"Bagaimana bisa kau jatuh hati kepada manusia, Eros Damocles?" Tanya pria yang duduk di atas singgasana dengan tongkat emas digenggamnya. Sorot matanya begitu murka menatap pada satu pria di hadapannya.
Dagunya ia tarik sedikit lebih tinggi dari sebelumnya, pengawal yang lainnya hanya bisa menundukkan kepala tanpa melihat langsung ke arahnya kecuali seseorang yang berada di hadapannya sekarang. Ia pikir, Eros Damocles, yang selama ini dirinya percaya dan mempunyai kemampuan paling unggul dibandingkan dengan yang lainnya akan tetap setia padanya.
Tapi itu semua hanya omong kosong belaka, ia tidak menyangka bahwa akan ada hari di mana tangan kanannya itu lebih memilih untuk bersama orang yang ia cintai dari pada mengabdi dan abadi untuk menuruti perintah dari dirinya.
"Hamba akan terima segala resikonya, Yang Mulia."
Sang raja telah berdiri dari duduknya, segera diikuti oleh pengawal lain yang ikut serta memberi hormat pada sang raja.
Beliau mengangkat tinggi tongkat emas berkilau mengandung kekuatan dahsyat itu. Mulutnya terbuka memulai mengucapkan sesuatu untuk seseorang yang telah berkhianat pada dirinya.
Terlihat sangat jelas kemurkaan yang ada di mata sang raja, tidak dapat disembunyikan lagi bagaimana nasib Eros untuk kedepannya.
"Dengan setiap kata yang terucap, kau telah menantang takdir, melanggar batas yang tak seharusnya, dan sekarang nasibmu terikat dalam kegelapan yang abadi. Aku akan mengubahmu menjadi manusia." Ucapan sang raja terjeda sesaat, sambaran petir dari segala penjuru menggelegar, membuat seluruh isi istana memandang langit yang awalnya selalu cerah kini berubah menjadi hitam pekat.
"Dan akan aku musnahkan gadis yang telah kau cintai, kau akan tersimpan rapi di dalam ruangan sepi hingga seseorang menemukan dirimu, carilah reinkarnasi dari gadis yang kau cintai itu hingga akhirnya kau kembali menjadi debu atau mati sebagai layaknya manusia biasa."
Di tengah kegelapan yang ada, suasana istana semakin mencekam. Langit yang seharusnya berkilau dengan kicauan burung merpati tertutupi awan hitam, seolah alam sendiri sedang meratapi nasib yang tak terelakan.
Ucapan sang raja sungguh membuat semuanya kacau karena satu takdir yang telah ditentangnya. Suara gemuruh petir menggema, menyuarakan kemarahan sang raja. Petir tersebut keluar dari ujung tongkat raja, tindakan selanjutnya ialah mengarahkan tongkat saktinya kepada Eros.
Dengan sekejap, aroma manis bunga-bunga beralih menjadi bau busuk, menggantikan keharuman yang seharusnya menyenangkan. Di kejauhan, para penduduk langit ketujuh menatap dengan wajah muram, merasakan dampak kutukan yang melibatkan terhadap jiwa mereka.
Mata sosok itu terpejam penuh kepedihan, sudut bibirnya menahan rintihan. Kedua tangannya mengepal erat karena sambaran guntur mengenai badannya secara langsung.
Perlahan tetapi cepat dan pasti sosok Eros itu menjadi abu dihadapan puluhan pengawal yang menjadi saksi atas kutukan sang raja pada dirinya.
Dalam momen yang penuh pedih ini, semua mata tertuju pada sosok yang terpuruk kini tidak tersisa, memahami bahwa setiap tindakan memiliki harga yang harus dibayar, bahkan di langit yang seharusnya abadi.
****
Sangat lama Eros baru menyadari bahwa dirinya yang telah menjadi abu kini terpental, terlempar jatuh ke jurang yang curam, gelap serta asing tetapi ia mengenali tempat ini. Entah berapa lama, mungkin jika dihitung akan ratusan tahun adanya.
Hening, tidak ada suara disekitarnya.
Sebelum beberapa waktu kemudian dirinya menghantam permukaan bumi.
Brukk
Seseorang yang sedang merapikan buku-buku menyadari ada yang salah ketika ia berbalik ke belakang. Ia mendapati buku jatuh tanpa ia ketahui.
Langkahnya terburu-buru ke arah buku yang terjatuh itu, memungutnya dan memperhatikan buku tersebut. Sebelum ia berjalan untuk memeriksa ke komputer perihal buku yang dirinya temukan, tidak ada di daftar isi perpustakaan buku itu terdaftar.
"Aku rasa bukunya menarik." Ucap seseorang sembari memegangi beberapa buku tebal dengan kedua tangannya.
Petugas perpustakaan itu menoleh memastikan siapa yang bersuara.
"Sara, rupanya kau."
Sara tersenyum tipis, kembali menatap lekat buku usang itu. "Sampulnya menarik."
"Kau menginginkannya?"
Sara mengangguk, "aku akan meminjamnya, berserta buku-buku yang sedang aku pegang."
Petugas itu terkekeh melihat Sara yang sudah keberatan karena beban yang ia pegang, segera petugas itu membantu menyimpan buku-buku itu di meja untuk di data.
"Kau bisa mengambilnya sekarang, lagi pula buku itu tidak terdaftar."
Setelah memasukan buku ke dalam kantong, petugas itu memberikan buku tersebut kepada Sara.
"Ini buku milikmu?" Petugas laki-laki itu menggeleng.
"Bukan, tapi aku menemukannya terjatuh."
"Mungkin milik pengunjung?" Sara coba memastikan siapa pemilik buku itu.
"Aku juga sudah mengecek CCTV, tidak ada, bahkan hari ini baru kau yang mengunjungi perpustakaan ini."
Gadis itu tersenyum simpul kemudian mengambil bukunya. "Sekarang dia milikku, bukan?"
Ia mengambil kantong berisi buku-buku yang segera ia baca sehari-hari lalu berterima kasih kepada petugas dan berpamitan pergi dari perpustakaan.
Saat sudah berada di rumahnya, ia mengambil buku itu, membuka apakah isinya semenarik sampul dibukunya.
Tampak hampir semua halaman buku tersebut kosong kecuali beberapa halaman yang terdapat foto mata pria yang memiliki mata ungu cerah, ia mengerutkan keningnya sebelum mengamati foto-foto itu lebih jauh lagi.
Foto selanjutnya sebuah grafis dari sayap berwarna putih yang kemudian halaman berikutnya berisi dengan banyaknya debu berwarna abu, debu itu bertebaran kemana saja membuat Sara terbatuk-batuk karenanya.
"Astaga, seberapa lama buku ini?" Tanyanya penasaran bahkan tidak ada kapan buku itu terbit, terlebih ini bukanlah buku diary seseorang.
Tidak tahan dengan debunya, ia segera menyimpan buku tersebut di jejeran buku lainnya.
___
28, Oktober 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGELIC MAN
Roman d'amour"Bibirmu manis, boleh aku mencobanya?" Eros, malaikat yang diutus menjadi manusia karena melakukan kesalahan besar dengan adanya hawa nafsu pada dirinya, tidak lain yaitu jatuh cinta pada manusia. Dan Sara adalah seorang gadis biasa saja, jauh dari...