~Chapter 3~

3 1 0
                                    

1 Hour Later
International Departure Gate
Narita International Airport, Tokyo...

"Arigatou gozaimasu" Zanetti mengucapkan terima kasih setelah membayarkan tarif taksi pada sang supir di Drop Off Zone gerbang Keberangkatan Internasional, tentunya dalam keadaan seluruh barang sudah diturunkan. Sang supir pun kemudian lekas pergi setelah itu.

"Pesawat kita berangkat pukul 22:10 malam, sementara sekarang sudah pukul 6 sore" gumam Zanetti sambil melakukan crosscheck antara jam keberangkatan menuju Milan di tiket dan waktu di arlojinya saat ini.

"Itu artinya kita hanya punya waktu bebas selama 2 jam dattebasa" sebal Boruto karena itu artinya mereka berdua hanya punya waktu bebas selama 2 jam saja.

"Mau bagaimana lagi?. Memang sudah aturan NTSB kalau boarding keberangkatan Internasional sudah harus dilakukan 2 jam sebelum jam keberangkatan sebenarnya. Oh iya, bagaimana kalau kita manfaatkan 2 jam bebas ini untuk belanja jersey sepakbola seperti yang kemarin dan tadi pagi mau kau lakukan" pasrah Zanetti, walaupun ia kemudian mengide untuk membelikan jersey sepakbola untuk Boruto seperti yang sudah dilakukan anak angkatnya itu kemarin dan hampir saja pada pagi tadi.

"Apakah boleh, Padre?" tanya Boruto memastikan dengan mata berbinar.

"Tentu saja, tetapi setelah kita check-in" Zanetti mengiyakan, dimana mereka berdua akan melakukannya setelah check-in.

'NGRUUUUUUK'/ 'NGRUUUUUUK'

"Mungkin setelah makan malam juga. Tidak apa-apa, kita akan makan di VIP Lounge milik Fly Emirates. Kita akan naik itu ke Italia" Namun, perut keduanya yang sudah keroncongan minta diisi membuat Zanetti berubah pikiran. Namun Boruto tak masalah, karena toh dia juga sudah lapar. Zanetti dan Boruto pun kemudian berjalan menuju konter tiket salah satu maskapai asal Uni Emirat Arab untuk memesan kursi dan mencetak tiket sebelum kemudian lanjut menuju VIP Lounge milik maskapai yang memang menjadi fasilitas para pemesan tiket First Class.

Not That Long Later
Fly Emirates VIP Lounge...

Sejauh mata memandang, tidak ada pemandangan lain selain beragam hidangan yang disajikan secara fine dining dan beragam minuman baik jus maupun miras yang disajikan secara premium. Dari meja, Boruto memang nampak lapar mata melihat semua itu. Namun untungnya, ia bisa menahan godaan itu karena sudah diajari oleh para kakak asuhnya untuk jangan rakus ketika makan.

"Sudah menentukan makan malam mu, Boruto?" tanya Zanetti pada Boruto yang masih melihat-lihat menu di buku menu fine dining nya.

"Sudah Padre, aku ingin pangsit yang berendam di saus hijau yang nampak seperti rawa ini" jawab Boruto seraya menunjuk ke sebuah pangsit kuning keemasan, yang sebenarnya adalah Ravioli.

"Sudah Padre, aku ingin pangsit yang berendam di saus hijau yang nampak seperti rawa ini" jawab Boruto seraya menunjuk ke sebuah pangsit kuning keemasan, yang sebenarnya adalah Ravioli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"That's a ravioli young sir, you describe it nicely. Indeed it looks like a dumpling. But actually, it's a pasta dough filled with here.. mince beef and aromatics which then covered and boiled to perfection" beritahu sang pelayan kalau menu yang akan dipesan Boruto itu bernama Ravioli.

"Mi Propria Manera De Redimir Lo Que He Hecho"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang