Bab 4 | salam kenal dek rony

1.6K 119 4
                                    

"HAHHAAA ANJIR NGAKAK BANGET." Via tertawa ngakak mendengar cerita salsa.

"Terus gimana? Beneran minta susu, ca ?" Tanya biya penasaran.

"Kagak anjir. Dia ke bangun, bilang minta susu, gue udah panik. Susu apaan coba, mana gue kagak ada susu di dapur. Ya kali kasi tete perawan gue."

"Anjirr hahhahaaa tuh bocah lucu banget sih, minta susu cok." Tak ada habisnya via tertawa, dia terus saja ngakak.

"Ya terus gimana lanjutannya?" Biya sendiri sudah gregetan.

"Abis bilang mau susu, gue bengong, pas mau jawab eh dia merem lagi. Ya Allah, rasanya lega banget."

"Lah ngigo dia hahhhaaa. Lu nemu dimana sih tu bocah, kok lucu."

"Anjir lah, gue udah ikut panik weh." Sahut biya seraya menggelengkan kepala.

Salsa meringis pelan. "Coba dah lo pada bayangin. Gimana hidup gue beberapa bulan ke depan sama tuh bocil. Ya ampun, shik shak shok gue."

Ngomong- ngomong salsa, via dan biya memang tengah berkumpul di rumah salsa setelah pulang kampus tadi. Mereka sengaja karena sekalian via yang menerima video terbaru salsa untuk dia edit nanti. Sementara biya hanya ikut menemani. Jadi lah sekalian salsa ceritakan perihal moment awkward kemarin malam dimana rony yang tiba- tiba terbangun dan minta susu padanya.

"Gue jadi kepo, kek mana sih muka nya." Seru via setelah meneguk sirup di depannya.

Biya mengangguk. "Cakep ga ca ?"

Salsa menggeleng. "Biasa aja, kayak bocil SMA pada umumnya."

"Ah yang bener? Kata lo kek bayik." Curiga via.

"Ya emang kek bayik, kelakuannya macem bayik gede anjir." Dengus salsa.

"Kalo gitu pasti manis yaa anaknya?" Sahut biya.

"Manis apaan, gue rasanya shock mulu tiap liat kelakuan dia biyaak."

"Gue kepo nih, balik jam berapa dia ?"

Biya mengangguk. "Anak SMA paling jam 3 atau 4 ga sih."

Salsa menggeleng. "Au dah, ga ngeh gua."

Suara pintu utama terbuka, disusul masuknya seorang laki- laki dengan seragam SMA nya. Terlihat rony masuk dengan kucing gembrot abu di gendongannya.

"Hahhaaa mbot lucu banget. Ikut rony ayok, ke kamar yaa hihihi..."

Suara tawa rony mengusik pendengaran salsa, via dan biya. Ketiga gadis cantik itu sontak menatap ke arah sumber suara. Disana, ada rony yang cekikikan bersama mbot kucing salsa.

Via mengerjap pelan. "Ca?!"

"Paan..." sahut salsa ikut berbisik.

"Itu brondong nya?"

Salsa mengangguk. "Iye."

Via kian mengerjap. "Anjir cok, kok cakeup? Lo yakin dia kayak bayik ? Liat badannya, bagus banget, tinggi tegap. Mana wajahnya ganteng, ca. Apaan nih, Masyaallah..."

Salsa mendengus. "Masyaallah pala lo, biasa aja anjir. Kayak kagak pernah liat cowok lo." Salsa meraup wajah via.

"Cok, ini ganteng. Ganteng banget malah. Coba lo bayangin dia gondrong, pasti makin ganteng, ca. Gue yakin, nih brondong kalo di lelang pasti mahal..."

Salsa memutar matanya malas. "Pala lo di lelang. Bisa abis gua sama nyokap."

Biya ikut mengerjap, dia tepuk pundak salsa. "Kok bisa dia akrab sama kucing lo? Sama kita aja mbot ogah- ogah an."

Satu AtapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang