Banyak yang bilang Reyndra adalah cowok yang kejam dan tak berperasaan, kasar, dan dingin. Tak ada yang berani menyentuh bahkan siapapun yang berani menyakiti orang yang ia sayangi. Siapapun yang coba-coba berurusan dengannya akan ada konsekuensi yang mereka dapatkan.
Jennie akui sahabatnya itu memang sangat kejam. Tapi Reyndra selalu menjadi orang pertama yang ada untuknya jika kedua orang tuanya sibuk urusan pekerjaan.
Reyndra sealu menjadi sosok pelindung bagi Jennie. Hanya satu sifat yang Jennie tidak suka dari cowo itu adalah keposesifannya terhadap dia.
Terlebih sudah tiga hari Jennie dan Reyndra tidak akur atau seperti biasanya. Selama itu juga Jennie tidak berniat untuk menegur sahabatnya itu dikarenakan Reyndra tidak pernah menampakkan diri dihadapan Jennie.
Pukul 00.00, Jennie masih duduk dibalkon kamarnya memandangi kamar sahabatnya itu yang gelap.
"Rey, besarkah kesalahan yang gue buat sampai lo ga mau ketemu gue lagi?"
Jennie melangkah masuk menuju ranjangnya, untuk merehatkan otot-otot tubuhnya yang terposir hari ini karena kegiatan OSIS dan Ekstrakurikuler yang ia lakukan. Jennie berbaring dengan nyaman, menarik selimutnya dan memejamkan matanya.
Tring! Tring! Tring!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jennie hanya menatap datar layar ponselnya tanpa membalas pesan tersebut. Ia memilih untuk kembali tidur dan tidak memperdulikan sahabatnya itu.
〰️〰️
Sementara disisi lain, terlihat tiga cowok tampan sedang duduk disalah satu meja bundar, yang mana satu diantaranya terus saja meneguk minuman beralkohol tersebut. Dan dua lainnya hanya memperhatikan.
"Ssstt... Gimana? Lo udah chat Jennie belum?" Bisik Alvaro pada Darrel yang tengah memperhatikan ngeri oleh ketua gengnya itu.
"Gue udah chat tapi ga direspon sama Jennie, cuma dibaca doang! Parah tu anak!" Kesalnya sembari memperlihatkan room chat atas nama Jennie tersebut.
Keduanya menghela nafas bersamaan.
"WOY! REY! CUKUPLAH! LO UDAH MINUM TERLALU BANYAK!" Teriak Alvaro menarik botol ke-6 dari tangan Reyndra.
"Seret aja deh! Ini anak masuk botol ke-7 bisa overdosis! Anjrrr...." Sahut Darrel membangunkan Reyndra untuk mereka bawa pulang secara paksa.
BUGH! BUGH!
Reyndra mengamuk dengan meninju kedua temannya itu tanpa sadar.
"BERISIK BANGET LO SEMUA!"
"Rey, sekiranya lo kangen sama Jennie, lo temuin dia!" Ujar Darel sembari memegang pipinya yang lebam karena tonjokan yang tidak terlalu kuat oleh ketuanya itu.
"Untung lo mabuk! Kalo ga, bisa bonyok ni muka walau satu tonjokan doang!"
"Apa coba masalah mereka sampe ni anak kayak kesetanan banget...." Sahut Alvaro mencoba kembali menyeret Reyndra yang sudah mabuk itu