Langit Hogwarts malam itu kelam, dipenuhi aura keputusasaan dan ketidakpastian. Di dalam Ruang Kebutuhan yang terlindung dari dunia luar, Casandra Potter menunggu, jantungnya berdegup kencang saat langkah kaki terdengar mendekat. Draco muncul di hadapannya, wajahnya tampak suram dan matanya dipenuhi pergulatan batin yang mendalam.
"Draco," bisik Casandra, suaranya pecah oleh kesedihan. "Tolong... Kau bisa memilih jalan yang benar. Kita bisa pergi dari sini bersama-sama."
Draco menggelengkan kepalanya, menahan napas sejenak sebelum menjawab, "Aku tak bisa, Casandra. Ini terlalu berisiko, bukan hanya untukku… tapi juga keluargaku. Aku tidak bisa meninggalkan mereka dalam bahaya."
Casandra mengatupkan bibirnya, matanya mulai basah. "Kenapa kita harus berada di jalan yang berbeda? Kenapa kita tidak bisa memilih untuk bersama?" isaknya dengan getir, air mata mulai menetes di pipinya. Rasa sedih dan amarah bercampur, membuatnya merasa seperti ditinggalkan oleh seseorang yang ia cintai begitu dalam.
Draco, melihat luka di mata Casandra, akhirnya tidak tahan. Dia melangkah maju, memeluknya erat. Tubuh mereka bergetar dalam pelukan itu, terbungkus oleh kebisuan yang menegangkan. Casandra membenamkan wajahnya di dada Draco, menumpahkan rasa sakit yang tertahan selama ini. Dalam keheningan, bibir mereka bertemu, penuh keputusasaan, seolah mereka mencoba menyampaikan semua kata yang tak terucap melalui ciuman terakhir itu.
̶̶̶̶ «̶ ̶̶̶ ̶ «̶ ̶̶̶ 🌘ˋ°•⁀➷🌕 ̶ ̶ ̶»̶ ̶̶̶ ̶ »̶ ̶̶̶
Saat pagi tiba, pertempuran di Hogwarts telah mencapai puncaknya. Sihir dan jeritan menggema di seluruh kastil, menandai betapa dahsyatnya peperangan yang terjadi. Di tengah kekacauan itu, Harry Potter bergegas mendekati Casandra, matanya penuh kekhawatiran.
"Casandra, kau harus tetap di sini," katanya cepat, matanya menyiratkan tekad kuat. "Aku... aku harus pergi ke hutan."
Casandra menggeleng keras, menggenggam lengan Harry. "Tidak, Harry. Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri. Bagaimana kalau terjadi sesuatu padamu?"
Harry menatapnya dengan penuh kasih sayang, mencoba menenangkan adiknya yang tersayang. "Percayalah, Casandra. Aku tahu apa yang harus kulakukan. Kau harus di sini... kau harus aman."
Meskipun dengan berat hati, Casandra akhirnya mengangguk pelan, berpura-pura setuju. Tapi begitu Harry berbalik dan mulai berlari menuju Hutan Terlarang, Casandra mengikutinya diam-diam dari kejauhan, menolak untuk menyerah begitu saja pada firasat buruk yang menyelimuti hatinya.
Di dalam kegelapan hutan, Casandra menyaksikan saat yang paling mengerikan. Harry, kakaknya, berdiri di hadapan Voldemort, bersiap menghadapi kematian. Tanpa berpikir panjang, Casandra berlari dan berdiri di depan Harry, menghadang kutukan yang terucap.
Kilatan hijau mengarah kepadanya, dan dalam sekejap, tubuh Casandra tersentak jatuh. Harry menjerit, memeluk tubuh adiknya yang kini terkulai lemah di tanah, sementara tangis dan amarah meluap dari dalam dirinya. Sebelum Harry dapat meresapi rasa kehilangan itu, Voldemort melemparkan Kutukan Avada Kedavra ke arahnya juga, membuat kegelapan menelan keduanya.
Setelah tubuh Harry dan Casandra dibawa ke halaman depan Hogwarts oleh para Pelahap Maut, suasana di sekitar berubah menjadi duka yang mendalam. Namun, tiba-tiba, Harry membuka matanya, bernapas kembali seolah-olah kematian hanyalah sekadar selimut singkat yang menyelimutinya. Hanya, yang sebenarnya mati adalah sebagian jiwa Voldemort dalam dirinya.
Namun, Casandra tidak bernasib sama. Jiwanya telah benar-benar pergi, menghilang bersama cinta dan pengorbanan yang dia berikan untuk Harry. Tubuhnya tetap terbaring kaku, tak bergerak. Ketika Harry dengan amarah yang memuncak melawan Voldemort, musuh bebuyutan itu melemparkan tubuh Casandra ke jurang dari jembatan di Hogwarts, seakan hanya sebagai barang tak berharga.
KAMU SEDANG MEMBACA
DM: Another Life
FantasíaEmpat tahun setelah kekalahan Lord Voldemort dan kematian kekasihnya, Casandra Potter, Draco Malfoy memutuskan untuk meninggalkan dunia sihir yang telah menjadi bagian dari hidupnya selama bertahun-tahun. Dia merasa seperti harus menghapus jejak mas...