04. we can learn to love again

38 6 0
                                    

Just Give Me a Reason untuk menemani FEAR hari ini. Selamat membaca.

Jika melihat pada beberapa tahun yang lalu, Jean tak pernah merasa pelik terhadap pasangannya sendiri, Jaemin. Tidak ada yang kurang dari pria itu, bahkan sampai detik ini, kasih sayang tetap sama—ah, tidak. Kasih sayangnya bahkan semakin besar.

Namun wanita Kim itu tetap tak memahami bagaimana bisa rumah tangganya dihadapkan dengan masalah yang cukup rumit. Dimulai dari masalah kesehatan mentalnya, penjagaannya pada Jeremy sebagai seorang ibu, hingga teka-teki yang berasal dari anonim, orang yang tak ingin mengungkap identitasnya.

Beruntungnya, Maldives yang indah akan pantai di bawah bulannya mampu menetralisir apa yang Jean rasakan detik ini.

"Mama."

Suara tenang itu menarik pandangan Jean. Ia tersenyum, "kamu gak tidur?"

"Kamu sendiri?" Jaemin yang membalut dirinya dengan piyama putih membalik pertanyaan itu sebelum duduk persis di sebelah Jean. "Ini udah jam 11 dan ranjangku kosong sebelah."

Kali ini Jean tersenyum menggelitik. "Maaf, pantainya terlalu cantik."

"Daripada aku?"

"Kamu ganteng." Jaemin tertawa. Senang, bangga, melayang di atas rasa syukurnya karena Jean membalas ucapan itu dengan sangat baik. "Kamu kepikiran sesuatu?"

Jean beralih melihat rembulan, menarik nafas dalam sesaat sebelum menjawab segalanya. "Aku bingung, Najae."

Jarang-jarang Jaemin bisa mendengar panggilan itu lagi. Selama memiliki Jeremy, Jean terbiasa memanggilnya papa atau hanya Na.

"Aku adalah perempuan yang punya banyak kekurangan. Kamu tahu kan, awal kita ketemu, aku mengandung anak seseorang. Mengandung Kim Nana."

Kali ini Jaemin tidak ingin membantah, sepertinya Jean ingin melontarkan apa yang ada di kepalanya. Sepenuhnya. Tanpa ada sergahan apapun darinya.

Baik pernikahan itu telah berjalan beberapa tahun, sebuah pasangan memerlukan sesi seperti ini.

"Kamu terima aku, membantu aku, hidup berdampingan dengan aku dan Nana. Meski dia belum sempat lahir dan hadir bersama kita. Kamu selalu bersama aku, membangun detak jantung yang belum pernah aku rasakan selama hidupku."

"..."

"Kamu segalanya bagi aku, Najae. Kamu itu—gak akan pernah ada duanya. Bahkan ketika aku melahirkan Jeremy, aku takut."

"Takut kenapa, Ca?"

"Aku takut aku gak bisa bertahan dengan rasa sakit melahirkan, dan gak bertemu kamu lagi."

"..."

"Kamu bahagia gak selama menikah dengan aku, Na?"

Jaemin menyandarkan tubuhnya dengan baik. "Semua yang aku jalani dengan kamu punya banyak rasa, Ca."

Kali ini, Jean yang ingin menjadi pendengar.

"Aku gak butuh alasan yang berat untuk mencintai kamu. Dan aku bertaruh, aku gak akan punya alasan untuk meninggalkan kamu kecuali aku pergi selamanya dari dunia ini."

Jean merasakan hatinya patah ketika mendengar tentang kematian. Hal yang tak pernah menjadikan siapapun siap akan hal itu sekalipun benar-benar telah dipersiapkan.

"Kamu sudah melahirkan anakku bahkan ketika dokter pernah memvonis kita akan sulit memiliki keturunan. See? Kita gak akan pernah tahu takdir. Jadi yang bisa aku lakukan sekarang adalah memilih."

"..."

"Dan apapun alasannya, aku akan tetap memilih kamu."

Mata Jean seolah memperlihatkan genangan air yang berusaha dibendungnya. Kriminal rasanya jika dia lebih mempercayai orang yang bahkan tak tahu siapa identitasnya dibanding suaminya sendiri.

"Tapi, Na. Kalau suatu hari nanti aku berkata aku gak cinta kamu lagi."

"..."

"Kamu akan bagaimana?"

Jaemin sedikit membungkuk ke depan, menopang kepalanya untuk sesaat lalu menahan sudut bibirnya hingga membentuk gembungan bak roti pada pipinya.

Menyadari pertanyaan terlalu sensitif, Jean menggelengkan kepalanya. "Maaf, aku cuma—"

"Kalau itu terjadi,"

"..."

"Aku rasa sebelum kita bersama, kita pernah gak memiliki perasaan satu sama lain. Kan?"

"..."

"Dan, kalau memang kamu akan berhenti mencintai aku, nanti—aku tetap ingin bersama kamu."

"..."

"Karena kita bisa belajar untuk saling mencintai lagi."

Pria itu kembali berhasil memeluknya dalam diam.

"Ini jawabanku, sebagai orang yang sudah berjanji untuk menjaga dan melindungi kamu. Seumur hidupku."

To be continue...

FEAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang