9

435 102 12
                                    

Lanjut........



Sabtu yang mendung menghiasi langit taman kota Thailand tempat dimana Freen sedang duduk di rerumputan sambil membaca buku. Wanita itu terlihat sedang membaca buku novel dengan tenang, mengabaikan suara riuk kota yang terdengar kencang.


Ini sudah memasuki kunjungan ke delapan sejak El meminta Freen untuk mendatangi taman kota, namun Freen masih belum melihat Eliana dan itu menyebabkan rasa kecewa perlahan mulai timbul dari hari ke hari di dalam hati Freen...

Freen ingin bersama Eliana, namun jika Eliana saja tidak ingin menerima Freen. lalu mengapa Freen harus berjuang sendiri seperti orang bodoh yang tak tau diri...?


"Hahahha bodohnya aku, hanya karna wajahnya terlihat sama aku sampai mengorbankan semua yang ada padaku... "
Batin Freen memadang langit


Tes..... Tes.... Tes......



Rintik Hujan perlahan turun membasahi taman kota membuat Freen mendongak ke atas merasakan air hujan yang turun membasahi wajahnya, Entah kenapa hujan hari ini seolah-olah mendukungnya untuk bersedih.. Freen terdiam lalu tak lama air mata perlahan turun membasahi wajah bersama derasnya rintik hujan.


Freen merasa kecewa, sedih dan marah... Entah berapa lama lagi dia Sanggup bertahan namun kali ini Freen ingin melampiaskan sedikit emosinya kepada  hujan deras yang mulai turun bersamaan dengan suara petir yang menggelegar di taman kota.... 



Wanita itu perlahan meringkuk menjadi bola, berteriak melampiaskan kesedihannya.......












.
.
.
.

"Da-Dady..... ~~~"

"Hmm.....? "

"Ke-kenapa di sini sakit sekali.. Hiks.. "
Isak Eliana sambil menunjuk hatinya


ini adalah kali pertama bagi El menyaksikan dengan matanya sendiri, ada seseorang yang mau berkorban untuknya selain Becky.

Melihat Freen hancur membuat hatinya  sakit, sangat sakit sehingga anak kecil itu tak mampu menjelaskan apa yang saat ini tengah dirasa..

Tentu saja di kala hujan deras yang mengguyur Eliana dan Becky masih menjaga Freen, mereka tak pernah absen memandangi Freen dari kejauhan untuk menjaga dan melindunginya hingga wanita itu pulang ke rumah dengan selamat.

Namun saat ini Eliana masih denial dengan perasaannya sendiri..... Apakah ia harus menyusul Freen...? 


"Dad... A-aunty masih belum pulang"
Ucap El dengan gelisah sambil melihat Freen dari dalam mobil

"Itu karna aunty menunggumu Baby... "
Jawab Becky dengan tenang

"Ta-tapi... A-apakah aunty akan sakit jika terus berdiam diri di sana daddy. "
Tanya Eliana Cemas...


"Sepertinya daddy tidak perlu menjawab pertanyaanmu sayang..... "
Jawab Becky

"Yang bisa membuat aunty Freen beranjak dari sana adalah kamu sendiri El"
Lanjut Becky...


Eliana berfikir keras... Berdebat dengan dirinya sendiri antara harus menyusul atau memilih untuk tetap diam dan mengawasi Freen dari jauh...?

Hati dan fikirannya berperang saling meluluhkan satu sama lain, sementara Becky tidak bicara apapun dan lebih menyerahkan keputusan penuh kepada Eliana.


Lama El berdiam mengawasi Freen hingga tak lama, tangan gadis mungil itu perlahan mulai memegang gagang mobil dan bersiap membuka. Becky tersenyum dan langsung mengambil payung untuk melindungi El dari hujan, namun ketika El sudah bersiap menekankan gagang pintu di detik yang sama pula Freen berdiri dan berjalan meninggalkan taman kota dengan tubuh yang terlihat sempoyongan.......



El terdiam, kecewa dengan dirinya sendiri yang dianggap lambat dalam mengambil keputusan... Dengan mata yang berkaca-kaca gadis mungil itu melihat Becky seolah-olah sedang menyampaikan rasa kecewa yang amat dalam.... Becky hanya bisa tersenyum lembut lalu menarik Eliana kedalam dekapannya kemudian Becky menjalankan mobilnya menyusul Mobil Freen yang sudah melaju cukup jauh...


Di sepanjang perjalanan, Eliana terus menangis, merengek di curuk leher Becky.. El sangat menyesal, mengapa dia lambat menyadari jika perasaan Freen benar-benar tulus dan tidak mempunyai maksud apapun.....?


Rasa trauma yang disimpan anak itu ternyata sangat besar hingga membuat El buta terhadap kesungguhan Freen. Untuk pertama kalinya El gagal dalam mengambil keputusan dan itu menghancurkan dirinya...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari senin..

Pagi ini Eliana bangun lebih awal dan bersiap pergi ke sekolah. El berlari menuruni tangga dengan seragam lengkap membuat Becky kebingungan melihat tingkah aneh putrinya.. Biasanya El akan selalu merengek  tak ingin masuk sekolah namun kali ini El bahkan bangun lebih awal dan menyiapkan segala keperluan sekolah sendiri...



"Daddy!! Ayo pergi sekolah... "
Ucap Eliana antusias

"Sayang ini baru jam 6 pagi bahkan daddy masih belum selesai menyiapkan sarapan"
Jawab Becky...


"Duduklah dengan tenang, setelah sarapan daddy akan mengantarmu"
Lanjut Becky



Mereka makan dengan cepat karna sepanjang waktu El terus merengek minta diantar ke sekolah. Becky hanya pasrah menuruti permintaan putri kesayangannya, selain itu Becky tau alasan Eliana ingin cepat  pergi sekolah adalah untuk melihat dan memastikan jika Freen baik-baik saja. Becky juga menyadari jika kantung mata El sedikit membengkak dan menghitam akibat tidak bisa tidur karna memikirkan Freen.



Sesampainya di sekolah Eliana segera berlari masuk kedalam kelas sebarin menunggu Freen, wajahnya berseri-seri tak sabar menanti kehadiran orang yang dikhawatirkan beberapa waktu yang lalu..




Menunggu......





Dan terus menunggu........







Namun orang yang di tunggu tak kunjung datang, membuat rasa cemas semakin besar dan terlihat...





Ternyata hingga di akhir kelas hanya ada miss Orn sendirian mengajar anak-anak Tk. Ketika kelas telah selesai Eliana langsung membereskan semua barang yang ada di atas meja lalu berlari mengejar mis Orn yang hendak kembali ke kantor...




"Ummm Mis Orn"
Panggil Eliana Lembut



Miss Orn terkejut ketika mendengar suara  Eliana, karna selama ini El tidak pernah menyapa miss Orn dan EL hampir tidak pernah mengeluarkan suaranya saat sedang ada di kelas..

.

"Hmm? Ada perlu apa Eliana.... Ada yang ingin El tanyakan? "
Tanya miss Orn Lembut



"Ummm....
Kenapa miss Freen tidak mengajar hari ini..? "
Tanya Eliana sambi menundukkan kepalanya



Miss Orn hanya tersenyum lalu mensejajarkan dirinya dengan Eliana...



"El tenang saja..... Miss Freen hari ini tidak masuk sekolah karna sedang tidak enak badan.. Mungkin sekitar 2 sampai 3 hari lagi El akan kembali melihat Miss Freen"
Jawab Miss Orn sambil membelai kepala Eliana








Deg........







Seketika El merasakan sebuah batu besar menghantam hatinya dengan keras...








BENANG MERAH (BECKFREEN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang