: CHAPTER_05

37 8 1
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TANDAI TYPO PRENN⚠️

••••

"Jadi, kapan kau akan menikah dengan Damian?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, kapan kau akan menikah dengan Damian?"

Kedua mata Dara melebar dengan raut wajah bingung mendengar pertanyaan yang barusan terlontar dari Bramasta Raden Atmajaya—ayahnya—yang saat ini duduk santai di teras halaman belakang rumah dengan pemandangan taman bunga yang indah.

Dara tentu tidak memahami kenapa ayahnya tiba-tiba mengatakan hal itu. Padahal saat ini ayahnya tengah melihat isi laporan dokumen yang Dara berikan. Dara ingat di dalam laporan itu tidak ada satu kata pun yang membahas soal pernikahan.

Tidak mendengar jawaban, Bramasta lantas melirik putri sulungnya. Dia menutup map tersebut kemudian meletakkannya di atas meja. Kedua tangannya saling bertautan di atas meja sembari memperhatikan Dara.

"Kenapa diam saja?"

"Aku rasa itu tidak ada hubungannya dengan apa yang kita bahas sekarang." Dara berkata tegas. Tujuannya kesini hanya untuk memberikan laporan hasil meeting, bukan membahas soal pernikahan.

"Tapi Papa penasaran tanggapanmu. Damian sudah terang-terangan mengatakan niatnya untuk menikah denganmu, tapi kau sama sekali tidak mengatakan apapun soal itu."

Dara memutar mata jengah. Kemanapun dia berpijak sepertinya orang-orang akan selalu bertanya tentang pernikahan padanya.

"Pa, focus! Sekarang kita sedang membahas rencana perusahaan." Dara masih berusaha mengelak dari pembicaraan itu.

"Mumpung kau disini jadi tidak masalah membahas soal pernikahanmu dengan Damian."

Kepala Dara menoleh pada Asmita Wulandari—ibunya—yang baru bergabung bersama mereka. Asmita meletakkan teh yang barusan dia buat di depan Dara. "Minumlah. Ini teh herbal, baik untuk kesehatan."

Dara hanya diam memandangi cangkir teh itu. Tangannya masih diam di bawah meja, tidak berniat untuk meminumnya.

"Kalian sudah berpacaran 8 tahun. Sudah saling mengenal luar dalam, bahkan keluarga kita dan keluarga Damian juga sudah memberikan restu untuk kalian," ujar Bramasta mengulurkan tangan memegang cangkir teh dihadapannya dan menyeruputnya.

"Benar, kau dan Damian sudah matang untuk menikah," sahut Asmita memberikan dukungan pada perkataan suaminya.

"Aku masih belum siap," jawab Dara ogah-ogahan.

"Memang apalagi yang perlu kau siapkan? Soal ekonomi? Keluarga kita kaya raya, Dara. Bahkan sekarang posisinya Damian adalah pemimpin perusahaan Royal Group. Kau tidak perlu bekerja keras lagi. Dengan duduk manis saja di rumah, kekayaan akan terus mengalir padamu."

Forever YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang