Di pagi hari ini Rinjani merasa sedikit bosan di rumah terus dan memutuskan untuk ikut nenek ke ladang menggunakan baju crop merah muda dan celana pendek berwarna hitam dengan rambut di ikat sedikit berantakan.
Di ladang milik juragan Bejo Rinjani membantu nenek memetik bermacam macam sayuran dan buah buahan.
Karna di ladang hanya ada ibu ibu dan bapa bapa Rin mun merasa sedikit bosan dan sekit menjauh dari jangkauan orang orang yang sedang memetik sayuran dan buah buahan sambil mengobrol ngobrol.
Disini lahh Rinjani sekarang berada di pinggir danau yang tak jauh dari ladang pak Bejo daripada makan bersama dengan pekerja lainnya.
Rin duduk sambil melamun memikirkan perkataan Renaldo untuk tidak menghubungi Ren dulu karena Ren sedang ada perjalanan Bisnis keluar kota.
Sejujur Rin sedikit sedih dan sangat merindukan Ren tapi Rin lebih memilih untuk tidak egois dan mementingkan egonya sendiri.
Disaat Rin sedang menikmati istirahat nya dengan lamunannya sampai tidak menyadari bahwa ada orang yang datang menghampiri nya dan berkata
"Dek ko kamu disini ga ikut makan sama ibu ibu disana?" Kata pria yang baru saja datang dengan pakaian kaos polo putih dan celana pajang coklat nya sambil memegang pundak Rin
Rin pun tersadar dari lamunannya dan berbalik untuk melihat orang yang mengajaknya nya bicara
Seketika 2 orang itu pun terdiam dengan pikirannya masing-masing dan
"Kamu?" Kata pria itu dan Rin secara bersamaan
Pria itu bersuara lagi dan berkata
"Kamu Rinjani kan?" Kata pria itu dengan wajah menyelidik
Rinjani yang mendengar itu pun sontak semakin kaget siapa sangka dia dan Renaldo akan bertemu secepat ini padahal baru semalam mereka merencanakan untuk bertemu tapi siapa sangka takdir mempertemukan mereka secepat ini
Rinjani yang mati kutu pun hanya menganggukkan kepala karena untuk berbicara pun lidahnya seakan mati rasa
"Ohh ya tuhan ga nyangka bisa ketemu kamu disini Rin" kata Renaldo "aku Renaldo yang sering teman virtual kamu" lanjut Renaldo sambil memberi uluran tangan untuk salaman
Rin yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum dan menerima uluran tangan Ren
"Hai Ren" kata pertama yang keluar dari mulut Rin karena sejujurnya dia sedikit malu biasanya dia bersikap binal dihadapan Renaldo hanya sebatas Virtual tapi siapa sangka dia ketemu Renaldo secepat ini .
"Kamu ngapain disini Rin ga ikut makan siang?" Kata Renaldo mengacak acak rambut Rin setelah itu ia berjalan untuk duduk di kursi kayu pajang dari diduduki oleh Rin dan membawa Rin juga untuk duduk di samping nya
Rin yang juga ikut duduk di samping Ren pun menjawab "aku belum laper jadi aku kesini buat istirahat" kata Rin dengan kepala menunduk sejujurnya Rin merasa ingin menghilangkan saat ini. 'Tuhan tolong bantu Rin kalii ini aja Rin maluu rasanya ingin berteriak sekencang mungkin' Gerutu Rin didalam hatinya sendiri
Ren yang sedari tadi menatap Rin pun senyum-senyum sendiri karna merasa wajah Rin yang sekarang sedang menahan malu terlihat lucu di matanya
Dengan satu gerakan Ren pun memegang dagu Rin dan mengarahkan nya untuk menatapnya. Rin yang diperlakukan seperti itu hanya bisa diam dengan pipi yang semakin merah menghiasi wajah nya yang putih itu.
"Kamu pernah di ajarkan etika ga?" Kata Ren
"Kalo ngomong sama orang itu harus liat orang nya bukan diliat tanah" lanjut Ren
"emang kamu kita tanah itu lebih bangun dari wajah saya?" Kata Ren lagi dengan wajah yang sebenarnya pura pura marah karena Ren merasa lucu dengan wajah Rin yang sedikit takut takutRin yang melihat itu pun semakin takut pada Ren dan tidak menjawab apapun seakan bertatapan Ren mengunci mulutnya untuk berbicara
Dengan serangan tiba tiba Renaldo mencium bibir Rin yang merah jambu yang dari tadi membuat Ren salfok dari awal mereka bertemu. Bibir yang selama ini Ren idam idamkan yang biasanya hanya bisa Ren liat lewat layar kaca
Rin yang tiba-tiba mendapat serangan pun hanya bisa diam tanpa pembalas lumayan Ren
Ren yang merasa Rin tak kunjung membalas lumatannya mengigit bibir Rin sehingga mulut Rin terbuka dan membuat Ren semakin gencar mengabsen gigi rapi Rin.
Rin yang merasa terbawa suasana pun membalas lumayan Ren.
Bunyi kecupan dengan dihiasi suara burung burung yang ada di danau membuat 2 insan tersebut lupa diri
Tangan Ren tidak bisa diam merayap ke dada nya Ren dan meremas remas gemas puting nya Rin di balik baju crop nya
Ren melepaskan lumatan bibirnya dan sedikit menjauh kan mukanya dari Rin dengan tangan yang masih di dadanya Rin
"Kenapa kamu ga jawab pertanyaan saya?" Tanya Ren dengan menatap mata Rin
"Rin apa kamu bisa hah" lanjut Ren dengan meremas dadanya Rin"Aaaw sakit" iris Rin
"Itu kamu bisa ngomong kan?" Kata Ren yang semakin kencang meremas dadanya Rin
"Aaaw ahhh sakit lepas" kata Rin
"Jawab dulu pertanyaan saya kamu gamau ketemu sama saya hah?" Sewot Ren dengan tatapan nafsunya
"Aahh ngga ko Renn akuuahh cuma malu ajaahhh ketemu kamuuuhh aahhh sakitt"jawab Rin dengan sedikit desahan karena remasan di dadanya
Mendengar itu Ren melepaskan remasankan nya dan mendekatkan bibir nya pada telinga Ren dan berbisik
"Ternyata gadis binal kaya kamu bisa malu juga ya" kata Ren sambil tertawa dan menjilat dan mencium telinga dilanjut ke leher Ren
"Aahh jangann disini Ren aku mohonnn" ucap Rin karna takut ketahuan orang lain
" Knpa sayang bukanya bangun kalo ada yang liat kita ngentod disini ya" kata Ren yang masih mencium leher Rin dan meninggalkan beberapa kiss mark di leher Rin
"Akuu mohon jangannn ahh akuuh cuman takut nenek akuu liatt Renn ahhh"
Mendengar itu Ren Mun mengentikan kegiatan dan menatap Rin dalam dalam
"Oke"
Renaldo yang sedang dipuncak birahinya pun merasa kesal karna Rin seenaknya menghentikan kegiatan mereka padahal ini adalah hal yang paling di nanti nantikan oleh Ren yang selama ini mereka hanya bisa melakukan nya secara virtual atau vcs
Ren pun pergi meninggalkan Rin dengan sedikit marah dan membiarkan Rin bergelut dengan pikirannya sendiri.
Rin yang melihat kepergian Ren pun mulai menyalahkan dirinya sendiri.
Rin takut kalo Ren marah tapi dilain sisi dia juga takut ketauan orang sekitar kalo dia binal dan haus sex
Rin pun kembali ke ladang dan menyelesaikan pekerjaan dan agar bisa cepat cepat pulang dan menghubungi Ren untuk meminta maaf.
Sepanjang bekerja Rin tidak fokus karena pikiran nya hanya tertuju ada Ren banyak pertanyaan di dalam dirinya.
'knpa bisa Ren disini?'
'bukan nya Ren harusnya sedang dalam perjalanan bisnis'
'apa setelah ini Ren akan marah kan tidak mau berhubungan dengan Rin lagi?'
'apakah setelah ini Rin akan melepas keperawanan nya yang iya jangan selama 19 tahun?'Seribu pertanyaan muncul di otak Rin yang membuat nya pusing dan merasa ingin pecat cepat pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rinjani
Short StoryPerjalanan Rinjani dari gadis polos dan pendiam yang ternyata mempunyai sifat binal didalam dirinya