Chapter 1 - Your Gift

557 65 68
                                        

[15 tahun yang lalu]

JAGAM HIGH SCHOOL

Bunyi khas tetesan air hujan yang turun tiba-tiba saat musim panas, mengiringi suara gaduh yang perlahan senyap ketika seorang guru berjalan memasuki kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi khas tetesan air hujan yang turun tiba-tiba saat musim panas, mengiringi suara gaduh yang perlahan senyap ketika seorang guru berjalan memasuki kelas.

Suasana tenang yang terjadi saat itu membuat tiap murid terlihat fokus mendengar penjelasan rumus yang digunakan untuk memecahkan soal-soal rumit, kecuali siswa di barisan paling belakang.

Meski yang sedang mengajar di depan sana adalah guru paling kejam di sekolah, tidak menghentikan lelaki itu memperhatikan gadis cantik di sampingnya.

Tubuh lelaki itu bersandar penuh pada meja, dengan telapak tangan menopang dagu. Matanya seolah terpaku, tidak bisa lepas dari tatapan lembut sang gadis yang sekarang terlihat sedang menahan kepalanya dengan lipatan lengan di atas meja.

Mereka berdua saling membalas senyuman tanpa peduli hukuman apa yang akan didapat, jika guru itu menyadari apa yang mereka lakukan sekarang.

Sesekali gadis itu tertawa pelan saat tersadar mereka hanya berdiam diri menikmati manik indah masing-masing.

Keduanya semakin tidak bisa melepaskan pandangan setelah lelaki itu ikut melipat lengannya di atas meja dan meletakan kepalanya di sana.

"Sunjae-yaa." Bisikan lembut Im Sol hanya dibalas dehaman singkat dengan tangan Sunjae yang terulur membelai surainya, menyisir lembut beberapa helai rambutnya kebelakang telinga. Ia tersenyum tipis dan perlahan memejamkan mata, menikmati usapan lembut jemari Sunjae di pipinya.

Im Sol tersentak, begitu mendapati jarak wajah Sunjae terlalu dekat dengannya saat ia membuka mata setelah mendengar bel istirahat.

Sunjae mengangkat sebelah alisnya, ketika Im Sol menggeleng dan perlahan menjauhkan diri.

"Menu makan siang hari ini, ada susu stroberi sebagai bonus dengan persediaan terbatas. Lebih baik kita ke sana sekarang, sebelum susu itu habis." Berdiri dari tempat duduknya, Im Sol menggenggam tangan Sunjae dan menariknya perlahan.

Sunjae mendengus dengan senyum tipis, membiarkan tubuhnya di bawa Im Sol menuju tempat favorit mereka ketika istirahat.

Suara riuh siswa di lapangan, seakan memudar terganti oleh tawa keduanya yang mengudara di sepanjang lorong menuju kantin. Mengabaikan rasa heran yang sempat ia rasakan saat melihat kerumunan di luar sana, Im Sol lebih tertarik dengan kedua lesung yang muncul di pipi Sunjae. Obrolan mereka terus mengalir tanpa melepas kaitan tangan, seolah tidak peduli dengan pandangan murid lain di sekitarnya.

Langkah Im Sol terhenti setelah mendapati suasana kantin yang tampak sepi. Memang bukan hal baru baginya menemukan keanehan yang terjadi di sekolah, namun ia baru pertama kali melihat beberapa siswa berkumpul di satu meja dengan orang-orang bersetelan jas hitam yang berdiri di setiap sudut kantin.

VÆLGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang