Di sebuah sekolah menengah, Dimas dan Rina adalah teman sekelas yang sering saling mengobrol dan bercanda. Suatu hari, Rina, yang selalu tertarik dengan hal-hal mistis, mendengar tentang ritual yang konon bisa membuat orang bertukar tubuh. Dia pun penasaran dan mengajak Dimas untuk mencoba.
---
"ILUSTRASI DIMAS"
"HANYA ILUSTRASI BUKAN TOKOH SEBENARNYA""ILUSTRASI RINA"
"HANYA ILUSTRASI BUKAN TOKOH SEBENARNYA "Malam hari di rumah Rina, saat melakukan ritual:
Rina: "Dimas, ini cuma buat senang-senang, ya. Lagipula, siapa tahu nggak bakal berhasil."
Dimas: "Iya, iya, asal besok kita bisa balik lagi ke tubuh masing-masing, ya."
Rina: "Tenang aja. Sekarang ikuti langkah-langkah ini... pegang tangan aku, pejamkan mata, dan ucapkan mantra yang aku ajarkan tadi."
Mereka pun memejamkan mata dan mulai mengucapkan mantra secara bersamaan. Mendadak, Dimas merasakan sensasi aneh, tubuhnya seperti melayang. Ketika membuka mata, ia mendapati dirinya melihat wajahnya sendiri. Dia terkejut.
Dimas (dalam tubuh Rina): "Astaga... ini beneran terjadi! Aku... aku di tubuh kamu, Rina!"
Rina (dalam tubuh Dimas): "Wah! Ini... wow, aku nggak nyangka bakal berhasil! Tapi rasanya aneh banget..."
Dimas: "Gimana cara jalan pakai tubuh kamu ini? Kok rasanya beda banget!"
Rina: "Haha, ya jelas beda! Coba rasain deh rambut panjang, jadi cewek itu harus perhatikan hal-hal kecil."
Dimas: "Eh, kamu juga bakal tahu rasanya jadi cowok itu nggak semudah kelihatannya! Ngomong-ngomong, gimana kalau besok kita ke sekolah berpura-pura jadi satu sama lain?"
Rina: "Boleh juga, seru nih! Tapi inget, jangan sampai ketahuan. Kita harus benar-benar berperan jadi diri masing-masing."
---
Keesokan harinya di sekolah:
Dimas (dalam tubuh Rina): menghela napas "Oke, Dimas... eh, maksudku, Rina... kamu bisa. Fokus!"
Rina (dalam tubuh Dimas): "Santai aja, Dim. Ini cuma sehari. Aku yakin nggak akan ada yang curiga."
Saat jam istirahat, mereka bertemu di sudut sekolah untuk membahas pengalaman aneh mereka.
Dimas: "Eh, Rina... aku merasa aneh. Ada kenangan-kenangan dari tubuh kamu yang muncul begitu saja di kepalaku."
Rina: "Serius? Aku juga... tadi tiba-tiba ingat hal-hal yang biasanya kamu lakukan, kayak cara kamu sering menggerak-gerakkan kaki saat gugup."
Dimas: "Iya, dan rasanya aku... aku juga ingat sedikit tentang keluargamu, kayak yang kamu pernah cerita. Tapi ini bukan ingatanku, kayaknya ini ingatan tubuh kamu."
Rina: "Mungkin tubuh kita juga punya cara sendiri untuk menyimpan kenangan. Ini mulai agak... menyeramkan."
Dimas: "Iya, aneh banget. Kalau gini terus, aku takut bisa lupa jadi diri sendiri."
Rina: "Tenang aja, mungkin ini sementara. Nanti malam kita bisa coba ritualnya lagi untuk balik ke tubuh masing-masing."
---
Malamnya, mereka bertemu kembali untuk mencoba membalikkan ritual tersebut.
Dimas: "Kali ini, kamu aja yang pimpin, Rina. Kayaknya aku nggak kuat kalau harus terus ingat-ingat kenangan yang bukan punya aku."
Rina: "Iya, aku juga merasakan hal yang sama. Oke, kita coba sekarang, dan semoga berhasil."
Mereka memejamkan mata dan mengucapkan mantra sekali lagi. Setelah beberapa saat, mereka merasa kembali ke tubuh masing-masing, dan ketika membuka mata, mereka akhirnya menemukan diri mereka kembali ke tubuh asli.
Dimas: "Wah, akhirnya! Rasanya... seperti kembali jadi diri sendiri."
Rina: "Iya, lega banget. Ternyata bertukar tubuh itu nggak cuma seru, tapi juga menakutkan kalau terlalu lama."
Dimas: "Iya. Tapi, ini jadi pengalaman yang nggak bakal aku lupain."
Rina: "Sama. Kalau kita mau coba hal aneh lagi, pastikan itu nggak sampai bikin kita lupa jadi diri sendiri ya."
Mereka pun tertawa bersama, menyadari bahwa terkadang bermain-main dengan hal mistis bisa menjadi pelajaran besar dalam mengenali diri masing-masing.
Bersambung!