"Pak, Bapak ngga ada niatan nambah sekretaris pak? Saya overload banget nih pak. Minimal ada satu yang stand by disini, nah saya ngekorin bapak kemana-mana." Ucap Lucas saat lelaki itu baru saja menyelesaikan meeting bersama Jude -boss nya dan beberapa stakeholder untuk membahas proyek baru.
"Kamu udah ngga mau jadi sekretaris saya?" Jude melirik Lucas dari balik kacamatanya.
Lucas berdecak, "Bukan gitu pak, Jadwal bapak makin gila-gilaan. Saya butuh backup pak."
Melepas kacamatanya Jude memijit pangkal hidungnya. Lelaki empat puluh dua tahun itu meregangkan tubuhnya. "Kamu ada rekomendasi?"
"Bapak mau perempuan?"
Jude melirik Lucas, "Kamu nawarin apa? Sekretaris perempuan atau apa?"
"Bapak butuhnya apa?" Lucas menaik turunkan alisnya.
"Americano panas satu." Gumam Jude sambil memainkan ponselnya. "Soal orang yang backup kamu. Atur aja kamu bisa minta ke HR. Kalo ada rekomendasi bawa aja."
--
Sesi pilates yang Sandra lakukan baru saja berakhir. Gadis itu sedang melakukan pendinginan sambil menyeka keringat yang menetes diseluruh tubuhnya. Ponselnya berdering, sebuah pesan masuk dari Lucas -sahabat kakaknya yang menjadi sekretaris CEO di sebuah perusahaan swasta multinasional.
Lucas
Princess Hadinata,
Mau kerja ga? Apa mau jadi nyonya wanna be?Sejak menyelesaikan pendidikan S1 nya dan resmi wisuda dua minggu lalu, Sandra sudah heboh mencari lowongan pekerjaan. Meskipun sebenarnya gadis itu tidak terlalu butuh uang dan bisa saja bekerja di perusahaan papanya.
Sandra
Lu ada lowongan apa?
Mau dong kerjaaaa.. ngga mau minta uang papa mama terusLucas
Sekretaris di kantor aku. Kita ngurusin bos yang sama. Sebiji tapi udah ga ketolong sibuknya!!Sandra
Itu yakin sebiji?
Yah cacat dong kalo cuma satu bijinya.
WkwkwkwkLucas
Otak lu ya bocah!
Bisa-bisanya.
Yauda ntr balik kerja gue ke tempat lu.Memacu mobil mungilnya, Sandra bersenandung ringan melewati jalanan Jakarta yang padat seperti biasa. Gadis itu sudah terbiasa dengan kondisi paling memuakkan di Jakarta. Termasuk ketika dia harus menyetir sendiri terjebak macet dari Cipete menuju UI dihari dia harus mengikuti sidang skripsi.
Mobil Sandra berbelok di salah satu cafe mungil di Kemang. Hari masih belum menjelang makan siang ketika Sandra turun dan memakai outer tipisnya untuk menutupi sport bra dan legging yang dia pakai.
Dessert untuk mengawali paginya yang sudah kesiangan.
Cafe tersebut masih sepi, hanya satu orang wanita paruh baya duduk sendiri sambil memainkan ponsel ketika Sandra datang menuju kasir. Penampilan gadis itu masih cukup rapi setelah Ella -pelatih pilatesnya menghajar semua otot ditubuhnya hingga gadis itu merasa kesulitan bergerak.
"Mau air mineral satu dan slice cake yang ini ya. Dine in aja." Ucap Sandra menyebutkan pesanannya.
Dessert for life! Begitulah motto gadis itu. Jika orang memilih tidak bisa tanpa kopi maka Sandra memilih tidak bisa hidup tanpa Dessert.
Setelah menyelesaikan pembayarannya, Sandra bergeser ke counter sebelah menunggu pesanannya siap sambil memainkan ponselnya ketika seorang lelaki dengan polo shirt putih dan celana senada berdiri disampingnya untuk memesan kopi.
Lelaki itu tinggi, sangat. Mungkin hampir dua meter dengan kulit kecoklatan dan rambut coklat bergelombang, ada sisa aftershave di wajahnya dan tangannya cukup kekar dan keras. Menarik! Tapi dia terlihat sangat dewasa, Sandra pikir mungkin dia tiga atau empat tahun lebih tua dari Max -kakaknya.
"Bisa non tunai?" Wow suaranya dalam dan berat menggelitik Sandra dan membuatnya tidak bisa untuk tidak melirik lelaki disampingnya.
Ganteng banget!
"Maaf pembayaran non tunai nya sedang bermasalah. Bisa tunai saja ya." Petugas kasir yang tadi melayani Sandra menjawab.
Lelaki tampan tadi terlihat berpikir sebentar sebelum akhirnya menatap Sandra yang hampir meninggalkan counter karena slice cake pesanannya sudah ready, "Sorry girl. Bisa aku pinjam uang cash? Nanti aku akan mentransfernya padamu."
Menatap penuh selidik Sandra justru mendapati dirinya terbuai menatap mata coklat terang dihadapannya. "Ya?"
"Aku pinjam seratus untuk bayar kopi. Setelah ini aku akan mentransfermu." Ulang lelaki tadi.
"Okay." Sandra mengeluarkan pecahan seratus ribu yang dia selipkan dibalik phone case nya.
"Tunggu aku akan segera mentransfermu." Ucap lelaki tadi beralih ke kasir dan Sandra mengambil duduk disalah satu sudut dekat dengan jendela. Menikmati slice cake dan menonton Emily in Paris di aplikasi ponselnya.
Lelaki yang meminjam uang Sandra kembali menghampiri gadis itu, mengangsurkan ponselnya, mengiterupsi kegiatan Sandra menonton film. Gadis itu menegakkan duduknya dan menarik outernya, menutupi perutnya yang terbuka. "Ada apa?"
"Tulis nomor rekeningmu."
Sandra ber-oh lalu mengambil ponselnya, mengetikkan deretan angka dan menyerahkan pada lelaki tadi. "Sandra Evaline Hadinata."
Lelaki itu mengetikkan beberapa hal lalu memperlihatkan bukti transfer. "Sudah ya."
"Jude Alexandre Horizon, sudah masuk." Jawab Sandra.
"Thank you." Ucap lelaki itu yang langsung pergi sebelum Sandra menjawab ucapan terima kasihnya.
Sandra mengikuti gerakan lelaki yang berjalan dengan langkah lebar dan memasuki Land Cruiser hitam yang membuat mobil nya terlihat mungil disamping mobil lelaki itu. Uh, sepertinya perlu dicatat lelaki matang dan tampan itu bernama Jude-Alexandre-Horizon.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESSERT
Roman d'amourSandra baru saja menyelesaikan study nya ketika Lucas -sahabat kakaknya menawarkan posisi untuk menjadi second secretary ditempat lelaki itu bekerja. Lucas sudah kewalahan mengatur dan mendampingi bos-nya Jude Alexandre.