"You mau ke kantin ya? Bareng i aja yuk." ajak Caldora dengan nada bersahabat.
Evalina tersenyum ceria dan mengangguk menatap gadis sipit di hadapannya. "Mau banget lah. Yuk."
Gadis berambut cokelat itu langsung menggandeng tangan Evalina. "Yuk buruan. I laper banget woi."
Di sela perjalanan Evalina dan Caldora tak lupa berkenalan. Dan spektakulernya dalam hitungan baru juga dua menit mereka sudah akrab dan jadi bestie.
Evalina dan Caldora bercanda dan tertawa bersama di lorong-lorong koridor sekolah. Kemudian berbelok melewati perpustakaan yang di seberangnya terletak ruangan UKS, di depan gedung berwana putih itu tertanam sebuah pohon cemara yang berdiri kokoh berhadapan.
Sekolah ini sangat meneduhkan dan asri. Ditambah lagi ada air mancur di titik tengah taman. Tempat yang cocok untuk membaca buku. Sangat menenangkan. Apalagi ada suara burung-burung kecil yang sedang bertebangan. Makin terasa syahdu.
Tiba-tiba Evalina menepuk jidatnya. "Caldora... gue lupa."
Caldora tersentak kaget. "You lupa apaan woi?"
"Gue lupa bawa uang jajan loh." lirih Evalina dengan mata berkaca-kaca.
Caldora tentu saja langsung menepuk bahu teman barunya itu sambil tersenyum lebar. "Tenang aja woi. I bakal traktir you!"
"Seriusan!"
"Iya woiii."
"Ah... makasih ya." Perempuan berlesung pipi itu langsung loncat kegirangan sambil memegang kedua tangan Caldora.
Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan menuju kantin dengan langkah panjang seperti terbang.
Sudah menjadi ritual para cowok-cowok jika ada anak baru, khususnya perempuan, pasti bakal jadi incaran! Apalagi cantik! Dari jarak seratus meter para buaya sudah dapat mencium bau mangsanya yang berkeliaran.
"Hai... cewek." goda cowok di depan pintu kelas sambil mengedipkan sebelah matanya pada Evalina.
"Anak baru yah? Kenalan boleh kali." sahut temannya yang tiba-tiba muncul lewat bingkai jendela.
Dan kini ada seorang cowok berjaket robek-robek di bagian kerahnya menghalangi langkah Evalina. "Cantik... tinggalnya di mana?" Tangannya mencolek dagu Evalina.
Eits.
Enggak kena!Evalina langsung menginjak kaki cowok itu keras-keras. Ketika cowok itu menjerit, Evalina dan Caldora langsung berlari kabur meninggalkan gerombolan cowok-cowok mata keranjang itu.
Sekolah macam apa ini! Laki-lakinya seperti enggak pernah lihat perempuan saja. Sangat mengerikan! Maniak!
Tidak cukup sampai di situ, ternyata masih ada geng cowok yang harus Evalina lalui. Kalau enggak laper mungkin ia bakal kembali ke kelas aja deh.
Karena perut Evalina baru saja berbunyi, akhirnya ia terpaksa melalui sekumpulan cowok yang lagi nongkrong di depan lapangan basket itu.
"Ayang... nanti mau gue anterin pulang nggak?" rayunya sambil memutar-mutar kunci motornya di jari telunjuk.
Seorang cowok jangkung seperti penggilasan cucian mengeluarkan ponsel. "Nomer WA lo berapa? Minta dong!"
Dan yang terakhir, yang paling tampangnya enggak jelas karena cowok itu mengenakan masker motif tengkorak. Saat cowok itu membuka masker. Wow. Mengejutkan.
Ada tengkorak gigi berukuran besar yang menyapanya!
Giginya maju lima senti. Alias tonggos!
Pasti mulutnya bau seperti kentut gajah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Gak Semua Kuat Untuk Terluka
Dla nastolatkówCewek super aktif vs cowok pelit bicara