"sudah beberapa kali King Joe mendatangi planet ini" ucap Babarue dengan lirih. "Aku sudah mengalahkan mereka berkali-kali, tapi mereka seperti tak ada habisnya. Dan setiap kali mereka muncul lagi, mereka muncul dengan lebih kuat"
Belial terus berjalan mengikuti Babarue di sebelahnya sembari melihat para alien Fanton yang ada di sekitar mereka yang sibuk dengan makanan yang mereka makan. Oh ya, kini color timer Belial sudah kembali berwarna biru. Sepertinya planet yang hampir tidak memiliki atmosfer ini membuat Belial mendapatkan kembali energi cahayanya dengan mudah. "Lalu apa hubungannya denganmu?" Tanya Belial dengan datarnya tanpa menatap Babarue.
Babarue tampak langsung terkejut mendengar pertanyaan itu tapi juga kebingungan. "Apa maksudmu???."
"Kenapa alien sepertimu peduli dengan penduduk planet Fanton? Bukankah itu aneh?" Jawab Belial seadanya.
"K-kau mencurigaiku punya rencana jahat dan berhubungan dengan semua ini?!" Jawab Babarue gelagapan.
"Justru jika kau gelagapan seperti itu kau malah membuatku curiga!" Ungkap Belial yang kini berhenti dan menatap Babarue dalam diam, membuat suasana semakin tak nyaman. "Padahal sebelumnya aku tidak mencurigai apapun..." Gumam Belial dengan suara rendah yang hampir berbisik saat dia menolehkan kepalanya ke arah lain.
"Ah... Aku... Aku menolong mereka karena mereka lah yang telah menolongku lebih dulu" Babarue menjelaskan.
"Hm?" Belual kembali menatap Babarue.
"S...saat itu aku terluka parah setelah bertarung dengan seseorang. Dan aku terdampar di planet ini saat dalam pelarian. Dan para Fanton lah yang menolong dan merawat lukaku sampai aku sembuh. Jadi... aku merasa berhutang budi"
"Seseorang? Pelarian?" Belial memikirkan cerita Babarue dengan seksama.
"I...iya. seperti... Itu. Hehe..." Babarue entah kenapa tambak semakin gugup.
"Oh! aku mengerti sekarang. jadi alasan King Joe selalu datang ke planet ini bukan karena ingin menghancurkan planet ini. Tapi karena mereka ingin mengincar mu, bukan begitu?" Tanya Belial yang sebenarnya tampak sudah sangat yakin dengan kesimpulannya yang tiba-tiba itu.
"B-bagaimana kau bisa menyimpulkan sebaik itu? Aku... Aku bahkan tak menjelaskan dengan detail!" Babarue semakin panik saat dia tertangkap basah.
"Aku ini tidak bodoh" celetuk Belial. "Dasar! Berlagak seperti pahlawan. Padahal hanya pembawa bencana"
Semua Fanton yang ada di sekitar mereka langsung menoleh ke arah Belial dan Babarue tampak penasaran dengan percakapan mereka saat mendengar suara keras Belial.
Babarue yang menyadari itu langsung menutup mulut Belial dan membawanya ke tempat sepi. "Sssttt... Diamlah!" pintanya dengan nada mendesak.
Belial hanya terkekeh melihat tingkah laku Babarue yang tampak panik. "Kenapa? Takut di salahkan?" Ejeknya tanpa rasa bersalah saat dia menepis tangan Babarue dengan kasar.
"Hey! Aku... Aku kan tak bermaksud demikian" Babarue dengan gugup mencoba membela diri.
"Tetap saja... Keberadaanmu yang menyebabkan planet ini di serang oleh alien pedan itu" Belial tanpa belas kasihan mengatakannya dengan penuh keyakinan.
"..."
"Kenapa tidak pergi? Atau... Kalau perlu menyerahkan diri" celetuk Belial dengan apatis yang membuat Babarue tersentak.
"Aku... Merasa nyaman di sini" Babarue mencoba menjelaskan keadaannya.
"Egois sekali" lagi-lagi Belial berucap dengan enteng tanpa rasa bersalah sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultraman Belial : second life
Fanfictionmati di tangan anaknya sendiri tak pernah terpikirkan oleh Belial. Anak yang seharusnya dapat dia manfaatkan untuk bisa mendapatkan "little star" malah mencoba membunuhnya. Ultraman Geed mengeluarkan kousen sambil mengucapkan selamat tinggal pada ay...