udara malam ini terasa sangat dingin, rora dan ahyeon sudah menyelesaikan makan malamnya dan sekarang rora sudah kembali ke kamarnya karena harus menyelesaikan tugas sekolah nya yang belum selesai, sedangkan ahyeon berniat untuk pergi ke taman terdekat di rumahnya, hanya untuk menenangkan pikirannya
saat menuju pintu utama, ternyata di ruang keluarga ada mami asa dan canny
"mau pergi kemana kau? apa kau mau menjadi wanita malam?" tanya mami asa dengan seenak jidat
"mami tadi adek nyuruh kakak buat belikan barang-barang yang adek butuhkan buat tugas sekolah besok, adek males keluar, diluar dingin jadi adek pilih nyuruh kakak aja biar adek bisa habisin waktu sama mami" jawab canny dengan cepat dan setelahnya canny mengisyaratkan ke kakaknya untuk cepat keluar sebelum maminya bertanya lebih lanjut
****
ahyeon sudah sampai di taman yang ada di kompleknya, sepi itu satu kata yang menggambarkan keadaan tamannya sekarang, hanya ada beberapa hembusan angin malam yang sejuk, ahyeon mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang ada di sana
ahyeon sudah terdiam di taman itu cukup lama, memandangi langit malam yang indah dihiasi bintang-bintang kecil dan bulan yang sangat terang
keadaan seperti inilah yang sangat ahyeon sukai, segala beban dipundaknya seakan menghilang meskipun sementara
"mba kun kamu mau sate ga, tadi saya beli sate kebanyakan, sayang kalau di buang" ucap seseorang yang tiba-tiba datang dari arah belakang
ahyeon dibuat terkejut mendengar suara itu, tapi dengan cepat dia menetralkan kembali raut wajahnya, berusaha untuk berfikir jernih "astagaa yang bilang itu siapa? apa mba kun? tapi ko manggil aku mba kun juga ya, apa mba kun nya ngira aku temennya kali ya" ucap ahyeon di dalan hati, pikirannya benar-benar tidak konsen sekarang, sehingga
"mbaa kun ko diem aja, mau ga ni" sebuah tepukan terasa di pundak ahyeon dan dia memberanikan diri untuk menghadap ke sumber suara tersebut dan
"astagaaa!!! ko bisa ada mba kun secantik ini" ucap orang itu
"saya manusia buka mba kun"
"ahh yang bener, tapi... iya si mana ada mba kun secantik ini tampangnya" salahkan ahyeon saja jika orang lain menilainya demikian, ya gimana ga mikir begitu, ahyeon pergi dari rumah memakai dress putih panjang sebetis
"ya saya memang bukan mba kun nenek"
"heh enak aja manggil saya nenek, saya ini masih muda ya, panggil tante aja tante"
"hehehe iya tan"
"kamu ngapain disini sendirian, udah hampir tengah malam juga"
"aku cuma cari udara segar aja tan, tante sendiri ngapain keluar malem-malem"
"saya suntuk dirumah, sekali-kali keliling komplek disini sekalian cari udara segar juga" jawab orang itu sambil mendudukkan dirinya di samping ahyeon "ini kamu mau ga, belum saya sentuh ko satenya" dia kembali menawarkan makanan yang dibawanya
"eh ga usah tan, aku ga laper ko" tolak ahyeon dengan sebaik mungkin
"ini udah mau tengah malam, apa orang tua kamu ga nyariin? jam segini anak gadisnya masih ada diluar" tanyanya dengan tatapan yang sangat lembut
"orang tua aku sedang sibuk"
"ahh oke lahh, kalau gitu kamu pulang sana, ga baik terlalu lama di luar nanti kamu sakit, ini bawa juga satenya untuk orang rumah" dengan sedikit paksaan orang itu menyuruh ahyeon membawa satenya "kalau gitu saya duluan ya, saya uda ngantuk, papaiii anak cantikk" pamitnya, setelah itu dia melangkahkan kakinya menjauh
****
"kemana si anak itu, jam segini masih belum pulang juga" ucap mami asa dengan sedikit emosi
"mungkin dia belum nemu barang yang aku butuhin mii, tadi adek bilang jangan dulu pulang kalau belum dapat barangnya" jawab canny
"yasudah kalau gitu, mami sudah ngantuk, mami tidur duluan ya, kamu juga sana tidur, selamat malam sayang, tidur yang nyenyak ya anak mami" ucap mami asa sambil mencium pucuk kepala canny
"selamat malam juga mami, tidur yang nyenyak juga yaa" balas canny sambil mengecup pipi kiri dan kanan sang mami
sebelum masuk kedalam kamar, mami asa masuk ke dalam kamar rora, untuk memastikan apa putrinya itu sudah tertidur atau belum, tidak lupa selalu memberikan ucapan selamat malam dan memberikan kecupan singkat di pucuk kepalanya, setelah itu asa masuk ke dalam kamarnya dan pergi ke alam bawah sadar
sedangkan canny menatap jam dinding dengan cemas, tidak bisa berbohong kalau dia sangat khawatir pada kakaknya itu "kenapa belum pulang? pergi kemana? apa yang dilakukan kakaknya itu?" banyak sekali pikiran-pikiran yang memenuhi kepala canny
canny menunggu sang kakak di ruang keluarga yang ada di lantai dua, agar maminya tidak tahu kalau ia sebenarnya belum tidur, setelah menunggu sekitar 30 menit, canny mendengar suara langkah kaki menaiki tangga menuju lantai atas, dan benar saja ternyata itu kakaknya
"kenapa lama sekali" pertanyaan yang begitu canggung, sebenarnya canny ingin berkata lebih banyak namun ia merasa gengsi
"ah tadi aku mengobrol sebentar, ouu ya ini aku bawa sate, sudah aku hangatkan juga, ayo kita makan bersama" ajak ahyeon sambil menarik lembut pergelangan canny, membawanya ke sofa yang ada di sana dan menyalakan televisi
"rora sudah tidur?" tanya ahyeon
"sudah"
"terimakasih"
"untuk apa?"
"tadi, kamu sudah bantu aku supaya bisa keluar"
"aku mau meminta sesuatu untuk imbalannya"
"imbalan? ah kau mau apa?"
"panggil aku adek juga, aku juga mau di panggil adek sama seperti ka rora, aku juga adeknya kakak kan?" ucap canny yang memberhentikan kegiatan makannya, begitupun dengan ahyeon, dia sedikit terkejut dengan permintaan adiknya itu
minimnya komunikasi antara mereka berdua, menciptakan jarak yang begitu jauh, sehingga tidak pernah ada peran adik kakak yang sesungguhnya
"tapi kalau kakak ga mau juga gapapa, aku ga bisa paksa kakak" lanjut canny
"terimakasih atas bantuannya tadi ya dek" ucap ahyeon dengan senyuman hangat di wajah cantiknya
apa tadi??
dek?
dek??
dek???
canny tidak bisa menahan senyumnya lagi, dia benar-benar senang, keinginannya sejak lama akhirnya bisa terwujudkan
"sama-sama ka yeonnn, kalau aku minta satu hal lagi boleh ga ka?"
"selagi kakak bisa kasih, pasti boleh"
"aku mau peluk kakak" ucap canny dengan pelan, bahkan suaranya terdengar seperti bisikan, tapi ahyeon masih bisa mendengarnya, dengan cepat ahyeon merentangkan kedua tangannya dan menarik canny kedalam pelukannya, memberikan usapan di punggu canny guna memberikan kehangatan
canny yang mendapat itu sangat bahagia, tapi saat ada di dalam pelukan sang kakak, canny tidak bisa menahan tangisannya, tangisannya pecah begitu saja, banyak rasa sesal yang muncul
"maaf ka" ucap canny dengan lirih di dalam pelukan ahyeon, tentu saja ahyeon mendengarnya tapi ahyeon memilih untuk diam menunggu kelanjutannya
canny yang merasa kakaknya tidak merespon apapun, ia semakin mengeratkan pelukannya, badannya bergetar, nafasnya tidak beraturan
"kakak maafin adek, maaf atas segala hal buruk yang udah adek lakuin ke kakak, maaf kaa maaff hiks hiks"
"ssttt gapapa, semuanya udah terjadi ga perlu diingat lagi, kakak udah maafin semuanya dek" ahyeon dengan sabar menenangkan adiknya, memberikan elusan di punggung dan lengan adiknya sampai sang adik merasa tenang "udah nangisnya? sekarang kamu istirahat ya, besok masih harus sekolah, gih sana"
"aku mau tidur sama kakak, biar ngerasain apa yang ka rora rasain juga" ahyeon tersenyum senang mendengarnya, dengan senang hati membawa adiknya ke dalam kamarnya, mengistirahatkan tubuhnya yang sangat amat lelah
KAMU SEDANG MEMBACA
Mami or Mommy
Teen Fiction"mungkin jika putriku masih ada disini, usianya akan sama denganmu, pasti dia juga akan tumbuh dengan cantik sepertimu, tetapi dia memilih untuk hidup dengan dadynya di surga"