamu di sini, Adrian?" balas Asha kebingungan.
"Istriku sudah memanggil namamu ribuan kali untuk makan malam, istri Franklin juga." Adrian berjalan mendekati Asha dengan tangan yang dimasukkan ke saku celananya. "Jadi karena kamu tidak kunjung keluar, aku berniat menyeretmu. Dan siapa sangka Adikku, Asha sedang sibuk dengan ponsel dan dirinya sendiri, tersenyum sendiri seperti orang gila."
"Baiklah, baiklah. Ayo makan malam. Aku juga perlu mengemas pesanan yang baru masuk." Asha segera bangkit dan berjalan mendahului kakaknya, Adrian. Saat sampai di dapur, Asha hanya bisa tersenyum canggung, tak enak karena semua sudah menunggunya. "Maaf," katanya dengan suara kecil.
Makan malam pun dimulai, percakapan kecil terkadang terbentuk menambah kehangatan suasana itu. Pekerjaan, rekan, dan hal-hal lain. Lalu tibalah percakapan yang sering Asha hindari, yaitu pasangan hidup. Kedua kakaknya, yaitu Adrian dan Franklin sudah menikah dan kini giliran Asha yang masih saja sendirian.
"Jadi, kamu berkencan dengan siapa sekarang?" tanya Maya, istri dari Adrian.
"Sepertinya kamu salah memberikan pertanyaan, harusnya kamu bertanya begini. Apa kamu punya calon pacar?" balas Adrian, mengkoreksi pertanyaan istrinya.
Mata Asha memutar malas, seperti dijadikan lelucon tapi juga serius. "Aku tidak berkencan, aku juga tidak punya calon pacar. Aku masih muda, dua puluh dua tahun. Aku ingin fokus ke pekerjaanku saat ini," ujar Asha.
"Paling tidak cari calon suami, bukan berarti kamu meninggalkan kesibukanmu itu. Maksudku cobalah pergi keluar, mencari teman, siapa tau kamu kepincut sama seseorang, kan?" balas Franklin menambahkan mengingat adik perempuannya ini jarang pergi kalau bukan karena hal yang penting.
"Kurasa tidak ada yang masuk ke tipe idealku, buat apa aku buang-buang waktu?" balas Asha lagi.
Kedua kakaknya hanya menghela napas menghadapi betaka kerasnya kepala adik perempuan mereka. "Asha, tidak ada yang ideal di dunia ini, termasuk pasangan hidup. Tapi kamu bisa memilih orang yang mendekati tipe idealmu itu." Franklin sampai memukul lembut meja makan saking gemasnya.
"Menikah itu bukan masalah suka sama suka saja. Masalah keuangan, relasi dengan keluarga pasangan, belum lagi masalah anak atau masalah kesehatan dan pekerjaan." Asha menjeda ucapannya dan menatap Franklin. "Aku tidak ingin buang tenaga dan waktu hanya untuk hal yang tak pasti."
"Jika tipe idealmu itu seperti Kak James-mu, tolong sekali kembalilah ke dunia nyata, Asha." Kini Adrian yang buka suara.
"Kenapa tiba-tiba bawa Kak James? Apa salah aku mengidolakan dia?" tanya Asha kemudian dengan kedua alis yang terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling For You
RomanceRomansa | Cinta manis Update : Minggu James seorang aktor yang sedang naik daun memiliki sebuah hal yang terus membuatnya cemas dan gelisah, mimpi tentang seorang gadis dan taman lavender yang terus saja datang di setiap malam kala dia sedang berist...