di malam ini semuanya sudah berkumpul di meja makan untuk menikmati makan malam bersama, mami asa sudah memasak banyak menu kesukaan canny, hampir semuanya kesukaan canny yaaa memang pada dasarnya canny suka makan
tapi entah kenapa malam ini canny sangat menjengkelkan, dia benar-benar tidak memberikan waktu untuk ahyeon menikmati makanannya
banyak permintaan canny yang tidak jelas, namun jika ia tidak menurutinya maka sang mami akan memarahinya, ketika rora akan membantunya canny melarang keras dan berkata dia ingin ahyeon lah yang melakukannya
****
sesi makan malam sudah selesai, sekarang ahyeon sedang berada di dalam kamarnya, mengerjakan beberapa tugas yang harus di kumpulkan esok, diiringi alunan musik yang membuat pikirannya sedikit tenang
tok tok tok
"ka ahyeon ini adekk" ujar canny
"ada apa?" tanya ahyeon dengan to the point
"adek mau pinjam hp ka ahyeon dong, mau main game" pinta canny
"hp kakak lagi di pake buat ngerjain tugas, emangnya hp kamu kemana?"
"ada si, tapi adek maunya hp ka ahyeon, buruan mana ka" desak canny, dengan tidak sopan dia hampir mau merampas hp milik ahyeon, tapi untungnya bisa ahyeon selamatkan lebih dulu
karena merampas dengan paksa dan sedikit kencang, jidat canny membentur sisi meja belajar ahyeon, dia meringis kesakitan, matanya sudah berkaca-kaca ingin menangis
itu bukan salah ahyeon, itu karena ulahnya sendiri yang melakukan tindakan yang tidak sopan
"ka ahyeon jahat, adek aduin ke mami baru tau rasa" ucap canny, dan langsung melangkahkan kakinya keluar dari kamar ahyeon, kini tujuan canny adalah kamar orang tuanya
"mamiii hikss hikss" panggil canny dengan sedikit isak tangis
"ya ampun sayangg, ada apa? kenapa kamu nangis malam-malam gini?" tanya mami asa dengan khawatir karena melihat wajah anak kesayangannya itu penuh dengan air mata, mata dan hidung yang sudah memerah, ditambah tangan canny memegang area jidatnya
"hikss mamii, tadi adek ke kamar ka ahyeon, adek cuma mau temani ka ahyeon belajar, tapi ka ahyeon ga mau sampai-sampai adek di dorong, jidat adek kena ujung meja belajar ka ahyeon, sakit mamii" adu canny dengan melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya
setelah mendengar penjelasan canny, mami asa terlihat sangat emosi, tapi dia tetap tenang di depan canny
"mami harus marahin ka ahyeon, jidat adek jadi sakit gara-gara ka ahyeon hiks" lanjut canny
"iya sayang kamu disini dulu ya, biar mami temuin dia" jawab mami
maminya sekarang melangkahkan kakinya menuju kamar ahyeon, ouuu raut bahagia tidak bisa canny sembunyikan lagi setalah mami asa benar-benar keluar dari kamar, dia merasa menang lagi, untung saja sang papi sedang ada di ruang kerjanya, jadi tidak akan ada yang menghentikan maminya untuk memarahi ahyeon
brakk
suara pintu yang di buka dengan kencang, menampilkan mami asa dengan wajah yang penuh emosi, ia menghampiri ahyeon yang masi duduk di depan meja belajarnya, ahyeon benar-benar bingung, ada apa dengan maminya
plakk
suara tamparan yang nyaring, yupzz mami asa menampar pipi kiri ahyeon
"ada apa denganmu ahyeon, kau sudah di berikan kehidupan yang enak, pendidikan yang terjamin, apa yang kurang?? kenapa kau memperlakukan adikmu dengan buruk, kenapa kau berani melukainya? saya sebagai ibu, merawat putri saya dengan banyaknya kasih sayang, tapi kau memperlakukannya dengan buruk" ucap mami asa dengan penuh emosi, seakan-akan tidak memiliki rem, mulutnya itu terus mengucapkan kata-kata yang menyayat hati ahyeon
"saya peringati, kalau sekali lagi saya melihat putri saya tersakiti lagi karena ulahmu, saya tidak akan segan-segan untuk melukai kamu ahyeon" asa menekankan semua ucapannya, setelahnya ia melangkah keluar kamar ahyeon, menutup pintu kamar dengan kencang
ahyeon memegangi pipinya yang terasa panas, tidak tidak bukan hanya pipinya yang terasa panas, tapi kedua matanya juga mulai memanas
apa yang ia dapat tadi? sebuah tamparan? dari maminya? selama hampir 17 tahun dia hidup dan ini pertama kalinya ia mendapatkan tamparan dari sang mami, sakit rasanya sangat sakit, bukan di pipinya namun dihatinya, maminya hanya salah paham, tapi rasanya begitu sakit, kenapa maminya mudah sekali percaya dengan ucapan adiknya itu
ahyeon masuk kedalam kamar mandi, menenggelamkan dirinya di dalam bak mandi, meredam segala hal menyakitinya, meluapkan segala rasa marahnya, menenangkan segala emosinya, menenggelamkan semua rasa kecewanya
setelah berjam-jam menenggelamkan diri di bak mandi, ahyeon sudah keluar dan mengganti bajunya, dia sedang ada di balkon kamarnya menikmati malam yang sunyi ditemani dengan bulan sabit yang cantik
****
sekarang sekitar pukul 01.00 dini hari, rora terbangun karena merasa tenggorokannya sangat kering, dia meraba-raba meja di samping tempat tidurnya tapi ternyata tidak ada air minum yang tersedia, mau tidak mau dia harus mengambilnya kebawah
saat melewati kemar ahyeon, rora melihat lampu kamar kakaknya itu masih menyala "apa kakak belum tidur?" tanyanya dalam hati, tidak mau merasa khawatir akhirnya rora memilih untuk masuk ke dalam kamar kakaknya
pintunya tidak terkunci, rora mengedarkan pandangannya ke setiap pojok kamar, mancari sang kaka yang ternyata tidak ada di atas ranjangnya, tapi dia melihat pintu balkon terbuka, rora berjalan ke pintu balkon, dan ternyata benar saja kakaknya sedang ada diluar
****
ahyeon merasakan sebuah tangan memeluk tubuhnya dari belakang, mendekap tubuhnya yang terasa lelah, saat melihat kesamping ternyata ada rora, bisa ahyeon tebak kalau adiknya itu terbangun dari tidurnya
"kenapa keluar? disini dingin ra" ucap ahyeon
"aku yang harusnya nanya ka, kenapa kakak ada diluar, kenapa kakak ga tidur?" tanya rora, rora tetap memeluk tubuh kecil kakaknya itu, ia mengusap-usap punggung tangan sang kakak, rora merasa bahwa punggung tangan kakaknya itu panas bukan lagi hangat, rora dengan panik cepat-cepat membenarkan posisi duduknya di depan ka yeon, tangan rora memegang dahi dan leher sang kakak, benar dugaan rora bahwa kakaknya itu demam, panas di tubuh kakaknya itu sangat tinggi
"kaa yeon, kakak demam?" tanya rora dengan khawatir
"engga ra, ini karena udara malam aja" jawab ahyeon mencoba menenangkan sang adik
"engga engga, ini uda jelas kalau kakak demam, ayo masuk kaa, ga baik di luar terus, kakak harus istirahat biar demamnya turun" suruh rora sambil menarik pelan tangan kakaknya untuk masuk kedalam kamar
ahyeon sudah duduk di tepi ranjang, sedangkan rora sedang turun ke lantai bawah untuk mengambil air hangat guna mengompres kakaknya
rora masuk kembali ke dalam kamar kakaknya, dengan membawa air hangat untuk mengompres, obat dan air hangat untuk diminum
"kaa yeon ayo diminum dulu obatnya" suruh rora, ahyeon hanya menuruti apa kata rora, ahyeon selalu memerhatikan setiap gerak-gerik adiknya itu, terlihat begitu tulus, hanya rora lah yang selalu ada untuknya di rumah ini
"tiduran aja kaa, biar enak posisinya" dengan pelan rora mulai mengompres kakaknya, berharap semoga di pagi nanti demam sang kakak sudah menurun
setelah selesai mengompres, rora ikut membaringkan tubuhnya di sisi ahyeon, memeluk sang kakak guna memberikan ketenangan, menyalurkan rasa nyaman
perlahan ahyeon menutup matanya, rora tidak tau dengan jelas apa saja yang kakaknya lalui dikehidupannya, tapi rora harap kakaknya selalu kuat untuk menghadapi apapun itu
"kaa, adek harap kakak tau kalau kalau adek selalu sayang sama kakak" rora menyusul sang kakak ke dunia mimpi setelah melihat kakaknya sudah tertidur dengan nyaman
KAMU SEDANG MEMBACA
Mami or Mommy
Teen Fiction"mungkin jika putriku masih ada disini, usianya akan sama denganmu, pasti dia juga akan tumbuh dengan cantik sepertimu, tetapi dia memilih untuk hidup dengan dadynya di surga"