03: Panggilan dari Masa Lalu

39 25 0
                                    

Langkah Wonyoung terhenti begitu melihat sebuah amplop lusuh terselip di pintu apartemennya. Ia menatap surat itu dengan perasaan asing, jemarinya sedikit gemetar saat meraih dan membuka isinya. Tulisan di atas kertas itu hanya beberapa kata, namun cukup untuk menghentak jantungnya.

“Kenanganmu yang hilang masih hidup di mural-mural kota.”

Kalimat itu menekan hatinya seperti angin dingin yang merayap pelan. Sesuatu di dalam dirinya berbisik bahwa ini bukan sekadar surat iseng. Si pengirim tahu sesuatu—mungkin lebih dari apa yang ia sendiri tahu. Ia teringat kecelakaan yang pernah merenggut sebagian ingatannya, menjauhkan dirinya dari masa lalu yang kabur, terselubung dalam bayang-bayang.

Saat itu, sekelebat ingatan akan mural yang ia tatap tadi siang muncul di benaknya. Wajah gadis kecil dengan balon merah itu kembali memenuhi pikirannya, membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Bagaimana mungkin seseorang tahu tentang ingatan-ingatan yang hilang, yang bahkan ia sendiri tak mampu menggapainya?

“Siapa yang mengirimkan surat ini?” bisiknya, seolah-olah tembok-tembok sunyi itu bisa menjawab. Apa semua ini hanya lelucon? Atau ada seseorang yang diam-diam mengamati setiap gerak-geriknya?

Wonyoung merasakan dorongan kuat untuk kembali ke mural itu, seolah-olah jawabannya tersembunyi di balik warna-warna dan guratan-guratan samar di dinding kota. Mungkin, hanya di sanalah kenangan yang hilang itu menunggu untuk dihidupkan kembali—kenangan yang, entah kenapa, terasa lebih nyata dalam bayangan daripada dalam dirinya sendiri.

[✓] Sang Seniman Mural • JangkkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang