Bab 4

462 37 4
                                    

Happy reading 🙇🏻‍♀️

Di suatu gedung besar, di penuhi oleh manusia yang sangat ramai. Tempat itu sangat ricuh berisik keras, terdengar kebahagiaan yang sangat istimewa, di momen special milik Shani dan Gracia. Di saat lamaran membuat mereka menggambarkan senyum kebahagiaan, tetapi. Itu semua hanya senyuman palsu dari Gracia, Gracia masih belum terima dengan perjodohan ini. Sama sekali rasa dia terhadap Shani sangat hampa, tetapi menurut Shani dia berhasil membuat Gracia milik nya. Sepanjang acara itu sangat lelah, setelah melalui kegiatan yang cukup panjang akhirnya mereka berdua kembali ke hotel.

"Kamu capek ge? Mau aku buatin air panas?" Tawar Shani kepada Gracia yang sedang memujurkan tubuhnya di ranjang sambil bermain handphone miliknya, "Ge?" Tanya Shani lagi. "Apaasi? Ngga usah Shani." Ketus Gracia yang masih asyik dengan handphone nya, "Oh, lagi sibuk ge? Yaudah aku mandi duluan" ujar Shani yang segera menuju ke kamar mandi, tetapi Gracia hanya diam dan masih fokus terhadap benda yang ada di depannya.

" Ketus Gracia yang masih asyik dengan handphone nya, "Oh, lagi sibuk ge? Yaudah aku mandi duluan" ujar Shani yang segera menuju ke kamar mandi, tetapi Gracia hanya diam dan masih fokus terhadap benda yang ada di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Huh." Hela nafas kasar dari Gracia, tak sadar ternyata Shani sudah selesai berwangi wangian di kamar mandi. "Udah ge main hp nya?" Tanya Shani sambil mengeringkan rambutnya. Gracia tak menjawab perkataan Shani itu. Dia hanya berjalan ke kamar mandi dengan muka yang datar. "Gracia kenapa?" Batin Shani yang bingung dengan tingkah laku Gracia itu. Sesudah keduanya bersih bersih, dimana momen yang paling Shani benci. Yaitu tidur bersama dengan suasana sepi, sunyi, hingga membuat dia berbicara terhadap Gracia seperti ini. "Ge, aku seneng banget bisa sama kamu. Aku cinta mati sama kamu ge, kamu kehidupan kedua ku setelah aku pernah punya trauma di hidup ini. Aku harap hubungan kita langgeng ya." Ucap Shani sambil menahan air matanya yang ingin jatuh di pipinya sambil menderas bebas. "Shani. Lamaran ini bisa di batalkan ga." Tanya Gracia sambil membelakangi Shani dengan tatapan kosong, "Kenapa gitu?" Jawab Shani sambil menoleh kearah Gracia. "Gue benci lo Shan, gue ga suka lo. Lo orang yang paling jijik di kehidupan gua, GUA GAMAU KAYA GINI SHANI. GUA MAU BEBAS SAMA PASANGAN IDAMAN GUA, lo penghancur segalanya." Bentak keras Gracia kepada Shani. Membuat hati Shani robek serobek robek nya, ini lah yang di namakan 'sakit tak berdarah'

Mendengar ucapan Gracia tadi membuat Shani kecewa dengan perkataan Gracia tadi. "Oh. Gitu ya ge, kalo itu mau kamu aku lakuin. Demi kamu bahagia." Ucap Shani sambil beranjak dari ranjang nya, Shani segera mengambil jaket kulit hitam miliknya. Kini Shani berdiri di depan pintu dan berkata "Aku sayang kamu ge, sekali nya aku sayang sama orang aku bakal lakuin apa pun. Aku rela mati demi orang itu." Kalimat terakhir nya sebelum pergi dari kamar hotel tersebut. Kini hanya Gracia sendiri yang berada di kamar itu, isak tangis mulai terdengar. Tangisan itulah sungguh membuat tubuh diri nya bergetar, penglihatan nya yang kini di lumuri air tangis yang menggelegar, hingga tangisan itu bertemu di pagi hari.

Di saat ini posisi Shani berada di jalan raya yang hujan, petiran kencang, dengan kecepatan maksimal dengan motor sport miliknya. Air hujan itu menutupi tangisannya, jalan yang sepi itu membuat Shani mempunyai kesempatan teriak untuk meluapkan emosional nya yang dia tahan sedari tadi, "GUA SAYANG SAMA LO SHANIA GRACIAAA!!" Teriakkan itulah yang menjadi bukti, hujan tau bahwa Shani sangat tulus mencintai Gracia apa adanya.

stay with you (Greshan//Shn Dom.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang