Chapter 4

133 16 1
                                    

Hujan begitu deras membasahi konoha, seperti mengerti perasaan yang sedang di alami oleh sakura.

Tangisan yang begitu pilu terdengar dari wanita itu, seseorang yang telah di anggapnya sebagai keluarga harus meninggalkannya untuk selamanya.

Rasa sakit dan sesak dalam dada bercampur jadi satu, memberikan sensasi rasa yang tak mampu untuk di rasakan sakura.

Nenek chio satu-satu orang dari masa lalu sakura, yang tak pernah meninggalkannya dan menjadi satu-satu orang yang percaya pada sakura.

Harus menghembuskan nafas dini hari jam 3 pagi. Hati hancur sakura rasakan serasa tak bisa percaya dengan apa yang di alaminya sekarang ini.

Abu milik nenek chio di peluk dengan erat oleh sakura, menerobos derasnya hujan sambil berjalan entah kemana tujuannya.

Setiap orang yang di lewatinya, menatap dirinya dengan aneh dan bingung.

Langkah itu terus melangkah sampai dirinya berhenti di sebuah halteh bis. Terdiam di sana, di perhatikan oleh namun dengan acuh tak memperdulikan semuanya.

Bis itu berhenti membawa sakura naik ke sana masih dengan memeluk erat abu tersebut.

Menatap ke luar jendela, mengingat kembali memori keduanya, yang begitu masih kental dalam ingatan.

Sakura seketika, kembali meneteskan air mata, tangisannya membuag setiap orang yang berada di dalam bus kembali memperhatikannya.

Sesampainya dirinya di terminal terakhir, sakura menatap kosong hamparan pantai di depannya.

Hujan telah reda, sakura berjalan ke arah pantai tersebut, berdiri di bibir pantai mematap ke hamparan laut tersebut.

Sakura berjalan terus kedepan membiarkan air asin itu membasahi bajunya sampai batas pinggang.

Membuka guci yang berisi abu nenek chio dan mulai menghamburkannya sambil berdoa agar nenek chio di berikan kebahagian selalu.

Setelah itu sakura akhirnya pulang menuju kediamannya. Memasuki kamarnya dan menuju kamar mandi, sambil menyalahkan sower sakura membasahkan dirinya kembali dan menangis.

Flashback

"dokter bagaimana keadaa ibu saya"tanya sasuke dengan tatapan cemas ke arah dokter tersebut.

"maaf, nyonya mikoto. Tidak bisa kami selamatkan"ucap dokter tersebut.

"tidak mungkin, ibu"dengan syok sasuke seketika merasa lemas di ke dua kakinya, seperti tidak bisa untuk berdiri, syukur ada itachi yang menopang tubuh sasuke.

Seketika mebuki yang berada di sana pun menangis mendengar mikoto sahabat karibnya meninggal.

Sasuke langsung menatap sakura dengan tatapan tajamnya, membuat tubuh sakura bergetar seketika.

Bukan hanya tatapan sasuke tapi hampir semuanya yang berada di sana bahkan keluarga sakura.

"pembunuh"dengan nada kemarahan dan penuh intimidasi sasuke berjalan ke arah sakura.

Plakk

"pembunuh, kau telah membunuh ibuku monster"teriak marah sasuke selepas dirinya menampar sakura.

Sakura hanya terdia dalam kekagetan saat sasuke menamparnya. Sudut bibirnya mengeluarkan darah akibat tamparan yang begitu kuat di rasakan.

Semua tatapan yang mempersalahkan dirinya membuat tubuh sakura bergetar bahkan keluarganya pun.

Plakk

"aku tak pernah mendidik dirimu untuk menjadi pembunuh sakura"tamparan kedua di rasakan oleh mebuki ibunya sendiri.

Penyesalan Dan DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang