Bab 8

374 26 0
                                    

Happy reading! 🙇🏻‍♀️






































































"Culik dia. Jangan sampai dia lolos dari strategi saya."






































"Siap bos."



















































"Sayangg, harum nyaa. Masak apaaa niih?" Sambutan di pagi hari dengan suara mode clingy dari Shani. "Makanan kesukaan kamu." Jawab Gracia yang sedang memutarkan telapak tangannya dengan segumpalan tepung yang di campur daging. "BAKSO!" Teriak Shani membuat Gracia tak lagi heran.

Kini posisi Shani berada di belakang Gracia, sambil memeluk dari belakang. "Mau aku bantuu?" Tawar Shani sambil menghirup leher sang istri yang bercucur keringat yang wanginya sangat khas. Membuat Gracia merasakan nafas Shani di lehernya. "Gausah, kamu duduk aja sana" tolak Gracia yang masih menguleni bakso mentah itu. "Oke, kalo ada bantuan panggil aku ya ge, i love you sayang ku. Makasih ya!" Ucap Shani sambil mencium pipi Gracia, membuat Gracia merasa aneh dengan tingkah laku Shani.

Bakso sudah jadi, Gracia menghampiri Shani yang sedang asyik bermain PlayStation nya. "Sayang, bakso nya udah jadi ini. Ayo makan!" Ucap Gracia sambil membawa semangkuk bakso yang panas. "Iyaa! Bentar sayang!!" Jawab Shani yang masih asyik dengan gim nya.

Bruk!

"Ah! Awwsh!" Rintih Gracia yang terjatuh di lantai, dan terkena kuah bakso yang panas membuat kulit nya memerah. "Sayang!" Teriak Shani melihat Gracia yang sedang kesakitan. "Are you okey? Aku gendong ya!" Izin Shani sambil membawa Gracia ke kamar. "Maaf ge, aku salah." Maaf Shani sambil menundukkan kepalanya dengan wajah bersalah, sambil mengkompres luka Gracia yang terkena kuah bakso tersebut. Shani pasrah, entah ia di marahi oleh Gracia atau di hukum.

Gracia lantas hanya diam sambil menatap tajam Shani, membuat Shani bingung dan takut. Ia harus apa?

"Udah, biarin aku aja sendiri." Singkat Gracia sambil menyingkirkan tangan Shani yang sedang mengobati lukanya. Shani yang melihat itu langsung memeluk Gracia sambil menangis minta ampun atas perbuatannya. "Geeee, maafinn akuuu. Iyaa aku salah, hukum akuu! Asal kamu maafinn geee" rengek Shani seperti bayi, tetapi Gracia tidak perduli dengan perkataan Shani tadi. "Berat. Udah sana, aku gapapa." Ucap Gracia, membuat Shani merasa dirinya sedang di usir oleh Gracia. Tetapi ia tidak perduli dengan perkataan Gracia tadi, malahan justru ia berinisiatif masih meminta maaf hingga Gracia memaafkannya.

Selang satu setengah jam. Shani masih menangis, mata nya memerah, mata yang bengkak, bahkan suaranya tak mampu untuk bicara. Gracia hanya diam, itulah hukuman yang di beri Shani agar kapok dengan kesalahan nya yang ia perbuat. Gracia sudah membuat makanan dari subuh hingga pagi, tetapi makanannya di hiraukan karna Shani masih mementing kan game nya.

Waktu kini sudah menjelang siang. Gracia tampak memakai  pakaian yang indah dan rapih. Shani bingung Gracia ingin pergi kemana? "Ge, kamu mau pergi kemana?" Tanya Shani yang dari posisi tidurnya kini menjadi duduk. Gracia tidak menjawab pertanyaan Shani, dia hanya pergi dari keluar kamar dan berkata. "Jaga rumah." Perintah Gracia sambil menurunkan anak tangga. Shani yang mempunyai feeling tak enak segera memakai jaket kulit berwarna hitam dan memakai topi kesayangan nya.

Setelah Shani mengunci pintu, Shani mencari jejak Gracia yang sudah tertinggal jauh. Shani mencari Gracia dengan motor kesayangan nya.

Shani mulai keluar dari daerah perumahan dan pergi kejalan raya. Shani yang khawatir kini teringat, ia memasang gps di handphone Gracia. Setibanya ia mencoba melihat lokasi terkini tidak terkoneksi. Shani yang ketar ketir kini mencoba menghubungi teman temannya.

stay with you (Greshan//Shn Dom.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang