2.

771 33 2
                                    

Jam terakhir ternyata kosong, tidak ada guru yang masuk untuk mengajar, Arsen kira hanya kelasnya saja yang kosong, tapi saat ia keluar untuk ke toilet ternyata seluruh kelas sepuluh memang tidak ada guru alias jam kosong.

Mengetahui itu, Arsen tidak langsung kembali ke kelas, ia mampir dulu ke kelas sebelah alias kelas Sena.

"Na!" Dari ambang pintu Arsen berteriak memanggil seseorang yang tengah duduk diatas meja seraya memainkan ponsel, dilihat dari posisi ponselnya yang miring sepertinya lelakik itu sedang bermain game.

Mungkin itu alasan kenapa panggilannya tidak mendapat sahutan, selain karna suasana kelas yang bising, Sena tidak memperdulikan apapun yang berada di sekitarnya jika sudah menyangkut game.

Dengan helaan nafas yang terdengar berat, akhirnya Arsen memilih untuk masuk dan menghampiri sang teman, kedatangan Arsen ternyata disambut baik oleh anak-anak kelas X IPA 3, selain karena Arsen yang di kenal sebagai pasangan Most Wantednya sekolah, remaja itu juga di kenal karena sifatnya yang friendly dan gampang berbaur dengan siapa saja.

Arsen ini definisi sempurna yang sesungguhnya.

"Eh, Arsen. Nyari Sena ya?" tanya seorang perempuan, dia Aish, ketua kelas X IPA 3.

Arsen tersenyum manis dan mengangguk, Aish ikut tersenyum dan terlihat semburat merah di kedua pipinya, cewek itu terdeteksi salah tingkah.

"Noh lagi main game anaknya." Setelah mengatakan itu, tanpa menunggu respon Arsen cewek itu langsung berlari keluar kelas entah pergi kemana.

Arsen hanya menggelengkan kepalanya pelan, dia tahu bagaimana karakter Aish yang terkadang membuat dirinya geli sendiri, tanpa memikirkan apapun Arsen kembali pada tujuan awal, yaitu menghampiri Sena.

Sret.

"WOY ANJING HP GUE BANGSAT!"

Tawa Arsen meledak saat melihat bagaimana wajah emosi Sena karena ponselnya yang dengan sengaja ia rebut tiba-tiba, air matanya sedikit keluar dari sudut mata, mimik wajah Sena terlalu lucu untuk tidak ditertawakan.

"Hahaha sorry-sorry, abisnya daritadi gue panggilin gak nyaut-nyaut," tawa Arsen memberikan kembali ponsel tersebut pada pemiliknya.

Sena berdecak sebal, pasalnya game yang sejak tadi ia mainkan dengan perjuangan yang luar biasa susahnya harus kembali ke pengaturan awal, dan dengan santainya kini pelaku malah mendudukan diri di bangkunya.

"Game gue, Sen. Bentar lagi menang padahal," lirih Sena meratapi gamenya yang sudah tidak bisa di apa-apakan.

"Alay banget sih, Na. Itu kan cuma minecraft, lo bisa susun lagi rumahnya lagian gak roboh tuh bangunan." Sena ini banyak drama orangnya, tapi terkadang Arsen suka ikut memainkan alur drama yang Sena buat.

Baginya Sena itu lucu, semua hal ia ratapi sampai hidupnya terkadang tidak tenang, mau tertawa tapi Arsen juga merasakan apa yang Sena rasakan, walaupun kata orang tidak perlu di pikirkan, terkadang otak tidak bisa di bohongi, otomatis akan memikirkan hal itu dengan sendirinya dan berakhir akan overthinking, yang tadinya hanya memikirkan masalah A sampai merambat ke masalah B, C, D sampai Z.

Berakhir stres sendiri dan terkadang sampai jatuh sakit, yang namanya manusia memang tidak akan lepas dengan yang namanya overthinking.

"Ck. Ngapain lo kesini? Si Raiden mana?" Sena berdecak dan akhirnya ikut duduk di sebalah Arsen.

"Gue kesini gara-gara gak di temenin sama Raiden," jawab Arsen lirih, tangannya memainkan ujung seragam yang ia kenakan.

Iya, Raiden mendiamkannya gara-gara masalah tadi, Arsen mengerti mungkin Raiden kesal karena Arsen selalu memilih Aska di bandingkan makan bersama teman-temannya, apalagi sebelumnya Aska yang hampir membuat Arsen terkena masalah di kelas dan Raiden yang membantu, tapi Arsen tetap memilih Aska dibanding pergi ke kantin bersama Raiden.

Toxic Relationship (bxb) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang