Call Me Mpiw!
Ramaikan lagi yawww"Lepas, gue gak setuju sama ucapan Lo, lepasin gue!" Khalisa terus-terusan berontak disepanjang koridor rumah sakit hingga menuju area parkiran rumah sakit, tempat dimana mobil Rajeka berada.
Ya, Rajeka berniat membawa Khalisa ke mobilnya untuk diajak berbicara empat mata, karena ada banyak sekali hal yang harus mereka bicarakan saat ini. Maka saat Khalisa terus berontak, Rajeka memilih menulikan telinganya.
Begitu sampai di samping mobilnya, Rajeka langsung membawa Khalisa masuk ke dalam mobilnya, begitu pun dengan dirinya yang turut masuk juga.
"Hah, gila ya Lo! Lancang banget paksa gue gini!"
"Karena emang harus, kita punya urusan serius disini." Ucap Rajeka.
"Gak, gak ada urusan sedikit pun, jadi biarin gua pergi!" Balas Khalisa.
Rajeka menggeleng tegas, "Nggak. Udah cukup selama sebulan ini saya dihantui rasa bersalah dan dosa. Saya gak akan biarin terjebak di titik itu lagi."
Khalisa berdecak, "Lo ribet ya, di sini yang mau aborsi itu gue, kenapa Lo ribet banget urusin hidup gue!"
"Karena ada darah daging saya." Ucap Rajeka.
"Lo percaya diri banget sumpah, udah gue bilang kan tadi?"
"Dan udah saya bilang juga kan tadi, kalau saya gak akan pernah mau sampai menghilangkan nyawa sosok gak berdosa atas perbuatan yang kita lakuin. Jadi janin itu akan saya pertahanin siapa pun ayah biologisnya." Balas Rajeka dengan tegas.
Khalisa tak mau kalah lagi, ia kembali menjawab ucapan Rajeka, "Tapi gue gak mau! Gue gak mau repot pertahanin yang belum ada, gue gak mau repot ngandung, gue gak mau melahirkan, dan gue gak mau hidup terkekang apalagi sama Lo! Jadi gak usah Lo ikut campur urusan gue!"
Rajeka menghela nafasnya. Kali ini ia tak langsung menjawab perkataan Khalisa, melainkan ia memutar otak untuk mencari jawaban agar Khalisa tak menolaknya terus, dan menyetujuinya untuk mempertahankan bakal calon bayi yang tengah dikandungnya itu.
"Saya mohon dengan sangat, kamu mau ya pertahanin janin itu, hanya sembilan bulan, dan selama masa kehamilan kamu ini kamu tinggal bersama saya, saya akan merawat kamu, bertanggung jawab atas kehamilan kamu, setelah lahir, kamu bebas ambil keputusan, tetap bersama saya untuk membesarkannya sama-sama atau kembali ke dunia kamu...asalkan janin itu tetap bertahan dan lahir ke dunia, saya gak akan minta apa pun lagi selain itu..." Papar Rajeka. Semoga dengan cara ini Khalisa mau mempertimbangkannya untuk mempertahankan sosok dalam rahimnya itu.
Khalisa akhirnya termenung, tak setergesa tadi dalam menolak tiap ucapan Rajeka. Hingga beberapa saat kemudian, Khalisa baru membalasnya, "Kasih gue waktu, gue perlu bicara sama orang terdekat gue dulu."
Rajeka lega, setidaknya Khalisa mau mempertimbangkannya, itu sudah lebih dari cukup, Rajeka pun lantas mengangguk.
"Kalo gitu, biar saya antar kamu pulang." Ucap Rajeka.
Khalisa hanya mengangguk. Habis sudah energinya setelah perdebatan panjang beberapa menit lalu.
Rajeka pun mulai memanaskan mesin mobilnya, dan mulai mengendarainya, meninggalkan area parkiran rumah sakit tersebut. "Ngomong-ngomong, kita belum kenalan. Saya Rajeka Jeon Agaskar...kamu?"
Khalisa sontak menoleh pada Rajeka. "Gue Khalisa."
"Lengkapnya?" Tanya Rajeka, sambil melirik Khalisa sekilas.
"Glyanda Khalisa." Jawab Khalisa, cukup dingin dan ketus.
🌻If🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
If [LK]
Teen Fiction~ If ~ Jika malam itu keduanya tak bertemu, maka keduanya tak akan pernah bersatu. Lizkook By: Mpiw Lizkook By: Mpiw! ⚠️ Warning ⚠️ -Dilarang keras untuk menjiplak! -Hanya karangan fiksi semata, alur dalam cerita tidak ada sangkut pautnya dengan ke...