Carabella sedang berdiri di balkon ketika Calandra tiba-tiba muncul dengan senyum lembut dan selembar undangan di tangannya.
Calandra: "Kakak, aku membawa sesuatu untukmu. Ini undangan dari Tuan Baron. Dia mengadakan pesta teh minggu depan. Apakah Kakak juga mendapat undangan?"
Carabella terdiam sejenak, membiarkan kenangan pahit dari kehidupannya yang lalu kembali menghantui pikirannya. Dalam kehidupan sebelumnya, ia telah memaksa Calandra untuk membujuk Tuan Baron agar memberinya undangan, bahkan sampai mengancam adiknya dengan kata-kata tajam.
Namun, ketika tiba saatnya di pesta teh yang dinanti, kenyataan yang ia hadapi sangat menyakitkan. Di tengah kerumunan, Carabella dijadikan bahan gosip, karena dia berpakaian mirip dengan Calandra berusaha menyamai nya, serta mengancam dan menindas Calandra adiknya sendiri, dan bukan hanya Carabella yang dihina namun para tamu juga dengan sinis berbisik bahwa Calandra adalah anak selirnya dan ibunya perebut suami orang yang membunuh ratu kesayangan mereka, saat mendengar gosip tentang Carabella sangat marah, namun saat mendengar gosip tentang Calandra dia merasa senang.
Dalam momen itu, Carabella merasakan kepuasan yang salah ketika mendengar bisikan-bisikan itu, seakan-akan ada yang terpuaskan dari penderitaan orang lain. Namun, ketika Edward, pemuda yang ia kagumi, justru tampil membela Calandra di depan banyak orang, rasa amarahnya meluap ditambah dengan Edward menari sebagai pasangan Calandra. Alih-alih mendapatkan perhatian yang ia harapkan, Carabella malah merasa terasing dan kehilangan, terpojok oleh rasa cemburu yang membara.
Dalam keadaan putus asa, ia mendorong Calandra dengan keras, menumpahkan semua kemarahan dan kekecewaannya yang terpendam. Tindakannya itu tidak hanya merusak hubungan mereka, tetapi juga menghancurkan citranya di mata semua orang. Kabar tentang perilakunya yang tak terkontrol menyebar dengan cepat, menciptakan stigma buruk yang melekat padanya.
Sejak saat itu, Carabella dipandang dengan tatapan penuh ejekan dan cemoohan. Rasa malu itu menggerogoti dirinya, membuatnya terjebak dalam bayang-bayang kehidupannya yang kelam.
Carabella menatap undangan di tangan Calandra dengan raut wajah datar.
Carabella: "Aku... tidak mendapat undangan."
Mendengar jawaban itu, wajah Calandra berubah, menunjukkan rasa terkejut dan tidak percaya. Seakan menganggapnya sebagai penghinaan bagi kakaknya.
Calandra: "Kak, kalau begitu, apakah kau ingin aku membawakannya?"
Carabella menatap undangan di tangan Calandra dengan raut wajah datar, menahan rasa kecewa yang samar.
Carabella: "Tidak perlu, Calandra. Aku... memang tidak diundang. Pergilah sendiri, nikmati pestanya."
Calandra tampak tertegun, tidak menyangka kakaknya akan menolak bantuannya.
Calandra: "Kak, kalau begitu, biarkan aku yang membawakannya untukmu. Kalau Kakak tidak ikut, aku juga tidak ingin pergi."
Carabella memperhatikan adiknya dengan seksama. Kali ini, Calandra berbicara dengan tulus dan penuh kasih. Dalam kehidupan sebelumnya, ia adalah yang memaksa Calandra, sekarang, justru Calandra yang menawarkan bantuan. Carabella merasakan sebuah kekuatan baru dalam dirinya, sebuah keinginan untuk tidak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu.
Carabella: "Baiklah, jika kau ingin membawakannya, aku akan pergi."
Setelah makan malam itu, keluarga Kerajaan Avalon berpamitan satu per satu, meninggalkan suasana hangat di aula istana. Sebelum itu sesekali, Edward melirik Carabella dengan sorot mata penuh arti. Sementara itu, Vincent juga sesekali melirik ke arahnya, berusaha menyembunyikan ketertarikannya dengan sikap tenang dan terkendali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Queen Reborn
FantasyDi kerajaan mistis Glade Feylight yang terkenal akan kecantikan dan kedamaiannya, dua putri terikat dalam takdir yang kelam. Carabella Empress, sang pewaris sah, selalu merasa tersisih oleh adik tirinya, Calandra, yang mewarisi kekuatan luar biasa...