Aku saat ini berada ditempat si penyihir dengan wanita menjengkelkan itu sedang menghisap rokok tak henti sambil tertawa.
"Apa yang lucu?"
"Tidak ada. Hanya saja kau terlihat menggemaskan datang kemari berulang kali. Sepertinya kau menyukai saya yah, sehingga terus kemari hahah."
Aku memalingkan wajahku tak berniat membalas ucapan si penyihir itu. Kusenderkan punggungku disandaran kursi dan mulai memejamkan mata.
Aku kini tersadar mengapa aku tidak menikah dengan Evelin. Dari awal aku pergi ke masa depan aku sudah melihat sosok wanita lain sehingga membuatku akhirnya tak punya kepercayaan untuk menikahi Evelin.
Benar yang dikatakan si penyihir bahwa apa yang aku percayai itulah yang akan aku lihat. Dan ya itu memang terjadi.
Aku teringat kembali foto pernikahan dirumah dua pasangan lansia yang adalah diriku dan istriku dimasa depan. Kulihat foto disitu menampilkan wajah si wanita penyihir. Ia tampak cantik saat tersenyum dan memakai gaun. Dan aku sempat membaca nama kita dipapan nama. Nama yang sama dengan nama yang di ucapkan seorang wanita yang kutemui di ladang bunga.
Ya wanita itu adalah si penyihir.
"Mengapa kau berapa hari lalu ada diladang bunga?"
"Yah untuk menemuimu."
"Mengapa harus menemui saya?"
"Tidak tahu. Hanya saja saya yakin anda akan menemukan saya diladang."
Aku berdiri dan berjalan mendekatinya.
"Bagaimana jika saya meyakini bahwa anda adalah jodoh saya? Apakah itu akan benar benar terjadi?"
Mata wanita itu melotot dan mulutnya menganga menandakan bahwa dirinya cukup terkejut. Setelah ekspresinya kembali datar aku meraih tangannya dan menggenggam erat.
"Maukah kau menjadi istri saya?"
Seketika dinding ruangan seperti meleleh, benda benda diruangan lenyap seketika. Lantai yang keras kini berubah menjadi rerumputan dan saat ini pemandangan berubah menjadi ladang bunga.
"Ah sa-saya, saya tidak mungkin menikah dengan anda. Saya penyihir. Bagaimana bisa saya harus menikah dengan anda?"
"Tentu bisa. Karena saya melihatnya terjadi dimasa depan."
Aku mulai membayangkan wanita di depanku menikah denganku. Membayangkan masa depan yang bahagia. Memiliki anak dan hidup damai sampai tua.
Baju yang dikenakan wanita itu berubah menjadi pakaian saat pertama kali aku menemuinya. Tapi kali ini terlihat lebih cantik. Wajahnya lebih berserih, matanya bersinar bahagia.
"Lusi maukah kau menikah dengan Erick Elbaran dan menjadi nyonya Elbaran?"
"Ya saya mau."
Rumput ditanah merambat menggulung tubuh Lusi hingga tiba sampai dijemari wanita itu. Rumput itu menggulung di jarinya dan kemudian lepas menghasilkan sebuah cincin yang kini terpasang di jarinya. Dan aku kini menyadari akan satu hal.
'Aku jatuh cinta yang kedua kalinya.