17. SEMESTA SUKA SHEVA MBOK.

230 68 6
                                    

Pagi ini Semesta sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Semesta menghampiri Mbok Ni yang sedang menyiapkan sarapan di dapur. Semesta melangkahkan kakinya mendekati Mbok Ni yang berada di dekat kompor.

"Mbok."

Mbok Ni menoleh menatap Semesta lalu memperhatikan Semesta yang tampak segar dan bahagia pagi hari ini.

"Mas Semesta lagi bahagia ya?"

Semesta mengulum senyumnya.

"Semesta kayaknya jatuh cinta deh Mbok."

Mbok Ni tampak tersenyum senang lalu memperhatikan Semesta yang mengembangkan senyumnya. Semesta mengangguk membuat Mbok Ni mengangguk.

"Perempuan mana yang bisa bikin Mas Semesta kesayangannya Mbok Ni jatuh cinta?"

"Sheva."

Mbok Ni terdiam.

"Semesta suka Sheva Mbok."

Mbok Ni tersenyum lalu memegang bahu Semesta membuat Semesta menatap lekat Mbok Ni.

"Ketika Mas Semesta jatuh cinta seperti ini , Mbok seneng dengernya Mas. Ada perempuan yang akan menyayangi dan mencintai Mas sepenuh hati. Mbok percaya bahwa Mbak Sheva memiliki perasaan yang sama."

"Kejar cinta Mas ya? Kebahagiaan akan segera datang dikehidupan Mas Semesta."

○○○○

Semesta menunggu Sheva diparkiran sekolah karena hari ini Sheva dihantar oleh Athar. Semesta memperhatikan sekeliling parkiran disana lalu pandangannya tertuju kepada Dinda yang memperhatikannya dari kejauhan.

Semesta tampak menatap Dinda dengan sorot mata penuh dengan kebencian. Entahlah Semesta benar - benar tidak menyukai Dinda.

"Semesta."

Semesta tersadar lalu tersenyum ketika melihat siapa yang berada di dekatnya. Semesta memperhatikan wajah gadis dihadapannya itu.

"Tadi mandi nggak Cil?"

Sheva berdecak.

"Mandi lah gila! Kalau nggak mandi yang ada bau kayak lo Tengil."

Semesta terkekeh.

"Masih sama ternyata suka nyolot dan marah - marah. Kirain habis ciuman udah jinak."

Sheva membulatkan matanya lalu memukul lengan Semesta sangat kencang membuat Semesta meringis dibuatnya!

"Kalau ngomong dijaga."

"Ngapain dijaga? Gue cuma mau jaga lo soalnya."

Pipi Sheva mendadak panas hingga berwarna merah membuat Semesta gemas menatap itu.

"Sip Bodyguard."

Semesta menaikan sebelah alisnya "Bodyguard? Cowok seganteng gue jadi Bodyguard? Gila Cil! Nggak cocok banget."

Sheva mangut - mangut "Iya ya nggak cocok."

"Kira - kira gue cocok jadi apa Cil?"

Sheva tersenyum miring " Papa dari anak - anak kita nanti." setelah itu melangkahkan kakinya meninggalkan Semesta yang terdiam dengan telinga yang sudah memerah.

Genggam Tanganku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang