Malam terus berlalu dalam kesunyian yang hangat. Sasuke duduk di samping tempat tidur Naruto, memperhatikan wajahnya yang tertidur. Meskipun raut Naruto terlihat lelah, Sasuke masih bisa melihat keindahan di sana, kehangatan yang selama ini hanya Naruto yang mampu memberikannya. Di dalam hatinya, ia tahu perasaannya lebih dari sekadar perhatian seorang teman.
Malam itu, Naruto kembali terbangun, batuknya terdengar serak dan dalam. Sasuke dengan sigap membantu Naruto duduk, menepuk lembut punggungnya untuk meredakan batuk. Mata biru Naruto menatapnya dalam keheningan, seperti ingin mengucapkan sesuatu, tetapi ragu.
"Maaf membuatmu repot terus, Sasuke," kata Naruto lirih, wajahnya dipenuhi rasa bersalah. "Aku merasa… aku membebanimu."
Sasuke menghela napas pelan, menahan emosi yang begitu kuat di dalam dadanya. Ia meraih tangan Naruto, menggenggamnya erat, seolah tidak ingin kehilangan kehangatan itu.
"Naruto, aku memilih ada di sini. Aku tidak merasa terbebani. Aku…," Sasuke berhenti sejenak, memandang Naruto dengan mata yang penuh perasaan yang sudah lama ia pendam. "Aku tidak ingin kau sendirian. Aku ingin berada di sisimu, selalu."
Naruto tampak terkejut, kedua matanya melebar sedikit mendengar pernyataan Sasuke. Meskipun tubuhnya lemah, ia bisa merasakan ketulusan dan rasa sayang dalam suara Sasuke yang tak pernah ia duga sebelumnya.
"Aku… Sasuke, aku tidak tahu harus berkata apa…" Naruto bergumam pelan, seakan terjebak dalam rasa bersalah sekaligus bahagia.
Sasuke hanya tersenyum kecil. Dia mengusap lembut pipi Naruto yang terasa dingin, membiarkan sentuhannya menenangkan Naruto.
"Naruto, kau tidak perlu mengatakan apapun," bisik Sasuke lembut. "Selama kau tahu bahwa aku ada di sini, itu cukup bagiku."
Naruto merasakan dadanya bergetar pelan, emosinya tercampur aduk. Selama ini ia terbiasa menjadi orang yang melindungi orang lain, menjadi tempat bersandar bagi semua orang di desa. Namun malam itu, ia merasa dirinya yang lemah dan rapuh justru menjadi pusat perhatian dan kasih sayang Sasuke.
Kedekatan mereka semakin erat sejak saat itu. Sasuke selalu memperhatikan hal-hal kecil untuk memastikan Naruto merasa nyaman. Ia mengganti kain dingin di dahi Naruto saat demamnya kambuh, dan menghabiskan malam-malam panjang di sisinya hanya untuk memastikan Naruto bisa tidur nyenyak.
Suatu malam, setelah batuknya mereda, Naruto menatap Sasuke dengan mata yang penuh harapan.
"Sasuke…," ucap Naruto pelan, suaranya hampir berbisik. "Kenapa kau begitu peduli padaku? Aku… hanya orang yang membuatmu repot, aku…"
Namun sebelum Naruto bisa menyelesaikan kalimatnya, Sasuke mendekatkan wajahnya, memotong kata-kata Naruto dengan tatapan lembut yang penuh kejujuran. Dengan suara rendah yang hampir berbisik, Sasuke berkata, “Karena aku mencintaimu, Naruto.”
Kata-kata itu menggantung di udara, menciptakan keheningan yang penuh makna. Naruto menatap Sasuke dengan terkejut, mulutnya terbuka seakan ingin menjawab, tetapi tak ada kata yang keluar. Hatinya berdebar kencang, menyadari bahwa perasaan yang ia pendam selama ini ternyata juga dirasakan oleh Sasuke.
Naruto merasa pipinya memerah, dan perlahan, ia membiarkan genggaman tangan Sasuke semakin erat. Meski lemah, Naruto tersenyum, senyum lembut yang penuh rasa syukur. Untuk pertama kalinya, Naruto membiarkan dirinya menerima rasa cinta yang Sasuke berikan tanpa merasa bersalah atau terbebani.
“Aku juga… Aku juga mencintaimu, Sasuke,” ucap Naruto pelan, matanya berbinar-binar meskipun tubuhnya masih lemah.
Sasuke tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya meraih wajah Naruto dengan lembut dan mendekatkan kening mereka. Kehangatan yang selama ini mereka cari, akhirnya mereka temukan dalam satu sama lain.
Malam itu, dalam keheningan yang penuh rasa cinta, mereka saling menyandarkan diri, membiarkan hati mereka berbicara dalam keheningan. Sasuke merasa bahagia, karena akhirnya ia bisa mengakui perasaannya yang selama ini terpendam. Dan Naruto, untuk pertama kalinya, merasa bahwa ia memiliki seseorang yang benar-benar mencintainya dan selalu siap menjaga serta merawatnya, apapun yang terjadi.
Sejak saat itu, hubungan mereka bukan lagi sekadar dua teman yang saling peduli, melainkan dua hati yang saling terikat oleh rasa cinta yang tulus dan mendalam. Meskipun Naruto masih dalam masa pemulihan, ia merasa kuat karena tahu bahwa Sasuke akan selalu ada di sisinya, memberi kekuatan dan cinta yang ia butuhkan.