"Dengar, aku bingung harus memulai ini darimana", Tobirama melirik name yang daritadi diam sajaName menundukkan kepalanya, ia merasa akan ada sesuatu yang bahaya datang, namun anehnya ia tak tau itu apa. Melihat kondisi mereka- yang tengah date- membuat name sulit untuk bebas
"Apa aku di gagak?", Ia menoleh ke arah tobirama setelah beberapa kali menghindari kontak mata dengannya. Tobirama menghela, ia melipat tangannya ikut frustasi dengan hubungan mereka yang tak ada kemajuan sama sekali
"Kita tidak cocok bukan, tobirama?", Gumam name
Tobirama menelan ludahnya, tenggorokannya terasa serak ketika mendengar fakta yang name ucapkan. Kenyataan mereka memang mustahil.
"Apa yang akan kau lakukan?", Tobirama berbicara. Wajahnya masih sangat tenang, bahkan name kagum cara tobirama untuk tetap santai dalam kondisi apapun
Setelah seminggu lebih bersama, melakukan misi bersama, makan berdua, jalan jalan, mengelilingi desa, bahkan menghabiskan waktu seharian di luar membuat mereka cukup saling mengenal satu sama lain. Namun, itu tetap tidak berbuah manis.
Name menatap langit malam yang menyejukkan matanya, bahkan angin terasa dingin saat mengenai kulit wajahnya. Tobirama hanya menatapnya, menatap wajah name yang tenang jika sedang fokus. Ia mendapatkan sesuatu yang cukup penting baginya. Wanita ini selalu tersenyum pada hal hal kecil, dan ia memiliki empati terhadap orang lain yang bahkan tak ia kenal. Dan itu cukup membuatnya kagum. Karena dia mengakui jika dirinya adalah kebalikan dari wanita itu
"Aku menyadari beberapa hal", Name menundukkan pandangan nya kembali ke arah tobirama. Ia mengangkat sudut pandang yang awalnya ke jidatnya kini ke arah matanya yang sedikit menghangat dibandingkan waktu pertama kali mereka bertemu
"Kamu adalah orang yang baik", Tobirama tercekat, "aku tidak-"
Name menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum tipis "Dibalik sikapmu yang dingin kamu adalah seorang adik yang mencintai keluargamu, kakakmu", Ujar name terus terang. Tobirama terbelalak kaget karena entah mengapa, jauh di lubuk hatinya ia mengakuinya
"Aku berkebalikan dengan mu. Mungkin aku baik, tapi jauh didalam diriku aku hanyalah orang jahat, yang penuh kebencian mendalam", Name mengalihkan pandanganya
"Apa yang kau lakukan?", Tobirama tetap menatapnya, ia tak berniat untuk mengalihkan perhatiannya pada wanita itu.
Name terkekeh pelan. Ia mengaitkan poni rambutnya di daun telinganya agar tidak menghalangi pandangannya. "Mungkin karena aku putus asa?"
"Putus asa?", Tobirama sedikit bingung
"Ya. Aku putus asa. Pada kita", Name menghembuskan nafasnya perlahan, mengatur suasana hatinya yang campur aduk
Tobirama menundukkan kepalanya. Ia tengah berpikir, bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah mereka yang sepertinya tak akan selesai dengan cepat. Ia menatap kakinya, kemudian sedikit maju ke sebuah bunga kecil yang tumbuh tak jauh dari mereka
"Kau benar", Ia menemukan satu bunga mawar merah yang tak jauh dari bunga biru itu
Name menoleh, ia tertarik ke arah pandangan tobirama dan mengikuti nya. Dua bunga merah dan biru yang berbeda jenis, namun mereka berdampingan satu sama lain
"Kita seperti bunga itu", Lanjut tobirama
Name mengangguk setuju, ia tak pernah membayangkan jika tobirama bisa berpikiran luas tentang hal seperti barusan. Terlebih lagi ia mengibaratkannya dengan hal yang tak pernah ia duga
______
"Rei....", Name terduduk di depan sebuah makam seseorang yang sangat ia cintai.
Uchiha rei.
Itu adalah makam adiknya yang mati di usianya yang baru sembilan tahun. Name ingat betul jika rei mati terbunuh oleh clan senju yang diliputi dendam kepada clan uchiha. Namun kenapa harus rei? Anak ini belum tau apapun tentang permusuhan antara kedua clan itu
Name meletakan sebuah lolipop, permen kesukaannya yang selalu ia beli setiap kali mereka pulang bersama. Sudah lima tahun berlalu, dan saat itu name masih berusia 17 tahun, saat pengumuman dimana name menjadi seorang jounin
"Kakak!", Name menoleh ke arah suara nyaring yang terdengar tak asing ditelinga nya. Dibalik kerumunan keluarga teman teman angkatannya ia melihat seorang anak lelaki yang berlari dengan semangat ke arahnya
Rei membawa jarangan bunga berwarna biru indah yang ia belikan menggunakan uangnya sendiri. Name berjongkok dan merentangkan tangannya, dengan semangat rei memeluknya
"Selamat!", Ucapnya
Name tersenyum lembut, ia mengelus rambut adiknya dengan penuh kasih sayang. Kedua orang tuanya pun sampai, mereka hanya tersenyum tipis melihat kemesraan adik kakak itu
"Rei, lihat kakakmu. Dia sudah jadi jounin loh, apa kau tidak malu?", Ledek ayahnya. Rei yang mendengarnya hanya mengembung kan pipinya kesal
"Lagipula aku masih kecil! Tapi suatu saat aku akan mengalahkan mu!", Name tersenyum mendengarnya. "Akan kutunggu", Ledeknya yang membuat rei semakin kesal
Sedangkan ditempat lainnya, seorang hokage pertama yaitu hashirama tengah mengumpulkan clan senju karena mereka telah melakukan pertempuran dengan clan uchiha sebulan lalu. Banyak korban namun setidaknya masih banyak yang selamat.
"Tobirama! Kau pergi bersama temanmu!", Tobirama yang saat itu menjadi pasukan elite untuk melindungi hokage terkejut
"Tapi kak, akan terlalu berbahaya jika kita pergi di malam hari. Terlebih lagi hari ini adalah pengangkatan jounin baru!", Tolak tobirama.
Hashirama mengangguk mengerti. Namun ia tidak bisa menghentikan kekacauan yang masih terjadi setelah perang itu. Sebagai hokage ia hanya harus memastikan dan menyuruh pasukan elite yang berasal dari clan senju untuk memastikan di area kawasan clan uchiha
"Aku akan menyuruh shion untuk menemani", Tobirama terbelalak kaget. Namun ia akhirnya setuju karena shion sudah menjadi tema dekatnya sendari mereka kecil
Mereka berdua akhirnya berangkat ke kawasan yang disegani clan senju. Dengan jubah coklat dan topeng mereka menyamar layaknya pasukan elite dari clan uchiha. Tobirama memastikan kondisi dari atap, bersama shion yang berada di sudut selatan
Name berjalan kebingungan, ia kehilangan adiknya yang bilang akan membeli sesuatu untuknya. Jalanan cukup sepi, tidak seperti biasanya. Mungkin mereka sedang merayakan perayaan jounin baru
Saat berada di belokan name melihat jelas pembantaian di depan sana. Ia dengan cepat menggunakan sharingan untuk memastikan, dan ternyata benar, ada dua orang dan satu tewas.
Ia dengan cepat berlari kesana, langkahnya tergesa-gesa saat merasakan chakra yang familiar baginya. Nafasnya tersengal, jantungnya berdebar melihat darah yang mengalir di tubuh seorang anak kecil yang membawa lolipop di tangannya
"Rei.... Tidak...", Ia berjongkok, mengecek jika adiknya masih bisa diselamatkan. Namun jantungnya berhenti berdetak, banyak luka tebasan di titik vital nya
"sialan!", Air matanya jatuh, name dnegan cepat mengejar lelaki dewasa dengan pakaian pasukan elite itu. Ia menggunakan mangekyo saringan nya dan dengan cepat mengejarnya, menggunakan genjustsu dan memperdaya nya dengan siksaan yang terasa nyata itu
"Beraninya kau....", Ia mengeluarkan pedangnya
"Membunuh adikku...", Dengan cepat tubuh lelaki itu dicabik-cabik dengan brutal. Dan saat jubah itu terjatuh name melihat jelas ciri khas clan senju
Tubuhnya melemas, ia terjatuh tak berdaya. Tubuhnya dipenuhi darah, dan hujan turun dengan deras membuat wajahnya tertutup oleh rambutnya
"Shion!!"
Seseorang datang, terkejut melihat teman kecilnya sudah mati mengenaskan. Ia melihat seorang gadis yang berasal dari uchiha. Rahangnya menegas, ia mengeluarkan kunai nya dan berniat membunuhnya. Namun dengan cepat seseorang datang, menahan emosinya untuk tidak bertindak lebih jauh lagi
"Sudahlah! Tobirama!"
Ini plot twist nya banyak, satu satu aja kali yaa 🤫
KAMU SEDANG MEMBACA
But I'm uchiha. | Tobirama X You
Krótkie OpowiadaniaApakah ini akan berhasil, hashirama?