...titik terang...
Setelah melewatkan malam yang panjang dirumah jefal, sekarang tiba waktunya berpamitan untuk pulang ke rumah. Ibu anne alias ibu nya Jefal terlihat sedih karna Raymond akan pulang, Jefal jangan ditanya lagi anak itu sibuk membantu Lifei dan Yifan memasukan koper ke dalam mobil, belum lagi bawaan yang dibawakan ibu Anne untuk Raymond.
" Ibu aku pulang dulu ya, nanti aku main lagi kesini. Makasih udah bolehin aku tinggal disini juga " kata Raymond
Ibu Anne yang tadinya sibuk merapikan rambut Ray, kini menatap Ray dengan wajah sebal nya
" Rere anak ibu juga sekarang, jangan makasih makasih terus ah bosen dari malem ngomong itu mulu anak gemes ibu. Kalo main harus loh ya awas aja kalo lupaa ibu samper ke kota loh." kata ibu Anne sambil menjawil hidung RayPerasaan hangat menjalar dihati Raymond rasanya tubuh nya terisi penuh oleh energi baik
" Iya iya aku bakal main lagi kalau libur sekolah.
Tapi gapapa deh disamper ibu biar gantian ibu sama Jeje main dirumah aku eh papa aku ""Ntar ibu gak ngerti lagi cara buka pintu dirumah nya Rere, mending si Rere aja yang main kesini" kata Jefal ikut menimpali
" Enak aja, ibu juga ngerti keles kan pernah kerja di perusahaan kota juga pake card kan buka pintu nya!" sanggah ibu
...titik terang...
Semua barang bawaan Ray sudah masuk bagasi mobil, saat ini mereka sudah ada didepan pekarangan rumah. Ibu memeluk Rere sambil berbisik pelan " Kalau makanan nya lengket berarti itu udah basi, terus kalau pulang sekolah dijalan beli makan ya buat dirumah okei "
Raymond mengangguk dia akan mengingatnya,
sekarang ganti jefal yang memeluk dan menepuk pelan bahu Raymond " pintu rumah ini selalu terbuka buat maneh kita disini keluarga 'Jangan sungkan "Raymond menepuk balik pundak jefal " makasih jeje ma bro, pokoknya nanti nanti vidio call gua gak boleh gak diangkat awas aja kalo ngartis "
" Iya elah, kalo gak diangkat berarti lagi diwarung bos "
Sesudah nya Ray melambaikan tangan dari mobil untuk ibu Anne dan Jefal, setelah mobil meninggalkan pekarangan rumah jefal didalam mobil Raymond terfikir apa yang akan terjadi sesampainya di rumah nanti. Meski begitu apapun yang terjadi Raymond akan menghadapi nya dengan tenang
Hingga setelah panjang perjalanan akhirnya mobil BMW hitam membelah padat nya jalanan kota setelah perjalanan panjang selama tiga jam dari pedesaan, Raymond sudah tertidur setelah banyak memakan bawaan dari ibu Anne hingga ke terbangun karena perdebatan kecil Lifei dan Yifan
" Fei gua udah nyetir tiga jam ya, masa bangunin bos kecil masih gua juga" kata Lifei
tak terima dengan ungkapan Yifan Lifei tidak mau kalah lalu membalas " gua juga kemarin nyetir ya gausah belaga banyak kerja Fan "
Raymond memutar malas mata nya
" berisik deh gua udah bangun "Lifei dan Yifan tersenyum canggung, dari awal mereka berdua belum memiliki chemistry yang baik dengan anak bos nya kini malah membuat suasana hati anak bos kurang baik
" Kita diberi tau, bos besar dilarikan ke rumah sakit beliau minta Ray buat diantar ke rumah sakit aja "
Raymond mendengus pelan, merintah terus bapak Mathias ini pikir Raymond " yaudah cepetan gue mau turun "
Lifei segera turun dan membukakan pintu mobil untuk Raymond, ke tiga nya mulai berjalan memasuki lobi rumah sakit lalu Yifan menuntun Raymond ke ruangan tempat Mathias dirawat hingga akhirnya sampai di depan pintu ruangan vvvip , pintu ruangan dibuka menampilkan Mathias dengan wajah pucat yang sedang terbaring di brangkar pesakit lengkap dengan infus di tangan nya. Raymond berjalan perlahan menghampiri Papa nya, Mathias yang melihat kehadiran putra nya yang sudah satu pekan tidak dilihatnya langsung bangkit perlahan dari tidur nya dan mengangkup pipi berisi Raymond " papa minta maaf Ray " kata Mathias dengan suara yang bergetar menahan tangis
Raymond hanya diam mendengar nya sebetulnya ia bingung harus berbuat seperti apa saat dihadapkan situasi seperti ini. Tidak pernah terbayangkan dibenak nya sang papa akan menangis meminta ampunan dari nya
" Papa janji akan perbaiki semua nya, Sarah dan semua staff yang terlibat sudah papa hukum seberat-beratnya habis ini papa hanya mau kamu bahagia Ray "
Meski tidak sehangat ibu Anne, Ray kembali merasakan rasa aman setelah mendengar untaian kalimat sang papa rasa nya seperti benar benar pulang. Hingga pintu ruangan kembali dibuka keras menampilkan Evelyn dan Abram yang tergesa-gesa menghampiri Raymond dan langsung memeriksa keadaan keponakan kesayangan nya
" sayang kemana aja ada yang luka ngga. Tante khawatir sekali tau kamu pergi dari rumah "
Raymond hanya menggelengkan kepala untuk merespon, lalu Abram membawa Raymond ke rengkuhan nya Abram bersyukur Raymond baik baik saja " Anak nakal, ngumpet dimana kamuu "
Raymond hanya menyamankan diri di rengkuhan Abram " Aku gak kemana-mana om " jujur saja ia masih mengantuk karna perjalanan panjang tadi, apalagi dengan rengkuhan Abram membuat Raymond semakin ingin memejamkan mata. Hingga Mathias kembali bersuara
" Mas sama Mba gak boleh bawa Ray, karna aku yang nemuin dia lebih dulu "
Abram dan Evelyn memandang malas Mathias, tidak habis fikir kenapa bisa-bisa nya adik bungsu mereka dibutakan oleh cinta " Ray nginep dirumah om aja, om punya mini pesiar buat kamu "
Mathias mendengus kesal mendengar sogokan Abram " Jangan. Papa juga bisa kasih, yang lebih besar juga papa mampu "
Evelyn menarik pelan Raymond dari rengkuhan Abram lalu melihat Raymond yang sedang menahan kantuk " Jangan debat sekarang. Kasian keponakanku mau istirahat "
Mendengar ungkapan Evelyn Mathias langsung menitah " tidur disamping papa aja " brangkar nya lebih cocok disebut kasur karna ukuran nya yang besar. Raymond ingin menolak tetapi Evelyn lebih dulu menuntun nya ke samping Mathias. Sebelum Raymond bersuara Evelyn lebih dulu menyambar
" naik sendiri ke ranjang, atau tante suru om Abram gendong kamu " kata nya mutlak
Ia langsung naik ke ranjang dengan tergesa-gesa, dan merebahkan diri di kasur membayangkan Abram menggendong nya saja sudah membuat Raymond merinding geli.
Abram menghampiri Raymond lalu mengusap pelan rambut sang keponakan " jangan kabur-kaburan lagi, liat papa kamu sampai sakit karna kangen kamu"
Evelyn tertawa pelan, sedangkan Mathias hanya pasrah image tegas nya hilang sudah jika dihadapkan Abram. Raymond yang memang tidak mau mendengar nya lagi ia cepat cepat menyamankan diri, hingga tidak lama nafas teratur dan dengkuran halus terdengar.
" Dia gemukan, pantas aja orang-orang susah nemuin dia. Dia susah dikenali " ucap Mathias sambil terduduk di kursi tunggu. Sebetulnya Evelyn sudah memaksa nya untuk tetap di ranjang tapi Mathias menolak dengan alasan takut menganggu tidur putra nya.
Evelyn dan Abram saling menatap seakan mengerti maksud dari tatapan tersebut Abram langsung bersuara " kalau sampai kaya gini lagi, Mas gak butuh izin kamu buat bawa Ray "
Tegas AbramMeski begitu Abram dan Evelyn percaya bahwa Mathias telah berubah dan menyesali yang telah terjadi, setelah ini kedua nya sudah tenang karna pangeran sudah kembali ke tempat nya.
bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terang
FanficPerceraian kedua orang tuanya membuat Raymond merasa tidak diinginkan dan membuatnya memutuskan untuk pergi melanjutkan hidup nya sendiri. Mampukah Raymond menjalani kehidupan di luar sana ?