Part 14

327 34 24
                                    

Malam itu Ashana kembali ke rumahnya dia langsung mengambil sebuah box dan memasukan semua foto dirinya dengan Carissa yang berada di kamarnya.

Ashana : Aku sangat membencimu. Pergilah dari hidupku!!!!

Sementara Carissa malam itu tidak berhenti menangis, dia terus mencoba menelpon Ashana namun tidak ada satupun panggilannya yang diterima.
..................

4 Hari kemudian

Semenjak malam itu Carissa dan Ashana belum pernah berkomunikasi kembali. Ashana memblokir semua akses Carissa sehingga Carissa tidak bisa menghubunginya kembali.
Ashana berusaha tetap menjalani hidupnya dengan tenang meski hatinya masih merasa sakit. Ashana banyak menghabiskan waktunya dengan berada diperpustakaan atau berolahraga.
Pagi itu Ashana memilih lari sebagai olahraganya.

Mrs.Kwong : Kamu mau lari? Rajin banget ya sekarang olahraganya
Ashana : Eumm.. aku ingin sehat total.
Mrs.Kwong : Apa kamu olahraga sendirian? Ajak Carissa sesekali lalu ajak dia kemari mamah sudah lama tidak bertemu dengannya.
Ashana : Eumm. Nanti aku ajak. Aku pergi dulu mah.

Ashana belum memberitahu bahwa dia sudah memutuskan komunikasi dengan Carissa. Dia juga tidak menceritakan bahwa Carissa akan pergi dari Bangkok entah kemana. Ashana menutup dan menyimpan semuanya sendirian.

Dipagi yang cerah Ashana memilih lari di taman kota sembari menikmati udara segar. Dia melakukan lari selama beberapa menit tapi Ashana masih banyak memakan waktu untuk istirahat karena fisiknya yang belum benar-benar sehat total.
Setelah istirahat Ashana kembali memilih berlari beberapa putaran terakhir sebelum pulang.
Di tengah-tengah dia yang sedang berlari tidak sengaja dia melihat Carissa yang juga sedang berolahraga.
Carissa yang juga melihat Ashana langsung berhenti sekitar 20 meter didepan Ashana. Carissa tersenyum karena melihat kembali Ashana setelah empat hari perdebatan hebat mereka.

Ashana yang terus berlari sedikit demi sedikit mendekati Carissa yang berada didepannya.

Carissa : Phi Hanaa *Sapanya pelan dan tersenyum*

Namun Ashana tidak menoleh atau sekedar melirik Carissa yang berada didepannya. Ashana melewati Carissa yang menyapanya dengan senyuman seolah-olah mereka orang asing. Ashana berlari melewati Carissa tanpa peduli sedikitpun bahwa itu Carissa.
Seketika senyum Carissa langsung hilang saat melihat Ashana yang melewatinya begitu saja.

Carissa : Dia benar-benar membenciku sekarang.

Carissa berjalan perlahan menjauh dan berniat pergi dari taman itu karena tidak ingin membuat Ashana merasa tidak nyaman. Namun baru beberapa langkah terdengar suara Ashana yang kesakitan.

Ashana yang sedang berlari tiba-tiba engkel kakinya kesakitan.
Mendengar itu Carissa yang hendak pergi langsung menoleh dan berlari ke arah Ashana karena khawatir terjadi sesuatu.

Ashana : Arhhhhhh kenapa sakit sekali.
Carissa : Phii kamu gak kenapa-napa? *memegang kaki Ashana*
Ashana : Arhhhh jangan menyentuhku *mendorong Carissa*
Carissa : *menghela nafas* Biar aku menelongmu.

Karena kesakitan, Ashana akhirnya membiarkan Carissa membantunya dengan membiarkannya memijat perlahan kakinya yang sakit. Ashana terus melihat wajah Carissa yang sangat dekat dimatanya.

Ashana : Aku sangat membencimu nong, kenapa kau selalu ada disaat aku seperti ini? (Dalam hati)

Ashana yang terus memandang wajah Carissa, tiba-tiba muncul bayangan-bayangan tidak jelas dipikirannya. Potongan-potongan memori saat dia menjadi roh tiba-tiba muncul dikepala Ashana yang membuatnya kesakitan.

Ashana : Ahhhhh kepalaku *memegang kepalanya*
Carissa : Phi phii.. kenapa? Are u oke? Phii?

Ashana tidak menjawab Carissa karena rasa sakit di kepalanya. Potongan-potongan memori itu semakin jelas di kepala Ashana.

OH MY GHOSTWhere stories live. Discover now