chapter 2

10 5 0
                                    

Hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening. Meja itu yang tadinya dipenuhi kehangatan tawa seakan diselimuti keheningan. Gibran dan Kanara hanya saling menatap, seolah masih berusaha mencernakan pertemuan tak terduga ini.

"Lo-"

"Lo-" Mereka berbicara di waktu yang sama, lalu saling terdiam lagi, kaku dan canggung. Gibran tersenyum kaku, batinnya memberontak situasi macam apa ini?!

"Lo duluan aja," Gibran berusaha mempersilakan Kanara untuk berbicara lebih dulu.

"Eh, enggak, lo dulu aja, Gib," jawab Kanara, masih kikuk.

Gibran menarik napas, memutuskan untuk memberanikan diri memulai percakapan. "Lo... apa kabar? Terus kenapa lo bisa ada di sini? Jangan-jangan, lo pacarnya Jenan? Atau Lea itu sebenarnya nama samaran lo?"

Mendapatkan rentetan pertanyaan dari Gibran membuat Kanara terkekeh kecil, walau masih bingung harus mulai dari mana. "Gib, satu-satu nanyanya. Gue jadi bingung jawabnya." Ia menggelengkan kepalanya, berusaha menata kalimatnya.

"Oke, kabar gue baik, bahkan jauh lebih baik sekarang," ucap Kanara. "Dan kenapa gue di sini? Karena Lea nyuruh gue gantiin dia buat ketemu Jenan. Katanya, dia nggak pede sama penampilannya. Ada lagi?"

Gibran tertawa kecil, mengangkat bahu. "Wow... gue jadi ngerti kenapa mereka pacaran," ucapnya pelan.

"Maksudnya?" tanya Kanara, masih tidak mengerti apa yang Gibran maksudkan.

"Gue di sini juga gantiin Jenan, dia juga nggak pede sama penampilannya," jawab Gibran sambil tersenyum geli. "Padahal dia ganteng, loh..."

Belum selesai, Gibran buru-buru menambahkan, "Tapi gue masih normal ya! Jangan salah paham."

Kanara terperanjat, menunjuk Gibran sambil menahan tawa. "Gue bahkan nggak bilang apa-apa, Gib. Ngapain juga gue pikir yang aneh-aneh?"

Gibran menghela napas lega, "Ah, syukurlah. Lo nggak kayak Jenan," ucapnya sambil nyengir.

"Jadi... mereka ini sama-sama nerd ya? Tapi menurut gue, Lea itu cantik, loh. Dia cuma tinggal ubah penampilan dikit aja, pasti bagus banget," ucap Kanara sambil mengangguk yakin.

"Kalau dibilang nerd juga nggak, sih. Tapi gue setuju. Mereka sebenarnya cuma butuh boost dikit, udah keren," balas Gibran.

Kanara menatapnya, matanya berbinar-binar penuh semangat. "Gib, kita harus bikin rencana! Kita harus buat mereka ketemu dengan penampilan yang lebih percaya diri. Lo masih punya nomor gue, kan?"

Gibran menaikkan alis, tersenyum jahil. "Masih dong. Tapi lo mau modus ya?"

Kanara mendengus, melotot ke arah Gibran. "Modus? Gue mendingan modus sama kambing daripada sama lo, kunyuk!" balas Kanara sambil beranjak pergi. "Nanti gue chat lo buat atur rencana kita," tambahnya, masih sambil tersenyum.

𝑳𝒊𝒌𝒆 𝑾𝒆 𝑱𝒖𝒔𝒕 𝑴𝒆𝒆𝒕 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang