TT - 04.

202 48 3
                                    

... 🖊


"Hadirlah di mimpiku malam ini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hadirlah di mimpiku malam ini"

"Aku membutuhkan pelukan hangat yang dulu selalu menenangkanku"

"Cio terus menangis karena melihatku terluka, dia terus mencarimu"


Airmata itu kembali membasahi wajah cantik yang selalu berhasil menyembunyikan kesedihannya selama ini. Namun di hadapan malam dia tidak lagi bisa menahannya, derai airmata terus turun tanpa bisa dia cegah.

Hatinya terasa sakit mengingat semua makian yang selalu dia terima sejak memutuskan menerima pinangan dari pria berumur yang selalu baik padanya sejak dirinya masih sangat belia.

"Jika akhirnya kau pergi dan meninggalkanku, lalu untuk apa dulu kau mengajakku masuk kedalam kehidupanmu ini?"

Air hujan tiba-tiba turun dan menabrak jendela kaca yang baru saja dia tutup saat angin berhembus lebih kencang seolah ingin memadamkan sebuah lilin yang tengah dia nyalakan setiap kali dirinya ingin berbincang dengan roh suaminya yang sudah ada di dunia keabadian.

"Tolong aku, jaga aku dan Cio.
Aku ketakutan setiap harinya, bagaimana kami bisa bertahan jika sosokmu tidak lagi ada di tengah-tengah kami"

Akasia menyandarkan kepalanya di meja kecil yang dia gunakan untuk menaruh segelas lilin kecil yang hampir habis itu.

"Sampai kapan aku hidup seperti ini, ijinkan aku untuk menyerah"

***






Tuan Gong Yoo adalah putra sulung dari keluarga Gong yang cukup terkenal sejak keberhasilannya membangun kerajaan bisnis hanya dengan bermodalkan perusahaan kecil peninggalan sang appa yang telah meninggal karena sakit saat dirinya berusia sepuluh tahun.

Sejak saat itu Gong Yoo kecil menghabiskan waktu untuk belajar dan membantu sang eomma bekerja paruh waktu agar dua adiknya bisa melanjutkan pendidikannya.

Meskipun sang eomma selalu memakinya karena kesialan yang didapat setelah kematian tuan Gong, namun tidak membuat Gong Yoo kecil menanam kebencian di hatinya pada wanita yang sudah melahirkan dan membesarkannya tersebut.

Gong Yoo kecil berteman dengan salah satu putra dari pemilik penginapan di pinggiran kota Seoul bernama Lee Dong Wook. Mereka sangat dekat dan menjadi sahabat setelah Gong Yoo menyelamatkan Lee ketika hanyut di sungai saat salah satu musuh keluarga Lee berusaha mencelakai putra tunggal dari pasangan Lee tersebut.

Melihat kepandaian dan kecekatan Gong Yoo membuat orang tua Lee iba dan membantu sahabat dari putranya itu biaya sekolah hingga lulus dan memberinya pekerjaan di salah satu perusahaan kecil milik keluarga Lee.

Dengan tekad yang besar akhirnya Gong Yoo berhasil mendapatkan beasiswa keluar negeri, tanpa meminta ijin dari sang eomma yang selalu menyuruhnya bekerja dibandingkan sekolah. Gong Yoo muda berangkat bersama Lee untuk mengejar ilmu yang akan dia gunakan untuk membangun kembali perusahaan peninggalan sang appa.

"Lee jika aku memiliki dua nyawa, maka yang satu akan aku berikan untukmu" ucap Gong Yoo pada sang sahabat ketika mereka berhasil lulus dengan predikat cumlaude di salah satu universitas ternama di London.

"Jika aku memiliki dua kehidupan, maka akan aku berikan salah satu hidupku untukmu" jawab Lee pada sang sahabat.

Merekapun saling berpelukan dengan bahagia setelah meraih kesuksesan di negeri orang secara bersama.



Namun semua kerja keras Gong Yoo tidak bisa diimbangi oleh eomma dan kedua adiknya di Seoul.

Selama dirinya diluar negeri, kedua adiknya tidak lagi bersekolah dan hidup bersama pria tanpa menikah. Dan semua dilakukan atas ijin dari sang eomma.

"Kau hanya anak ingusan jangan mengatur hidupku" ucap eomma Gong saat sang putra pulang dan melihat dirinya sedang bersama pria muda didalam kamar.

"Berikan kami uang oppa, agar kami bisa hidup normal seperti yang lainnya" salah satu adiknya keluar dari kamar dengan hanya memakai lilitan handuk tanpa merasa malu sama sekali padanya.

Gong Yoo pun marah dan murka pada eomma serts kedua adiknya. Semua peninggalan sang appa telah dijual habis dan tidak menyisakan apapun lagi.

Perusahaan kecil yang seharusnya bisa dijadikan sebagai penopang hidup mereka selama dirinya di luar negeri, telah dijual pada renternir karena lilitan hutang yang dibuat oleh tiga wanita tersebut.

Lee mengetahui semua cerita tersebut setelah Gong Yoo menghilang beberapa hari dan ditemukan di depan makam appa Gong dengan kondisi yang sangat buruk.

Pria manis itu membantu sang sahabat untuk bangun dan mengajaknya pulang.

"Aku akan memberikan satu sisi kehidupanku untukmu, bangkitlah jangan seperti ini"

Gong Yoo menangis dipelukan sang sahabat, dia marah pada semua keadaan ini.

Dia dibiarkan berjuang sendiri sementara eomma dan dua adiknya justru menghancurkan satu-satunya harta peninggalan dari sang appa.

"Lee bagaimana aku melanjutkan hidupku??"

"Kenapa appa meninggalkan aku seperti ini Lee, aku ingin appa Lee"

"Bangkitlah aku akan menemanimu hingga berada di puncak, tunjukkan bahwa appa Gong tidak pernah salah mendidik putra sulungnya ini"

"Lee,,,,"

***






"Selamat malam bayi kelinciku,,, bukankah itu kata terakhir yang dulu kau ucapkan sebelum kedua matamu tertutup untuk selamanya"

Akasia menangis mengingat saat terakhir dimana sang suami memberinya ucapan selamat malam dan kecupan lembut di kening seperti yang selalu dilakukannya setelah keduanya resmi sebagai suami istri.

"Hiks,,,,, aku sangat membutuhkanmu,,,,"

"Mana janjimu yang akan menjagaku dan tidak akan membiarkanku menderita, hikssss,,,"

"Daddy,,, aku merindukanmu"











To be continued,,,,

Tujuh Tahun (Taekook - GS) (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang