Feels Good 🔞

46 4 0
                                    

Wonyoung tidak tau kenapa Sunghoon bersikap seperti ini padanya. Saat ini badannya masih terhentak hentak setelah pelepasan mereka berdua.

Ini pertama kali untuk Wonyoung. Bagaimana ia merasakan ada benda lain memasuki dirinya dengan kasar, tapi juga memberikan kenikmatan. Ia hanya bisa meracau tanpa melawan apa yang Sunghoon lakukan padanya.

Bukannya selesai, ternyata Sunghoon tidak memberi waktu bagi Wonyoung untuk berisirahat "Ash..Aaah-Ah cukup Sunghoon ini sakit sekali" keluh Wonyoung karena Sunghoon sangat kasar. Tiba tiba Sunghoon memelankan gerakannya setelah mendengar keluhan wonyoung. Dia bergerak dengan lambat sambil mencubit satu buah dada Wonyoung.

" Aku masih tidak menyangka, mahasiswa berprestasi sepertimu, ternyata bisa melakukan hal seperti ini demi uang ya?" katanya meremehkan. Wonyoung memalingkan wajahnya, nerasa sakit hati dengan ucapan Sunghoon yang benar adanya. Tanpa sadar ia meneteskan air mata, ia merasa kotor akan apa yang dia lakukan saat ini. Wonyoung sadar betul perbuatannya adalah dosa besar. Tapi apa dia punya pilihan lain?

Di bawah sana rasanya tidak nyaman dan gatal, sunghoon memperlambat gerakannya, malah membuat wonyoung merasa kesakitan. "emh-pak-tolong saya- kenapa rasanya tidak nyaman?" mendengar itu Sunghoon tersyenyum miring, dia mengangkat bokong wonyoung lalu memasukannya dengan satu hentakan kuat "Akh-Aaah Sunghoon" Penisnya ia masukkan lebih dalam lagi ke lubang Wonyoung. Wonyoung tanpa sadar reflek mengerutkan miliknya yang membuat itu lebih sempit. "Ahh, kamu sempit sekali" Sunghoon langsung klimaks begitu pula wonyoung. Cairan sunghoon mengalir di paha wonyoung, bercampur juga dengan milik wonyoung.

Wonyoung merasakan hangat di perutnya. Ia tersentak saat benda hangat itu menyemburkan cairan di dalam tubuhnya.

Wonyoung yang mengira ini sudah berakhir harus menelan kekecewaan. Sunghoon kemudian malah menudurkan wonyoung di atas ranjang. Dia mengangkat kaki wonyoung setinggu bahunya lalu memaju mundurkan miliknya lagi. Wonyoung meremat sprei sambil terus terusan mendesah, Keduannya basah akan keringat. Di mata sunghoon saat ini wonyoung terlihat sangat menggoda, Rambut panjangnya yang berantakan dan terkena keringat, matanya yang berkedip ke atas, kedua aset wonyoung yang membesar dan terangsang menjadi padat, mulutnya yang terbuka dan meneriakkan nama Sunghoon menjadi hiburan dan kepuasan sendiri untuk sunghoon. Ia merasa bangga atas ikan tangkapannya ini.

Wonyoung berbaring di atas ranjang dengan jantung berdebar, sementara Sunghoon memandangnya dari atas dengan tatapan yang sulit dibaca. Di balik sorot matanya yang dingin, tampak jejak emosi yang sulit ditebak. Tanpa banyak kata, Sunghoon mendekat, dan keheningan di antara mereka terasa begitu tegang. Ada kesadaran antara mereka berdua tentang kontrak yang mengikat mereka dalam hubungan yang lebih dari sekadar perjanjian di atas kertas, namun juga sebuah situasi yang tak mudah dipahami.

Sunghoon menatap Wonyoung yang terlihat pasrah, tapi ada rasa kebingungan dalam matanya, seolah berusaha mencari alasan di balik tindakan Sunghoon. Ketika ia mulai merapikan rambut Wonyoung yang acak-acakan, sentuhannya yang penuh intensitas membuat Wonyoung merasa aneh. Sekilas, ada sedikit kelembutan, tapi dalam gerakannya, tetap terselip kontrol yang mutlak. Sunghoon menunduk, menarik napas dalam-dalam, dan Wonyoung bisa merasakan kehangatan tubuhnya yang mendekat, membuat jarak di antara mereka hampir tak berjarak lagi.

Keduanya tenggelam dalam kebisuan yang penuh makna, dan sesekali Sunghoon menatapnya dengan penuh keinginan yang terpendam. Wonyoung, meski merasa tak nyaman, berusaha menjaga dirinya agar tetap tenang. Namun, dalam hati kecilnya, ia sadar betapa dalamnya hubungan yang telah mereka jalani sejauh ini, bahkan jika itu semua hanyalah sebuah perjanjian. Keberadaan Sunghoon yang begitu dekat membuatnya merasa bingung akan posisinya sendiri, namun juga tak mampu menolaknya.

Di saat yang bersamaan, Sunghoon menarik napas panjang dan berkata dengan suara rendah, "Ingat, Wonyoung, kamu milikku."

Wonyoung menatap Sunghoon, mendengar pernyataannya yang tegas namun samar dengan emosi yang tersembunyi. Kata-katanya begitu mantap, namun sekaligus meninggalkan tanda tanya di hatinya. Apakah ini benar-benar sebatas kesepakatan? Atau ada perasaan yang perlahan menyelinap di antara mereka tanpa mereka sadari? Wonyoung menelan rasa ragu yang berputar di pikirannya, mencoba menata kembali perasaannya di hadapan pria yang begitu dominan ini.

Sunghoon duduk di tepi ranjang dan mengamati Wonyoung dalam diam. Perlahan, tangan Sunghoon terulur, menyentuh bahunya dengan gerakan yang hampir lembut, namun tetap memancarkan aura otoritas. Di bawah tatapannya, Wonyoung merasa seperti tak memiliki kendali. Ia tahu, ini adalah sesuatu yang telah ia setujui, meski tak pernah terbayang akan berakhir seperti ini.

"Aku tahu kamu berpikir ini hanya sebuah kontrak, dan itu memang benar," kata Sunghoon akhirnya, suaranya tenang namun penuh penekanan. "Tapi ada hal-hal yang harus kamu pahami. Aku tidak suka berbagi, dan aku tidak suka melihatmu dengan orang lain—siapapun, termasuk Jake."

Wonyoung terdiam. Kata-kata Sunghoon menyentuh sesuatu di hatinya, menimbulkan kehangatan yang asing, namun juga ketegangan yang tak terhindarkan. Di sisi lain, perasaannya pada Jake seakan tertahan dalam kepingan kecil yang ia sembunyikan rapat-rapat. Tapi, tanpa bisa ia cegah, tatapan Sunghoon yang tajam membuatnya merasa bersalah, seolah tindakannya bahkan untuk tersenyum pada orang lain adalah pengkhianatan.

"Kamu mengerti?" Sunghoon menegaskan lagi, kali ini dengan suara yang lebih lembut, namun tetap menuntut.

Wonyoung mengangguk pelan

Ada yang salah, ternyata wonyoung menangis, sunghoon memperhatikan itu. Ia benci melihat wonyoung menangis, bukankah dia sendiri yang memilih dan menempatkan dirinya di posisi ini? kenapa harus menangis? Seolah olah sunghoon yang jahat di sini. Sunghoon kembali tersulut amarah saat wonyoung ternyata menangis. Ia menambah kekuatannya dan bertindak lebih kasar pada wonyoung.

Ketika kegiatan itu berakhir keduanya terbarung di atas kasur tanpa melepas penyatuan mereka. Sunghoon dan wonyoung berhadapan, jantung wonyoung berdetak kencang, ia ingin melepaskan apa yang masih menempel di bawah tubuhnya, tapi saat ia ingin melepasnya Sunghoon malah merapatkan kembali mereka berdua.

Setelah malam panjang itu keduanya tertidur dengan sunghoon yang memeluk wonyoung.

Wonyoung terbangun pagi harinya sebelum sunghoon. Ia ingin bergerak tapi "Agh " ternyata masih belum dilepas. Saat mau menjauhkan dirinya sunghoon terbangun lalu langsung mencium dan melumat wonyoung.

" Kamu boleh izin tidak mengikuti perkuliahan hari ini" yang dijawab gelengan oleh wonyoung. Wonyoung memilib untuk bangun dan bersiap. Ketika mencoba berdiri ia terjatuh karena rasa sakit di bagian bawahnya, perih sekali, sepertinya ia tidak dapat berjalan.

" aku sudah memberitahumu" kata sunghoon, tapi wonyoung masih berusaha untuk berjalan ke kamar mandi. Sunghoon bangkit dan menggendong wonyoung masuk kamar mandi. Niat awal hanya mengantar saja karena kasihan. Ternyata sunghoon malah memaksa ikut mandi bersama.

" Apa kau bisa keluar dulu?" suruh wonyoung.

"Tidak. memangnya kenapa? bukankah kau ingin mencoba hal menyenangkan sekarang" tanya sunghoon menggoda.

" Tolong, keluarlah aku hanya ingin membersihka diri" mohon wonyoung lagi

" Aku akan memandikanmu, kamu pasti masih kesakitan kan?" sunghoon mendudukkan wonyoung ke bathup " jangan menolak " katanya tegas. Lagi lagi wonyoung pasrah dan membiarkan sunghoon berbuat seenaknya padanya.

Sunghoon memijit payudara wonyoung dengan lembut. Wonyoung sudah berkomitmen tidak akan mengeluarkan suara apapun. Hal itu malah membuat sunghoon lebih nekat lagi, dia memelintir puting wonyoung sampai ia mau tak mau berteriak. Sunghoon bahkan meremas bagian bawah wonyoung lalu memasukkan satu jarinya. Wonyoung menggigit bibir bawahnya saat sunghoon dengan sengaja melakukan itu. Sunghoon mengivok dengan cepat lalu menambahkan 2 jari lagi ke dalam lubang wonyoung. Wonyoung berusaha kuat menahan desahannya tapi akhirnya terlepas juga.

Suara wonyoung sangat seksi, membuat libido sunghoon naik lagi. Kali ini ia memasukkan pedanv panjangnya ke milik wonyoung dan melakukan itu bersama di pagi hari.

SECRET AND SINS| Sunghoon Wonyoung Jake ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang