10 menit bel pulang sekolah berlalu tapi sama sekali tak mengusik Reira untuk beranjak dari kelasnya. Ia kini begitu sibuk tanpa harus menunggu teman semenjak kecilnya, Rayn. itu latihan band di ruang musik. Ia memilih menunggunya di ruang kelas saja. Tapi..
"Woi, Reira!!"
Reira spontan terlonjak dengan suara familiar yang mengagetkannya tersebut
"Lo ngapain woi kagak pulang-pulang? Nungguin siapa? Nungguin dijemput mang Nurdin?"
Elexa cekikikan menyebut nama mang Nurdin, pak satpam sekolah yang kadang suka genit itu.
"Justru gue yang nanya. Kalian ngapain balik kesini? Gue kan lagi nungguin Rayn." Jawab santai Diera tanpa beralih dari bacaan novelnya dan membuat Elexa dan Fanda memutar bola matanya malas. Kebiasaan sohib satunya ini kalau sudah mantengin kegiatan favoritnya sama sekali tak bisa diganggu gugat.
"Kenapa lo berbalik nungguin orang yang bahkan lebih dulu nungguin lo?"
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
Brakk
Novel tak berdosa itu terbanting ke meja tiba-tiba
"OMG! Pesan Rayn tadi setelah jam istirahat!! Dia kan liburan latihan band! Kok kalian nggak ngingetin dari tadi sih?!!"
Kini malah Diera yang mengomel dan menyalahkan dua temannya
"Kita udah ngingetin lo dari tadi! Lo aja yang.. "
Dengan gerakan ala Quicksilver, gadis jenius pemenang berbagai olimpiade dan karate nasional itu langsung meninggalkan 2 temannya yang terbengong ditempat.
"Ok oke gue duluan kalau gitu byee~"
Reira makin mempercepat langkahnya. Memasuki area parkir dan mulai mencari keberadaan kendaraan berwarna biru elektrik sambil masih tetap berjalan cepat dan mencoba mengedarkan pandangannya pada parkiran sekolahnya yang luas. Hingga akhirnya ia terfokus pada satu titik kendaraan yang ia kenali lalu berbalik dengan buru-buru dan...
Bukk
Reflek tubuh Reira mundur beberapa langkah
Reira mengandahkan kepalanya dan melihat siapa yang ia tabrak. Ia menatap wajah yang lebih tinggi darinya itu datar namun beberapa detik, ia seperti melihat mmmh.. seseorang. Yes?
"So-sorry ya gue buru-buru" ucap Reira langsung melangkah ke samping kanannya.
"Tunggu!" Panggil cowok tinggi itu langsung berpindah menghalangi jalan Reira.
Reira mau tak mau berhenti dan mengandah lagi menatap cowok tinggi itu yang menghalangi jalannya.
"Kenap--?"
Dan sangat terkejut ketika tiba-tiba cowok itu menempelkan punggung tangannya ke dahinya
"Bagus kalo lo udah baikan." Ucap cowok itu dengan muka datar setelah menarik punggung tangannya lalu memasukkannya kembali ke saku celananya.
Reira makin kebingungan, tak merasa mengenal cowok didepannya ini dan sekaligus membuat Reira agak marah karena ketidaksopanan cowo tersebut.
"Lo siapa? ngapain lo tiba-tiba--" ucapan Reira terhenti karena terkejut ketika cowok itu merendahkan wajahnya agar sejajar dengan wajahnya dan menjadi lebih dekat.
"Perhatikan wajah gue dan mulai sekarang lo harus bisa ingat baik-baik wajah gue!" Ucap cowok itu mendekatkan lagi wajahnya dengan ekspresi dingin dan tajam ke wajah Reira yang terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy vs Ice Princess
Roman pour Adolescents"Pecandu rokok bilang.. merokok mati, nggak merokok mati. Mending merokok sampai mati...Kalau gue nggak. Gue kan emang ngerokok supaya cepet mati. Karna gue.. nggak punya tujuan hidup. Selain menyusul mama gue" - Xeza Vallano Zharif "Gue nggak tau p...