Sunghoon berdiri di kejauhan, separuh dirinya tersembunyi di balik bayangan malam yang mulai merayap. Pandangannya tertuju pada sosok di depan muralnya—Jang Wonyoung. Wanita itu menatap lukisan di dinding dengan tatapan yang samar, senyumnya terbit kecil, namun tampak begitu hampa. Ada kebingungan yang menyelip di sorot matanya, seolah-olah ia sedang mencoba menggali sesuatu yang hilang dalam pikirannya.
Sunghoon menarik napas pelan, mengulur detik-detik pertemuan yang sebetulnya ia rindukan. Bertahun-tahun ia membayangkan momen ini—saat Wonyoung akan berdiri di sana, di hadapan karyanya, tanpa menyadari bahwa setiap guratan warna, setiap bayang dan cahaya, ia buat untuk wanita itu. Namun, ia tahu, ini bukan waktu yang tepat. Ada sesuatu yang tersembunyi di balik mural-mural itu, rahasia yang belum siap ia bagi, beban yang memaksanya untuk tetap menjaga jarak.
Di bawah keremangan lampu jalan, Sunghoon tersenyum tipis, senyum yang nyaris pahit. Ia berbisik pelan, hampir tak terdengar di antara hiruk-pikuk kota, “Maaf, Wonyoung. Masih belum saatnya kita bertemu.”
Dengan berat hati, Sunghoon memalingkan wajahnya, melangkah pergi, perlahan menghilang di balik keramaian kota yang tak pernah henti. Di setiap langkahnya, ia membawa rindu yang harus ia pendam, dan harapan yang entah kapan akan tiba waktunya untuk terungkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sang Seniman Mural • Jangkku
Romance"Ini hanyalah kisah singkat tentang cinta sang seniman mural." Di setiap guratan cat dan semburan warna, dia menggambarkan sesuatu yang lebih dari sekadar seni; ada kisah yang tersembunyi di balik tembok-tembok kota. Sang seniman mural, dengan hati...