Drrtt
Drrtt
"halo ayah"
"segera ke mashion sekarang"
Bip
Sasuke menatap hp miliknya dengan wajah datarnya, dirinya mengetahui siapa pelaku yang membuat ayahnya sampai menelepon.
Sasuke sekarang sedang berada di depan mashion uchiha, berjalan masuk ke dalam mashion tersebut, melihat hinata yang sedang menangis sambil di tenangkan oleh izumi dan ayahnya.
"apa yang kau lakukan pada istrimu, membuatnya malu di depan umum dan membela pembunuh ibumu"fugaku dengan marah, menatap tajam ke arah sasuke.
"ayah tak menyangka, kau memperkerjakan pembunuh ibumu di perusahan itu"
"sasuke apa kau di guna-guna olehnya sampai membiarkan dirinya bekerja di sana" ucap itachi yang kebetulan juga, berada di sana.
"sasuke-kun sudah tak mencintaiku lagi ayah, kak izumi dan kak itachi" hinata kembali menangis dengan kuat membuat mereka semus seketika mengalihkan perhatian mereka ke arah sasuke.
"apa ini yang menjadi alasan, kau tak ingin memiliki anak dengan hinata sasuke"tanya fugaku dengan curiga.
"apa kalian sudah selesai bicaranya" tanya sasuke dengan dingin.
Mereka bertiga tampak begitu geram dengan ucapan sasuke.
"pertama, hinata sendiri yang mempermalukan dirinya di dalam perusahaan itu, dia dengan cerobohnya langsung menampar sakura di depan umur saat para karyawan berada"
"tapi kau selingkuh sasuke, kenapa kalian berdua harus bermesraan di depan umum" ucap hinata.
"apa kau ada bukti hinata, bila aku selingkuh"
Deg
Hinata langsung terdiam seketika.
"kedua, dia bekerja di perusahaan itu sudah sejak lama ayah, sebelum perusahaan itu ku beli dari pemilik sebelumnya"
"kenapa kau tak langsung pecat saja dia sasuke" ucap fugaku.
" tak bisa semudah itu ayah, dia adalah karyawan teladan tahun ini dan bila aku memecatnya tiba-tiba, rumor buruk tentangku akan tersebar" bantah sasuke memberikan penjelasan pada fugaku.
"ayah tidak mau tahu, kau harus memecat dirinya"
"itu perusahaanku dan bukan milik ayah, jadi terserah diriku" setelah sasuke mengatakan hal itu, dirinya langsung pergi meninggalkan mashion tersebut tanpa memperdulikan teriakan hinata yang memanggil dirinya.
Sasuke sekarang butuh mencari ketenangan, dirinya cukup frustasi dengan kelakuan hinata yang sering sekali mengaduh pada ayahnya, membuat sasuke semakin tidak suka dengan sifat hinata.
Entah bagaimana, sifat polos dan anggunnya dulu bisa berubah seperti ini.
Sakura sekarang sedang berada di supermarket, tempat kerja keduanya.
Sakura merasa tubuhnya semakin tidak mampu lagi untuk berdiri bahkan kepalanya semakin terasa pusing, namun dirinya harus tetap berusaha untuk kuat karna dirinya harus mengumpulkan uang agar bisa pergi dari tempat ini.
Seseorang dengan kasar menaruh belanjaannya di hadapan sakura, yang sedang menunduk akibat pusinh di kepalanya.
Dengan wajah pucatnya, sakura mengangkat kepalanya dan terlihat kakaknya sasori bersama ibunya berada di hadapannya.
"cepat di hitung, kami lagi buru-buru" perintah sasori dengan nada dinginnya.
Sakura melihat di meja kasir yang lain ternyata sedang penuh, akhirnya dengan terpaksa mulai menghitung barang-barang tersebut.
Kepala sakura semakin berputar membuat darah seketika menetes dari hidungnya mengenai belanjaan tersebut.
Sakura dengan cepat menyeka darah itu dan mengambil tisu yang berada di sakunya dan mengelap darah tersebut.
Mebuki dan sasori yang melihat hal itu seketika terdiam, menatap sakura yang sedang menyeka darah di hidungnya.
Dengan sisa tenaga yang di milikinya, sakura menyelesaikan semunya sampai pada pembayaran uang tersebut, sakura langsung kehilangan kesadarannya dan terjatuh pingsan.
Semua yang melihat hal itu seketika panik, dengan ceoat mebuki menghampiri sakura dan mencoba untuk membangunkannya namun hal itu sia-sia, sampai sasori langsung menggendongnya dan membawa sakura menuju rumah sakit.
Sasori bisa merasakan suhu tubuh sakura yang begitu panas bahkam nafas berat yang terdengar dari hidungnya.
Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung menangani keadaan sakura. Sedangkan mebuki dan sasori sedang duduk menunggu dokter, setelah memeriksa sakura.
Entah kenapa mereka, merasa bahwa dokter yang memeriksa kondisi sakura begitu lama keluarnya membuat ada rasa sedikit kawatir di hati mereka.
Saat dokter itu keluar, ternyata sakura juga ikut bersama dokter tersebut sambil berjalan menghampiri mebuki dan sasori.
"terima kasih atas bantuan anda, membawa saya ke rumah sakit" sakura dengan nada datarnya membungkukan padannya ke arah kedua orang itu, membuat keduanya hanya bisa terdiam melihatnya.
Sakura langsung izin pamit dari tempat itu sambil berjalan menuju ruang administrasi untuk membayar.
"biar saya saja yang membayarnya" ucap sasori sambil mengeluarkan dompetnya.
Namun sakura dengan cepat menyerahkan kartunya dan langsung membayar biayanya sendiri.
"tidak usah tuan, biar saya bayar untuk diri saya sendiri" setelah mengatakan hal itu, sakura langsung pergi dari tempat itu, berjalan meninggalkan keduanya.
Mebuki yang masih melihat dokter itu, masih ada pun, langsung menahan tanganya.
"dok, bagaimana keadaan sakura"tanya mebuki penasaran.
"maaf, nyonya pasien meminta saya untuk merahasiakannya" setelah mengatakan hal itu, dokter tersebut meninggalkan mebuki.
"sasori, nak kita harus mengejar sakura. Perasaan ibu tak enak dengan kondisinya"
"ibu, sudahlah. Pembunuh itu dalam keadaa baik-baik saja, dia pasti tadi hanya demam biasa" ucap sasori sambil membawa ibunya pulang dari rumah sakit itu.
Sakura sekarang sedang berada di rumahnya, tubuhnya terasa begitu lemas bahkan sampai kepalanya masih terasa pusing.
Dengan susah payah, sakura berjalan menuju dapurnya mengambil air dan mulai meminum obat yang di resepkan dokter untuknya.
Hp sakura tiba-tiba saja berdering, menandakan bahwa ada seseorang yang meneleponnya.
Setelah melihat siapa penelepon itu, sakura dengan cepat mengambil bedak dan lipstik di tasnya dan memoles kedua benda itu, dengan cepat di wajahnya, menutupi wajah pucat itu.
Sakura langsung mengangkat video call itu dan terlihat dua perempuan di sana.
"kan-san"
"sakura"
Bye🙋
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan Dan Dendam
Fanfictionsasuke sangat mencintai sakura sampai apapun yang ia lakukan selalu melibatkan sakura di dalamnya. Sampai suatu hari, seseorang datang dan merusak semuanya, mengambil semua yang ada di dalam hidup sakura. Keluarga, sahabat bahkan sasuke pun pergi me...