Chapter 1; Pertemuan

2 1 0
                                    

Callista merapihkan barangnya serta mengecek kembali barang bawaannya, ia ada dipindah tugaskan dari rumah sakit di kotanya ke puskesmas kampung Jawara. Sebenarnya ini yang sangat ia tunggu-tunggu, karena di perkampungan tentu saja punya suasana yang berbeda dan orang-orang disana sangat ramah padanya.

Seorang cewek datang dengan rambut acak-acakan, hidung serta mata yang memerah karena nangis, tisu di tangannya. Cewek itu berlari memeluk Callista yang terkejut dengan penampilan temannya, itu Sheilla, adik kelasnya saat SMP dan kini menjadi sangat dekat seperti adik kandungnya. Kenapa dia menangis, itu yang Callista pikirkan. menurut dia, dirinya tidak punya salah apapun kepada anak itu.

"Ada apa?" tanya Callista, memastikan keadaan Sheilla.

"Mba.. mba beneran mau pindah? terus aku disini sama siapa dong, mba, sendiri tau!" Sheilla mengelap ingusnya dengan tisu digenggamannya.

Callista malah terkekeh mendengar ucapan dari Sheilla, padahal ia ditugaskan hanya enam bulan saja. itu sangat sebentar, tapi Sheilla malah udah nangis kejer, bagaimana jika dia menikah.

Pukul 10.00, Callista memeluk papa dan mama nya sebelum ia memasuki kereta yang akan membawanya menuju perkampungan Jawara. Tak lupa memeluk Sheilla yang masih terisak karena dirinya, tak tunggu lama, Callista langsung memeluk dan mengusap-usap punggung cewek itu, terkadang menepuknya pelan untuk memberinya semangat.

"Aku pamit ya," pamit Callista.

Perjalanan dari kota menuju tempat tujuan memakan waktu sekitar 5 jam, perkiraan waktu sampai disana paling lambat pukul 15.30. Cewek itu menikmati perjalanan, selama perjalanan itu berlangsung, pemandangan yang Callista lihat sangat bagus, sawah-sawah yang subur dengan burung yang terbang, kerbau yang berkeliaran di sawah, dirinya tidak sabar untuk berkelana di kampung Jawara.

Dirinya menatap gapura yang bertuliskan "Kampung Jawara", ia sudah sampai ditempat tujuannya. sekarang cewek itu di temani oleh pak RT disana. Dia langsung diarahkan ke puskesmas tempat ia akan kerja, padahal baru saja ia sampai disana langsung mendapatkan shift malam.

"Ibu-ibu dan bapak-bapak, ini perawat Jihan Callista, yang akan menjadi bagian dari kalian selama 6 bulan." pak RT memperkenalkan Callista sebagai dokter baru disana.

"Halo semuanya, saya Jihan Callista, panggil saja Callista, mohon bantuannya disini ya." Callista membungkuk memberikan tanda hormat.

"Halo, Callista. Saya Chena, dokter umum disini, ini rekan-rekan saya. dari ujung ada Ujang, Marisa, Sarah dan ini dokter Byan." Chena menunjuk satu-persatu rekan kerjanya sambil menyebut namanya satu persatu.

"Hari ini, ners Callista langsung shift malam ya," ucap Byan.

Callista menganggukkan kepalanya. Dia sudah menerima jadwal dari atasan sebelum ia sampai. Setelah perkenalan berlangsung, Callista mengikuti pak RT untuk melihat tempat yang akan ia tempati, tepat di kos-kosan milik pak RT yang memiliki 3 pintu saja. Diisi oleh pintu 1 yaitu Dewi, pintu 3 diisi oleh Maya.

Callista merebahkan dirinya, cukup lelah perjalanan hari ini. jam 5, dirinya sudah harus ke puskesmas untuk kerja. Untungnya, besok ia mendapatkan hari libur, ia bisa beres-beres barangnya di keesokan nya. Kos milik pak RT atau bapak Wisnu, dibilang cukup kecil tapi cewek itu tidak mempermasalahkan, karena ia cuman numpang tidur dan tidak akan ada kegiatan lain selain tidur dan bekerja.

***

Udara semakin dingin, suasana sepi karena malam semakin larut, angin sempoyongan masuk ke dalam puskesmas mengenai kulit putih milik Callista. Dia berjaga bersama Ujang dan Marisa, namun Marisa sedang pulang karena anak bayi nya masih rewel, sedangkan Ujang membeli makan untuk dirinya dan Callista.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Day with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang