"Cuci juga pakaian ku!" Pelayan melemparkan kumpulan pakaiannya ke atas tumpukkan pakaian kotor lainnya.
Bukan hanya mencuci pakaian ketiga kakak ku. Tapi aku juga di suruh mencucui pakaian pelayan lainnya. Mereka memperlakukan ku sesuka hati. Tidak ada habisnya. Bukannya berkurang. Tumpukan pakaian itu semakin bertambah.
"Bo--bolehkah a--aku ma--makan--"
"Makan?! Pekerjaan mu saja kau belum selesai sekarang kau ingin makan?! Tidak ada makanan untuk mu selama kau belum menyelesaikan semuanya!"
"Ta--tapi a--aku ..."
"Diam! Kau mau ku tampar?!"
Aku menggeleng lemah. Tak berani menatapnya. Tapi aku sangat lapar. Kemarin aku hanya makan sepotong roti saja.
"Cepat bersihkan semuanya atau aku akan mengadukan mu bermalas-malasan pada nona!"
Aku mengangguk cepat. Kalau dia mengadukan kebohongan aku akan di pukul lagi.
"Hahaha! Rasanya aku ingin sekali menunjukkan pada pelacur itu bagaimana nasib putrinya sekarang!"
"Pelacur itu tidak akan peduli. Putrinya ini sendiri yang sudah membunuhnya hahaha!"
Sejak kepergian ibu dan ayah. Kehidupan ku di rumah ini berubah. Tidak ada mainan, tidak ada barang-barang bagus. Semua pemberian ayah dan ibu di hancurkan oleh ketiga kakak ku. Aku bahkan berhenti sekolah. Aku tidak menyelesaikan pendidikan dasar ku. Ketiga kakak ku melarang ku untuk sekolah. Kamar ku di pindahkan di bagian belakang, menyatu dengan gudang. Rice, Anjing putih peliharaan ketiga kakak ku memiliki kamar pribadi dan itu sangat mewah.
Aku selalu bertanya-tanya apa itu pelcur. Seiring berjalannya waktu aku mendapatkan semua jawabannya. Ketiga kakak ku memberitahukan siapa ibu padaku. Pelacur, Ibu seorang pelacur. Wanita yang setiap harinya memuaskan nafsu seorang pria. Ibu ternyata juga adalah seorang penggoda suami orang lain. Ibu suka menguras harta pria yang sudah berkeluarga. Salah satunya yang aku kenal adalah guru Seraphine. Dan aku tahu betapa menjijikannya cara bekerja sebagai seorang pelacur.
Ayah ku ternyata bukanlah ayah kandungku. Ternyata aku memang tidak pernah tahu siapa ayah kandungku.
Sekarang aku sudah dewasa. Usia ku sekarang dua puluh tahun. Melakukan pekerjaan seperti pelayan. Ketiga kakak ku merasa sangat dendam padaku. Ibu dan aku datang di saat ibu mereka sedang sakit. Yang lebih parahnya lagi. Sebelum ibu mereka meninggal. Ibu dan ayah bercinta tepat di hadapannya. Para pelayan, mereka semua juga membenci aku dan ibu. Kedatangan kami membuat keharmonisan keluarga ini hancur. Ibu banyak menyiksa para pelayan dan memecat sebagian besar sari mereka sesuka hati. Tapi sejak ibu tiada. Kakak membawa mereka semua kembali.
Aku mencuci pakaian, menggantikan pekerjaan pelayan. Aku di larang menggunakan mesin cucu untuk mencuci. Harus secara manual. Rasanya sangat pegal dan melelahkan. Sudah sejak pagi aku mencuci. Aku bahkan belum makan apapun.