Tempat asing

4 0 0
                                    

          Suara lembut seperti desau angin menyentuh telinga Narumi, membangunkannya dari tidur panjang yang terasa seperti mimpi. Matanya perlahan terbuka, menatap langit-langit putih bercahaya yang sama sekali asing baginya.

 Napasnya tertahan sejenak ketika menyadari dirinya terbaring di sebuah ruangan modern yang dipenuhi dengan peralatan teknologi canggih, jauh melampaui apa yang pernah ia lihat di masanya.

"Di mana aku?" gumamnya pelan sambil mencoba bangkit. Namun, tubuhnya terasa lemas, seolah ia baru saja melewati waktu yang sangat panjang.

Ketukan lembut di pintu membuyarkan pikirannya. Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan seorang pria yang begitu dikenalnya—Nelvin. Wajah yang sama seperti yang ia ingat dari masa SMA, hanya saja kini lebih dewasa, dengan aura tenang yang menenangkan. Nelvin tersenyum lembut, membawa nampan berisi sarapan.

"Kamu sudah bangun, Sayang?" katanya dengan nada hangat, seolah-olah berbicara dengan seseorang yang sudah lama ia kenal.

Narumi membeku. Kata-kata itu membuatnya kehilangan kata-kata. "Sayang?" pikirnya. Ia tidak pernah membayangkan Nelvin, orang yang dulu ia kagumi diam-diam di SMA, akan memanggilnya seperti itu.

"Nelvin? Apa yang terjadi? Kenapa kamu di sini? Dan... apa ini mimpi?" tanya Narumi dengan nada panik.

Nelvin tampak terkejut sejenak, lalu meletakkan nampan di meja. Ia mendekati Narumi, menatapnya dengan penuh perhatian. "Narumi, kamu baik-baik saja? Dokter bilang kepalamu mungkin masih sedikit pusing setelah kecelakaan itu."

"Kecelakaan?" Narumi menatapnya bingung. Ia tidak ingat pernah mengalami kecelakaan apa pun. "Aku... aku tidak mengerti. Kenapa kamu di sini? Dan kenapa kamu memanggilku... sayang?"

Nelvin tersenyum kecil, lalu meraih tangan Narumi dengan lembut. Sentuhan itu membuatnya merasa hangat sekaligus bingung. "Tentu saja aku memanggilmu sayang. Kamu istriku. Kita sudah menikah selama 10 tahun dan sudah memiliki 2 anak."

Narumi tersentak, menarik tangannya dengan cepat. "Apa?! Itu tidak mungkin! Aku bahkan tidak ingat menikah denganmu! Terakhir kali kita bertemu adalah di SMA, dan aku bahkan tidak pernah mengaku kalau aku..." Ia terhenti, menyadari hampir mengungkapkan perasaannya yang ia simpan selama ini.

Nelvin menatapnya dengan pandangan khawatir. "Narumi, aku tahu ini pasti membingungkan. Dokter bilang ingatanmu mungkin terpengaruh setelah kecelakaan itu. Tapi aku di sini untuk menjelaskan semuanya. Kita bisa melewati ini bersama."

"Tidak.... aku masih belum percaya ini Nelvin!"






Lanjut nggak guys?
Cape bener cuyy tugas sekolah numpuk.

Jangan lupa kasih bintang yaa...

Future? or Dream?Where stories live. Discover now