: CHAPTER_06

24 8 1
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TANDAI TYPO PRENN⚠️

••••

"Kau darimana saja?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau darimana saja?"

Baru saja Dara sampai di kantornya, Diana sudah langsung bertanya.

"Sudah kubilang aku bertemu Pemimpin," jawab Dara terus berjalan dan Diana yang mengikut disampingnya.

"Kenapa lama sekali? 2 jam lebih kau pergi. Apa kau berdebat dengan Pak Pemimpin masalah hasil meeting itu?"

Dara melirik Diana sebentar. "Begitulah," jawabnya singkat. Dia tidak berniat untuk mengatakan perdebatan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan ayahnya beberapa waktu lalu.

"Pak Damian di sini," beritahu Diana yang sukses membuat langkah Dara terhenti. Kini kedua mata Dara menatap sepenuhnya pada Diana yang juga berhenti berjalan disampingnya.

"Damian? Ngapain dia di sini?"

"Garis besarnya dia khawatir padamu."

Kening Dara berkerut tipis. Memangnya apa yang Damian khawatirkan? Dirinya baik-baik saja.

"Sekarang kau temui saja dia dan tanyakan langsung. Dia ada di ruanganmu. Sudah sejam lebih dia menunggu."

Dara mengangguk. Lantas membawa langkah kakinya menuju ruangannya. Benar saja, saat membuka pintu dia langsung melihat Damian yang duduk di sofa seraya bermain ponsel pintarnya. Damian yang mendengar suara pintu terbuka langsung mengalihkan pandangannya pada Dara yang berjalan masuk. Ponselnya langsung dia letakkan di atas meja kaca berkaki rendah didepannya.

"Kau sudah kembali?" Damian berdiri, mendekati Dara dan memperhatikan wanita itu dengan seksama. Tatapan dan raut wajahnya terlihat begitu khawatir, seperti yang dikatakan Diana tadi.

"Sedang apa kau di sini?"

"Aku mengkhawatirkanmu. Kenapa telfonku tidak di angkat?"

Dara mengambil ponselnya dalam tas dan melihat ada banyak panggilan tidak terjawab dari Damian dan juga Diana. Lalu ada pesan yang juga dikirimkan Damian padanya yang belum dia baca.

"Kau mengajakku dinner?" tanya Dara kembali menatap Damian. "Hari ini aku tidak bisa." Dara berlalu melewati Damian, meletakkan tasnya di atas meja kerja.

"Kenapa? Kau sibuk?"

Dara menggelengkan kepala.

"Lantas kenapa kau tidak bisa?" Damian masih meminta jawaban pasti.

"Aku sedang tidak mood." Dara berjalan memutari meja kerjanya kemudian duduk bersandar di kursinya.

"Kau ada masalah?" Damian mendekat, memutar kursi Dara dan menghadapkan wanita itu padanya. Tubuh Damian membungkuk, berpegangan pada kedua tangan kursi, mengurung Dara dalam posisinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forever YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang