#5_Agreemen

0 0 0
                                    

Sudah seminggu ini Dika selalu menunggu Lia didepan tempat kerja Lia,tapi Lia selalu saja bisa menghindar dgn mengumpet-umpet lewat belakang.
Namun malam ini sepertinya Lia sedang tidak beruntung.
Dika sengaja menunggu Lia jauh dari tempat kerjanya dan menghadang Lia dijalan.
"stop Lia!!"
Lia terpaksa menghentikan motornya jarena Dika menghadang jalannya.
Dan sialnya,saat motor Lia berhenti,Dika buru-buru mencabut kunci motor Lia.
"Dika apa-apaan sih kamu. Kembalikan kunciku"
"aku sudah bilang kan Lia,aku akan terus mengganggumu sampai kamu mau menikah denganku"
"kamu gila Dika! aku nggak akan pernah mau menikah dengan mu. Sudahlah mana kunciku,aku mau pulang. Jangan bercanda Dika,ini udah malem"
Lia turun dari motornya dan berusaha merebut kunci motornya dari tangan Dika. Tapi Dika malah menggenggam pergelangan tangan Lia.
"ayolah Lia,bantubaku please"
"nggak!"
"kalau kamu nggak mau,aku nggak aku lepasin tanganmu"
"lepasin Dika"
"menikahlah denganku dulu"
"kau benar-benar sudah tidak waras Dika"
Lia menepis tangan Dika dengan kasar. kesabaran Lia sudah habis,dia jengkel menghadapi Dika.
"laki-laki macam apa kamu ini Dika! dulu kamu menyakitiku,kamu meninggalkanku demi perempuan lain dan sekarang kamu memohon aku untuk menikah denganmu. Kamu pikir aku ini apa Dika? dimana hari nuranimu ha?"
Dika terdiam,dari dulu memang Dika paling tidak bisa berkutik kalau sudah melihat Lia menangis didepannya.
"aku bukan boneka mu Dika"
Lia mengambil kunci motornya dari Dika laku dia pergi. Semantara Dika hanya bisa diam mematung memandang kepergian Lia tanpa bicara apapun lagi.

------
Hari berikutnya...
Lia keluar dari tempat kerjanya,dia menengok kekanan dan kekiri,dan ternyata tak ada lagi Dika yang menunggunya disana.
Sejak kejadian malam itu,Dika memang tidak pernah lagi menemui Lia.

Lia tersenyum lega,diaemgambil motornya lalu dia bisa pulang dengan tenang tanpa harus khawatir ada Dika yang akan menghadangnya dijalan lagi.
Namun saat Lia sampai ditempat kost,malah ada kejadian yang membuat Lia terkejut.

Bu Ani sedang berkacak pinggang didepan pintu kost Lia beserta semua barang-barang Lia yang sudah teronggok dilantai didepan bu Ani berdiri.
"astgfirullah,ada apa ini bu? kenapa semua barang-barang saya ada diluar"
"saya yang mengeluarkannya. Kenapa? masalah buat kamu? kamu keberatan?"
"salah saya apa bu?"
"apa? kamu masih tanya salah kamu apa? heh denger ya Lia. Ini sudah waktunya kamu bayar uang kost kamu sesuai kesepakatan kita waktu itu. Tapi apa? mana buktinya? apa kamu belagak lupa ha?"
"iya bu saya tau,tapi maaf bu Saya benar2 belum ada uang"
"saya tidak butuh lagi alasan itu Lia. Sekarang juga kamu angkat kaki dari sini"
Lia berlari kearah bu Ani dan memohon kepadanya.
"Bu saya mohon bu jangan usir saya bu,saya mau tinggal dimana bu kalau saya tidak boleh disini lagi"
"saya tidak perduli. Pergi kamu dari sini"
"bu saya mohon bu,beri saya waktu bu. Saya janji saya akan melunasi semua hutang saya"
"nggak! kamu pergi sekarang!"

Bu Ani mendorong tubuh Lia hingga Lia kehilangam keseimbangan dan hampir jatuh. Untung ada seseorang yang menangkap tubuh Lia dari belakang.
Lia terkejut saat menatap orang itu.
"Dika?"
Setelah membantu Lia berdiri,Dika berjalan kearah bu Ani dengan tatapan penuh amarah.
"apa begini cara anda memperlakukan seorang perempuan? apa anda tidak punya anak perempuan? bayangkan jika apa yg anda lakukan ini terjadi pada anak perempuan anda sendiri" kata Dika dengan tegasnya
"hey anak muda! kamu ini tidak tau apa-apa,jangan ikut campur. Ini urusan saya dgn Lia"
"saya tau karena saya sudah dengar semuanya"
"trus? mau apa kamu? mau membelanya? mau jadi sok jagoan nolongin dia? gitu?"
Dika menarik nafasnya sejenak lalu menatap kearah Lia yg berdiri tak jauh dibelakangnya.
"berapa hutang Lia"
"kamu jangan sok kaya mau bayarin hutangnya. Dia aja nggak bisa bayar,siapa kamu mau sok-sok an bayarin dia anak muda"
"katakan saja bu berapa jumlahnya"
"jumlahnya 3juta,itu terhitung sampai akhir bulan ini"
Tanpa banyak cakap lagi Dika langsung mengeluarkan dompetnya dan memberikan sejumlah uang yang disebutkan tadi kepada bu Ani.
"sudah lunas kan? jadi untuk bukan ini anda jangan mengganggu Lia lagi"
"baiklah. Hey Lia!! beruntung kamu bulan ini karena pacar kamu ini mau bayarin uang kost kamu. Ingat ya,,bulan depan jangan telat lagi"
Setelah bicara seperti itu bu Ani pergi.

Dika berbalik menatap Lia.
"sudah jangan nangis. Sekarang masuklah. Ibu itu tidak akan mengganggumu lagi"
Tanpa menunggu respon dari Lia,Dika langsung beranjak pergi.
"Dika tunggu!"
Dika berhenti tanpa membalikkan badannya.
"kamu pikir dgn kamu lakuin ini trus aku mau nikah sama kamu. NGGAK!! nggak semua hal bisa dibeli pakai uang Dika. Kalau aku sudah punya uang aku akan ganti uangmu,anggap saja aku berhutang. Aku nggak butuh belas kasihanmu"

Dika geram mendengar ucapan Lia itu,dia berbalik dan kembali menghampiri Lia.
"bisa nggak kamu itu jangan negative thinking terus sama aku. Aku ngelakuin itu semata mata hanya karena aku paling nggak tega lihat cewek dihina. Seandainya yang terjadi sama kamu tadi juga terjadi sama orang lain pun aku juga akan tetap menolongnya"
Lia terdiam,dia pikir memang sepertinya dia lah yang terlalu berprasangka buruk pada Dika,padahal Dika kan sudah menyelamatkannya.
"kamu denger ya! sebenarnya aku juga tidak mau ngelakuin ini Lia. Aku juga tidak ingin mengganggu hidupmu lagi,tapi aku harus ngelakuin ini. Ini semua karena janjiku itu Lia. Karena aku meninggalkanmu aku terkena kutukan janjiku sendiri,dan kalau aku nggak nepati janjiku,selamanya aku tidak akan pernah bisa menikah"
Lia masih diam,sementara Lia semakin geram.
"sudahlah! aku akan pergi sekarang,aku nggak perduli soal kutukan itu lagi. Terserah!!"
Dika masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan Lia yang masih berdiri mematung.

***

Dika berjalan menuju beranda rumahnya,pasalnya sejak tadi ada yg memencet bel didepan gerbang.
Saat Dika sampai diteras,Dika sedikit terkejut melihat siapa yg datang.
"Lia? mau ngapain dia kesini"
Dika berjalan menuju gerbang rumahnya.
"Lia,kamu ngapain kesini?"
"aku...."
"apa belum puas kamu maki2 aku semalem? atau kamu kesini mau bayar hutangmu?" sindir Dika
"aku mau minta maaf. Boleh kita bicara sebentar?"
Dika mengernyitkan keningnya. Sebenarnya dia masih sebal atas sikap Lia semalam,tapi Dika tidak tega. Akhirnya Dika membuka pintu gerbangnya dan mengajak Lia duduk diberanda.
"udah gitu doang?" kata Dika karena setelah duduk Lia malah jadi diam saja
"nggak Dik,aku ingin bicara"
"mau bicara apa?"
"mmm.... Soal tawaran kamu waktu itu,apa masih berlaku?"
"tawaran? tawaran apa maksudmu?"
"soal nikah itu" kata Lia ragu
"oh,,kenapa memangnya?"
Lia tertunduk terdiam sejenak.
"Dika... setelah aku pikir2,aku bersedia membantu kamu supaya terbebas dari kutukan itu"
Dika terbelalak kaget.
"ha? benarkah? jadi kamu mau menikah denganku?"
Lia mengangguk.
Dik tersenyum senang.
"Tapi.... kenapa kamu tiba-tiba berubah pikiran? kemarin kan kamu jelas-jelas menolaknya. Apa jangan-jangan kamu masih punya perasaan sama aku?"
"cih,jangan GR. Aku ngelakuin itu karena aku nggak mau hutang budi sama kamu. Kemarin kan kamu sudah nolongin aku,jadi sekarang giliran aku yang nolongin kamu"
"kamu yakin? hanya karena itu? nggak ada yg lain?"
Kali ini Lia mengangguk.
"tapi ada syaratnya" kata Lia kemudian
"syarat? syarat apaan? ahh... kenapa ribet amat sih pake syarat segala"
"yaudah kalau gaboleh pake syarat,aku gamau"
"iya iya,yaudah apa syaratnya? cepetan bilang"

Lia menatap Dika yg kini tampak tidak sabar menunggu syarat apa yg akan dia katakan.
"kamu gaboleh sentuh aku,kamu gaboleh apa-apain aku,kamu gaboleh tidur seranjang sama aku,dan kamu gaboleh jatuh cinta sama aku"
"yaelah... Siapa juga yang suka sama kamu. Aku udah punya Yuna kalik,pernikahan kita cuma status doang"
"yaudah deh,bagus"
"kalau gitu aku juga punya syarat,biar adil"
"yaudah apa?"
"kamu nggak boleh ikut campur urusanku dey Yuna. Gimana? kamu setuju?" kata Dika sambil mengulurkan tangannya pada Lia.
Lia pun menjabat tangan Dika.
"setuju"
"oke,kalau gitu biar aku bicarain dulu sama Yuna,nanti aku kabari. Boleh minta nomer HPmu?"
"aku nggak punya HP"
"What? hari gini nggak punya HP? semiskin itu kah kamu?"
"biarin... sudahlah aku mau pulang. kalau aku kelamaan disini nanti kamu makin menghinaku. Kalau butuh aku,cari saja aku"





Apa yg akan terjadi selanjutnya?
Apakah Dika tetap akan menikahi Lia?
Lalu,,bagaimana dgn Yuna?

...
..
.

Bersambung....

Istri Sementara?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang