Berkali-kali Lia memencet bel didepan gerbang disebuah rumah. Sudah hampir 10 menit Lia berdiri disitu tapi si pemilik rumah tak juga membukakan pintu.
"permisi...delivery pizza" teriak Lia sekali lagi
Lia menghentakkan kakinya kesal.
"kemana sih nih orang,kosong kali ya rumahnya"Lia berjongkok membenarkan tali sepatunya,bersamaan dengan itu seorang pemuda berlari keluar dan segera membuka pagar.
"maaf mbk lama,tadi saya baru mandi"
"iya mas gapapa"
Lia berdiri dan betapa kagetnya dia saat mengetahui siapa pemuda yang berdiri didepannya.
"lho? Lia?"
"Dika..."
"jadi kamu?"
"ya,aku pengantar pizza"Dika terdiam,Lia segera mengambil pizza pesanan Dika dimotornya lalu memberikannya pada Dika.
"ini pizzanya dan ini notanya. Selamat menikmati,terimakasih sudah memesan. Saya permisi dulu"Saat Lia hendak pergi Dika memegang tangannya.
"tunggu Lia"
"jangan sentuh aku!"
"maaf... Lia kita harus bicara"
"apanya yg harus dibicarain"
"aku mau jelasin sesuatu"
Lia berdecak kesal.
"nggak ada yg perlu dijelasin lagi Dika. Sejak kamu niggalin aku,bagiku kamu udah mati. Jadi sekarang bagiku kamu hanya orang asing. Jadi please! jangan gangggu aku lagi"Dika terdiam,dia tak menyangka Lia akan sebenci itu padanya.
Lia menaiki motornya,membiarkan Dika yang masih terbengong menatapnya.
"maaf saya harus kembali bekerja"-----
Lia merebahkan tubuhnya dikasur Nuri,sahabatnya dari kecil sekaligus saksi kisah cintanya sama Dika dimasa lalu.
"trus gimana Lia?"
"aku gatau Nur,aku takut kalau nanti aku ketemu Dika terus perasaanku akan semakin sulit,5 tahun aku mencoba melupakan dia Nur,dan sekarang disaat aku sudah berhasil hidup tanpa dia,dia malah kembali Nur"
"sabar ya Lia,kan kita nggak ada yg tau takdir,mungkin Allah mempertemukanmu lagi dengan Dika ini ada tujuannya. Pasrahkan saja sama Allah,toh mau ditolak pun kalau kalian ditakdirkan bertemu bakal ketemu juga Lia"
"iya juga sih Nur ,kamu bener"
Lia bangkit,lalu menatap jam dinding dikamar Nuri.
"aku pulang dulu ya Nur,udah malem"
"lho? gak nginep sini aja"
"nggak,besok aku shift pagi. Makasih ya udah dengerin ceritaku"
"iya sama-sama, hati-hati dijalan ya Lia"
"iya Nur"Saat Lia sampai dijalan, tiba-tiba motornya berhenti.
Lia lupa mengisi bensin tadi saat melewati pom bensin saking tidak konsentrasinya dia,dan sekarang dia kehabisan bensin padahal pom didepan sana masih lumayan jauh.
"ya ampun,kenapa teledor sekali aku,cuma gara-gara mikirin Dika aku sampai tidak beli bensin tadi.Bodoh kau Lia" gerutu Lia pada dirinya sendiri
Lia menepikan motornya.
"apa aku hubungi Nuri saja ya minta tolong"
Lia duduk ditrotoar mencoba mencari Hpnya,cukup lama dia mengubek-ubek tasnya tapi hasilnya nihil.
"astaga aku lupa,HPku kan dibawa ibu kost"Kali ini Lia benar-benar frustasi,mau tidak mau dia harus mendorong motornya.
tapi sebentar... Dia ingin minum dulu,dia sangat haus dan juga lapar sejak tadi siang dia belum makan.
"ya allah lengkap banget penderitaanku,ini juga kenapa air nya habis"
Lia berdegus kesal sambil kembali memasukkan botol minumnya kedalam tas.
Namun Tiba-tiba...."Lia?"
Lia mendongak menatap sumber suara itu.
"Dika? ngapain kamu disini?"
"mobilku tadi aku parkir didepan sana,eh gk sengaja aku lihat kamu. Kenapa? motornya mogok ya?"
"bukan urusanmu"
"ya ampun sadis amat. Nih minum buat kamu,air mu habis kan"
"nggak perlu"
Dika menarik nafasnya berat.
"kamu kenapa sih Lia? apakah sebenci itu kamu sama aku,aku kan cuma mau nolongin""sayang!! ihh kok malah disini sih,aku cariin dari tadi juga.Malah ngobrol disini" kata seseorang dari belakang Dika
"eh Yuna,udah selesai belanjanya"
"udah. Siapa cewek ini?" kata Yuna penuh curiga menatap Lia
"temen sekolahku dulu kok"
"ayok pulang,cepetan. Aku laper mau makan dulu"
"iya-iya sayang,kamu kemobil dulu gih,nanti aku nyusul"
"yaudah,jangan lama-lama"Setelah Yuna pergi Dika kembali menatap Lia lalu meletakkan botol air mineral itu disamping Lia.
"Aku kan udah bilang aku gak butuh,bawa saja sana"
"Please deh Lia,,gausah kumat keras kepalanya. Niatku baik,gak ada niat buruk. Negatif thinking banget jadi orang"
Lia terdiam,Dika menghela nafas lalu pergi."diminum ya Lia,nanti kamu pingsan,kamu kan gabisa nahan haus. Aku duluan, hati-hati ya" kata Dika seraya melangkahkan kakinya
Setelah bicara seperti itu Dika segera berlari kemobilnya karena Yuna sudah memencet klakson.
Lia memandang kepergian mobil Dika dengan mata berkaca-kaca.
Lia ingat,dulu waktu acara outbond di SMA Lia sempat pingsan gara-gara kehausan dan Dika sangat panik,dan mulai saat itu Dika selalu ingat bahwa Lia tidak bisa nahan haus.
"kamu masih ingat soal itu Dika?" lirih Lia.Selama perjalanan Dika jadi tidak konsen karena kepikiran soal Lia tadi,bahkan dia mengabaikan Yuna yg sejak tadi mengajaknya bicara.
"Lia gimana ya? ini kan udah gerimis,kalau dia kehujanan gimana" batin Dika
"Dika kamu kenapa sih!! kenapa diem aja? lagi mikirin apa? nyebelin banget dari tadi aku dicuekin"
"eh,nggak kok sayang. Maaf... aku cuma kepikiran jemuranku dirumah tadi belum aku angkat,dan ini kan hujan pasti kehujanan" dusta DikaYuna hanya manggut-manggut percaya dan kembali menyandarkan tubuhnya di jok mobil.
"kasian kamu sayang,segitunya mikirin rumah. Kamu tenang aja,nanti,kalau kita nikah kamu tidak perlu mikirin jemuran lagi,aku yg akan ngurusin kamu sayang"
"iya sayang,makasih ya"...
..
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Sementara??
Romance"kumohon Lia bantu aku,,aku tidak akan pernah bisa menikah dengan siapapun sebelum aku memenuhi janjiku padamu" (ARDIKA DIRGANTARA) "aku tidak pernah bisa jatuh cinta lagi Dik, perasaanku udah mati, dan kamu yang udah buat hati aku MATI !! sekarang...