2. Harsa

30 9 0
                                    

Kemerlap lampu dan riuh tawa mengisi ruangan penuh dekorasi. Semua orang bersuka cita, merayakan ulang tahun salah seorang gadis populer di Kampus, Ia adalah Sherina.

"Har! Lo sendiri aja?" Ucap Sherina, menghampiri Harsa, memberikannya segelas alkohol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Har! Lo sendiri aja?" Ucap Sherina, menghampiri Harsa, memberikannya segelas alkohol.

"Happy brirthday, Na," Balas Harsa, "And thank you." Lanjutnya, menerima minuman itu. "Gue ke sini sama anak-anak Basket." 

"Kalau itu mah gue juga lihat, maksud gue cewek Lo mana?"

"Sejak kapan Harsa punya cewek?" Ucap Benneth, kawan sejawat Harsa di club Basket, Ia tiba-tiba saja datang, masuk dalam percakapan yang tak mengundangnya, "Harsa tuh jomblo akut! Kalau sampe Harsa punya pacar, gue bakal traktir semua orang di sini minum sampe puas."

"Bener loh, ya?" 

"Bener Na, pegang omongan gue."

"Harsa tuh ganteng bego, banyak yang suka sama dia. Lo aja kali yang gak nyadar Ben,"

"Enggak mungkin Na,"

Harsa hanya diam, melihat kedua temannya beradu argumen akan hal yang sama sekali tak tertarik Ia jawab. 

"Hi sayang,"  Joan, kekasih Sherina menghampiri gadis itu, bergabung dalam perdebatan cukup sengit antara pacarnya dan Benneth. "I have something special for you, come with me." Sherina tersenyum manis, tak lagi peduli akan opini Benneth tentang Harsa.

"Wah, apa tuh?" Balas Sherina.

"Come sayang,"

Tak butuh waktu lama, Sherina pergi meninggalkan kedua temannya, Benneth dan Harsa.

"Si Joan emang gak bisa apa nyapa kita? Mentang-mentang anak populer, sengak." Ucap Benneth, terlihat kesal.

"Penting banget harus disapa, Ben?"

"Ya kan kita temennya Sherina, Har."

"Iya kita temen Sherina, bukan Joan."

"Anjir gak asik Lo! Gua mau ambil minum, Lo mau juga gak?"

"Gue masih ada," Balas Harsa, menunjukkan segelas alkohol dan Benneth mengangguk pergi meninggalkan Harsa.

Semakin lama, semakian sesak ruangan dipenuhi manusia. Harsa, sudah berniat menghabiskan waktu hingga malam atau setidaknya sampai pening di kepala hilang.

Begitu banyak permasalahan silih berganti, membuat Ia begitu lelah menghadapi satu per satu hal yang terus menguras tenaga.

Dalam diam, Harsa melirik ponsel miliknya. Tak ada notifikasi. Ini terasa aneh.

"Sendu, udah tidur?" Gumam Harsa. Ia cukup bingung, baru pertama kalinya Sendu tak memberi pesan. Apa karena janji hari ini yang tak Harsa tepati? Tapi, bukan kah biasanya Sendu tak pernah ambil pusing? Sendu akan selalu mengabari Harsa, apa pun yang terjadi, meski berulang kali Harsa tak tepati janji.

"Kak, Harsa!" Ucap seorang gadis menghampiri Harsa. Gadis itu tersenyum cerah, tak bisa menutupi rasa bahagiannya.

"Oh, hi, Lia."

"Aku kira kak Harsa belum dateng, tadi aku nyariin Kakak."

"Ah, gue baru dateng."

"Ohhhh... aku seneng ada kak Harsa di sini. Jadi, gak bosen."

Harsa hanya tersenyum, Ia tahu, Lia, adik tingkatnya di Kampus cukup sering mendekatinya. Meski tak nyaman, Harsa nyaris tak pernah sengaja menjauh.

"Eh, ada Lia." Ucap Benneth, kembali dengan dua gelas alkohol. "Mau?" Tawarnya.

"Enggak kak Ben,"

"Lo pasti pengen ngobrol sama Harsa ya? Emang Lo sesuka itu sama Harsa?" Celetuk Benneth, membuat situasi menjadi cukup canggung.

Harsa menghembuskan nafas, melirik hal di sekitarnya seraya meneguk alkohol di tangan.

"Emang keliatan ya Kak? Habis kak Harsa ganteng banget, siapa yang gak suka? Lagian Kak Harsa juga gak punya pacar, iya kan, Kak?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Emang keliatan ya Kak? Habis kak Harsa ganteng banget, siapa yang gak suka? Lagian Kak Harsa juga gak punya pacar, iya kan, Kak?"

Uhuk!

To be continued...

Merindu SenduWhere stories live. Discover now