Begitu Sandra keluar dari lift dan berdiri di kubikel kerja miliknya dan Lucas, gadis itu langsung disambut dengan teriakan nyaring yang terdengar dari ruangan Jude. Lelaki itu sedang dalam suasana hati yang buruk sepertinya. Belum ada satu menit berdiri, pintu ruangan Jude terbuka kasar, menyentak Sandra dan membuat gadis itu mengangguk.
"Morning Pak." Suara Sandra distel selembut mungkin, berusaha tak terdengar terlalu ceria seperti biasanya.
"Kau baru datang? Astaga kau sudah terlambat di hari pertama kerja?" Sergah Jude dengan wajah kesalnya.
Menarik nafasnya Sandra tersenyum, "Saya sudah datang dari tadi pak, ke ruang HR dulu ambil kartu pegawai dan kartu akses. Bapak butuh bantuan?"
"Buat draft meeting dari data Lucas. Saya dan Lucas akan ke lapangan." Ucapnya berlalu.
Sementara dibelakang Jude, Lucas mengikuti dengan wajah sebal yang begitu ketara. "Nanti gue wa ya." Ucapnya berlalu sebelum Jude meneriakinya.
Okay, ternyata benar yang dikatakan Max, Jude memang seperti setan, tapi karena dia tampan dan seksi jadi bisa dimaafkan.
--
Seharian ini tak banyak yang Sandra lakukan selain menyiapkan draft materi meeting untuk Jude lakukan malam nanti. Lelaki itu akan meeting dengan beberapa stakeholder dari beberapa kementrian dan dilaksanakan secara online malam nanti. Di lantai tiga puluh tujuh, Gadis itu merasa bosan setelah draft meetingnya selesai dan tidak ada yang bisa dia lakukan selain mencuri-mencuri untuk membaca novel maupun menonton netflix documenter sambil menunggu dessertnya datang.
Ya gadis itu memesan dessert box menjelang jam tiga sore karena dia merasa bosan.
Sandra tengah asik menikmati dessert box nya ketika lift berdenting dan terbuka. Muncul Jude dengan langkah lebarnya mengejutkan Sandra membuat gadis itu segera berdiri dan menyapa tetapi justru menjatuhkan sesuap coklat di blazer putihnya.
"Shit!" Seru gadis perlahan sambil mencoba membersihkan coklatnya.
"Kau mengumpatku?" Jude berhenti menatap selidik pada Sandra, membuat gadis itu menggeleng cepat.
"Ngga pak, bukan, ini coklatnya jatuh." Jelas Sandra.
Jude menatap tangan Sandra yang menunjuk noda coklat di blazernya. "Cepat berkemas tiga puluh menit lagi kita akan afternoon tea bersama perwakilan dari Samsonite Group."
"Saya ikut? Bapak ngga sama Lucas?"
"Lucas masih di lokasi proyek, bawa map hijau yang Lucas siapkan." Ucapnya sebelum menutup pintu ruangan dengan keras.
Umpatan Sandra semakin tak berhenti ketika dia menyadari bahwa tidak mungkin dia mendampingi Jude dengan kondisi bajunya yang terkena tumpahan coklat. Dia tidak mungkin juga mengajak Jude untuk mampir ke rumahnya mengambil blazer baru kan?
Berpikir cepat akhirnya Sandra akhirnya melepas blazernya, perduli setan dengan blouse tanpa lengan yang dia pakai. Melepas scarf yang melilit di tas tangannya, dan memasangkan di lehernya.
"It's okay, Summer Style." Bisik Sandra meyakinkan diri.
Gadis itu membaca pesan yang dia terima dari Lucas. Lelaki itu menginformasikan pada Sandra bahwa afternoon tea sore ini adalah rencana awal pembahasan mengenai proposal proyek yang akan dikembangkan oleh Samsonite group dan perusahaan mereka. Lucas juga memberitahukan apa saja yang harus Sandra bawa.
Setelah mengecek kelengkapannya Sandra memasukkan kacamata cadangan milik Jude dan mematut penampilannya dicermin kecil yang disimpan di kubikelnya sebelum akhirnya mengetuk pintu ruangan Jude.
"Pak? Saya sudah siap." Ucap Sandra ketika gadis itu mengetuk pintu dan membukanya perlahan.
Jude mengangkat pandangannya dari layar laptopnya, melepas kacamata dan mengangkat sebelah alisnya. "Kamu pakai baju itu?"
Mengangguk ringan, Sandra masuk ke ruangan Jude dan berdiri dalam jarak yang bisa membuatnya menatap Jude duduk di kursinya dengan meja begitu kokoh dan penampilan sempurna ditengah ruangan yang begitu maskulin, dibelakangnya kota Jakarta terlihat begitu indah meskipun berpolusi.
"Ngga ada baju lain?"
"Darurat pak, dari pada saya pakai blazer putih saya? Kotor terkesan tidak profesional. Kalau ini kan, bisa dibilang Summer Style." Jawab Sandra yang hanya dijawab oleh gelengan ringan Jude.
Jude sedang merapikan laptopnya dan bersiap memakai Jas nya kembali ketika dia menyadari Sandra tengah bersandar di pintu ruangannya sambil menatap dirinya penuh minat. Gadis itu melipat kedua tangannya, kakinya yang jenjang terbalut kulot putih dan entah heels merk apalagi yang gadis itu gunakan. Kulit lengannya yang terlihat halus terkspose sempurna.
Sandra tidak sadar ketika tiba-tiba Jude berdiri dihadapannya, membuatnya mengerjap. "Gimana pak?"
"Kamu kenapa liatin saya begitu?"
"Ngga, ngelamun aja saya."
Memimpin langkahnya, Jude dan Sandra memasuki kift berdua. Hening tak ada percakapan apapun diantara keduanya, tapi pandangan mereka saling bertumpu di pantulan lift dan entah mengapa hal tersebut membuat Sandra berdebar.
Ah dasar hati recehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESSERT
RomanceSandra baru saja menyelesaikan study nya ketika Lucas -sahabat kakaknya menawarkan posisi untuk menjadi second secretary ditempat lelaki itu bekerja. Lucas sudah kewalahan mengatur dan mendampingi bos-nya Jude Alexandre.