2. DASAR TENGIL!

306 63 7
                                    

Semesta berjalan menuju parkiran lalu matanya memandang mobil mewah pink yang terparkir disana. Semesta menoleh kesekeliling untuk memastikan tidak ada yang melihat keberadaanya disana. Semesta mengeluarkan selembar kertas dari tas nya lalu menuliskan sesuatu dan ditempel di belakang mobil pink itu.

Semesta tertawa sendiri karena telah berhasil ingin mengerjai gadis yang membuat motornya menjadi tidak sebagus biasanya.

"Mampus lo." gumamnya.

Dengan sengaja Semesta menaiki motornya karena menunggu mobil pink itu lebih dahulu pergi meninggalkan sekolah agar ia bisa melihat tempelan yang sudah ia buat.

Semesta memakai jaket kulit hitamnya lalu memperhatikan sekeliling sekolah dengan bersiul disana.

Mata Semesta menemukan keberadaan gadis bocil itu. Ia sedang berjalan bersama teman - temannya melewati koridor sekolah.

Semesta ingin membuat perhitungan kepada anak baru itu. Berani - berani nya ia melawan dan berurusan dengan Alam Semesta Abadi.

Tapi kalau ia perhatikan memang gadis bocil itu memiliki wajah yang cantik sih. Eh! Apa - apaan Semesta?! Kenapa lo jadi puji dia?! Ah! Nggak - nggak! Nggak boleh puji cewek resek itu!

○○○○

"Okay , kabarin aja guys jadinya kapan. Nomor gue udah dimasukin ke group kan?"

Mereka mengangguk mendengar ucapan Sheva. Sheva senang memiliki teman baru seperti mereka. Mereka sangat unik dan baik sekali.

"Lo udah inget sama nama - nama kita kan??"

Sheva terkekeh lalu mengangguk.

"Inget dong! Lo Misha Lavana kan?"

Sheva menatap gadis berkulit putih dengan wajah seperti orang Jepang itu. Lalu pandnagannya tertuju pada gadis tinggi dan hidung mancung.

"Lo Irene Kheitara yang ngegebet Gentala?"

"Stop banget ya Shev."

Sheva terkekeh lalu memperhatikan perempuan yang seperti cici - cici China itu.

"Lo Jovie Renatta kan?"

Gadis bernama Jovie itu mengangguk. Sheva memperhatikan gadis yanh berwajah polos disana yang memberikannya senyum.

"Dan lo Kinara Nabila , iyakan?"

Mereka mengangguk mendengar ucapan Sheva. Tidak menyangka bahwa Sheva cepat sekali menghafal nama mereka. Mereka senang mendapat teman seperti Sheva yang mudah bergaul.

"Lo pulang naik apa Shev? Gue bawa mobil nih. Mau bareng nggak?"

Mendengar pertanyaan dari Irene membuat Sheva memperhatikan mobilnya yang terparkir disana lalu mengeluarkan kunci mobilnya di ditunjuka. kepada Irene.

"Gue bawa mobil Ren."

"Oh okay , sampai ketemu besok Shev!!"

Mereka mulai terpisah karena sudah sampai parkiran. Sheva melangkahkan kakinya menghampiri mobil pink kesayangannya itu lalu pandangannya tertuju kepada Semesta yang menatapnya dengan senyum miring.

Sheva menghampiri Semesta ketika Semesta memberikan wajah meledeknya kepada Sheva membuat Sheva tidak terima karena seperti meledeknya.

Genggam Tanganku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang