Part 3; Lena the Pixie

23 1 0
                                    

"AAAAAH!! PANASSS!" Dalam seketika, muka Erin langsung berubah pucat.
"Em, Rin uh aku disuruh ibuku pulang... sori ya" Jesse merasa bersalah.
"I-iya" Erin terisak.
Jesse jalan ke arah motornya sambil melambai pelan dan mengucapkan ' sorry' kepada Erin.
"Mmm, Erin! Masuk rumah sekarang juga" Kata Mrs. Dolcaine secara pelan setelah Jesse pergi.
Di dalam rumah
"KAMU INI YA! UDAH MELANGGAR ATURAN 3 KALI HARI INI!"

"Maaf, Mrs. Dolcaine.."

"GAADA KATA MAAF!"

"Tapi kata ibuku kata maaf akan menghilangkan semua perasaan dendam"

"ADUH! KAMU BELUM NGERTI YA? IBU KAMU TUH UDAH GAK ADA! DIA JUGA KALAU MELIHAT KAMU SEKARANG PASTI IBUMU KECEWA"

"Gak bener! Dia pasti mau membuat mu keluar dari rumah ini segera!!"

"ENOUGH!"

Plakk!
Air mata mulai mengalir dari mata Erin.
"Jahat!" Erin berlari ke kamarnya, mengunci pintu dan duduk di kasurnya. Erin menutup mukanya dengan telapak tangan. Saat ia membuka matanya, titik-titik berwarna keemasan beterbangan didepannya, Erin mengucek matanya, seluruh ruangan menjadi berwarna ungu. Erin masih berpikir penglihatannya belum jelas. Dia mengambil tisu dan mengelap air matanya. Seketika, seluruh ruangan dan isinya berubah menjadi ungu, kasur yang diduduki Erin menciut, berubah warna dan bentuk menjadi Batu. Masih kaget, Erin mencubit dirinya sendiri.
Ouch! Dia tidak bermimpi.
"Hai Erin! Selamat datang di Salnyx!"

"Ah! Siapa yang memanggilku?!"

"Sini tengok kiri mu!!"

"Oh? Kau eh burung hantu?"

"Hey! Aku bukan burung hantu, aku.."
Si burung hantu itu mengubah dirinya menjadi..
"Animal pixie!!" Serunya.
"Perkenalkan, nama ku Lena " Erin tercengang saat melihat Lena berubah dari burung hantu menjadi anak berumur 8 tahun.
"Eh! Aku umurnya bukan 8 tahun tau!" Lena tiba-tiba nyerocos.
"Lho?! Kok kamu bisa, lah?" Erin bingung.
"Hello? Semua pixie bisa baca pikiran manusia" Lena menjelaskan.
"Ohh" Erin mengangguk-ngganguk.
Tiba2 asap setinggi setengahnya gedung WTC datang menggulung ke arah mereka.
"LARIII!" Lena berteriak. Tanpa kata-kata, Erin langsung lari mengikuti Lena. Asap itu membentuk tangan dan menarik badan Erin.
"Huwaaaa!!!"

Enchanted ForestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang