Will You Marry Me?

850 76 9
                                    

Sudah seminggu sejak Rut Sean berakhir

Dan kini Ken hanya bisa tertidur dan melihat saja

Sial tubuhnya sakit jika digerakkan

Tapi yang lebih sialnya lagi adalah orang yang membuatnya seperti ini malah terlihat sehat bugar, bahkan wajahnya bercahaya seperti tak ada dosa

Ken, pria itu melirik Sean yang tengah mengerjakan sesuatu di laptopnya

"Kapan aku bertemu ibu?" Ucapnya serak

Sean menoleh dan tersenyum kecil, dengan gampangnya ia menaruh laptopnya dan menggendong Ken untuk duduk di pangkuannya

"Sebentar lagi kemari"


BRUAKKK


"Ken!!"

Panjang umur sekali, Clara langsung berjalan dengan cepat dan menatap tubuh anaknya yang banyak sekali kissmark di seluruh tubuhnya

Namun feromon yang mengelilingi Ken membuat langkah kakinya terhenti, feromon tak mengenakkan dan seperti bangkai busuk jika di cium

Bahkan ia sudah memakai obat penekan, namun ia masih bisa mencium baunya

Inikah enigma?

"Kak, aku ingin berbicara berdua"

"Kenapa? Apa kau berencana melarikan diri?"

"TIDAK!! ma-maksudku aku ingin melepas rindu dengan ibuku"

"Kenapa aku harus pergi? Bicara saja dengan ibumu, dan satu lagi. Tidak ada kontak fisik, mengerti?"

"Kenapa? Dia ibuku"

"Sudah, bisakah kamu menaruh Ken ke sofa sana? Aku berjanji tak ada kontak fisik"

Nampak Sean berpikir, namun melihat Ken yang menatapnya penuh permohonan itu membuatnya menghela nafasnya panjang

Dengan santai Sean duduk di sofa yang tak jauh darinya dengan Ken yang berada di pangkuannya


Hah sialan enigma ini



"Bagaimana kabarmu nak?"

"Apa pria tua itu?"

Clara hanya terdiam tak tahu harus mengatakan apa

Tangan Ken terkepal kuat "Jadi benar"

Pria itu memisahkannya pada sang ibu dan membiarkannya bersama enigma ini?

"Yang terpenting kau selamat nak, untuk orang tua angkatmu sudah mama urus semuanya"

Senyum Ken terbit dan entah mengapa melihat itu membuat Sean mendengus tak suka

"Benarkah? Aku ingin bertemu dengannya"

Mereka mulai melakukan percakapan kecil, dimulai dari masa kecil Ken hingga hobi mereka dan semuanya layaknya ibu dan anak

Sementara Sean yang terus mengumpat kesal melihat interaksi mereka berdua

Apa ini? Bahkan Ken tak pernah ber semangat seperti ini saat berbicara dengannya

"Waktu habis" ucap Sean dengan nada dingin

"Hah baiklah-baiklah, Ken. Aku pergi dahulu" Ken mengangguk dan Clara sudah pergi dari mereka

Tiba-tiba pelukan Sean mengerat, dapat ia rasakan hembusan nafasnya pada ceruk lehernya

"Jangan terlalu akrab dengan ibumu"

Kening Ken mengkerut, yah sekalinya gila tetap saja gila

"Baiklah maaf" ucapnya mengalah

Sean yang mendengarnya tersenyum kecil dan semakin merapatkan tubuh mereka, ah kenapa Ken nya itu begitu lucu dan menggemaskan sekali?

E N I G M A (Lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang