Jejak Langkah Yang Terlupakan - #4

19 3 0
                                    


Jam istirahat pun tiba, Fanny dan teman teman yang lainnya pergi ke kantin untuk makan siang. Mereka duduk di meja yang berada di sudut kantin, walaupun terletak di sudut kantin, tempat itu adalah salah satu tempat yang memeluk banyak kenangan Fanny dan teman temannya sejak sekolah hari pertama.

Meja itu dipenuhi canda tawa, semua orang tertawa dan bercerita dengan antusias, saat Fanny bercerita teman temannya mendengarkan dengan saksama dan memberi respon dengan antusias terutama Vanya.

Disaat semua teman temannya mendengarkan cerita Fanny dengan saksama, Zifa hanya diam dan menyantap makanannya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, padahal sebelum Fanny bercerit, Zifa ikut mendengarkan dan meberikan respon seperti teman temannya, entah apa yang dipikirkan Zifa saat ini.

"Zifa kenapa ya..Ga biasanya dia kaya gini" pikir Fanny.

Jam istirahat telah berlalu, para siswa mengambil alat kebersihan mereka masingdan mulai membersihkan area piket masing masing, kebetulan hari ini Fanny tidak mendapatkan jadwal piket, Fanny pun memutuskan untuk pergi ke toilet.

Saat Fanny membasuh kedua telapaknya di wastafel, ia merasa ada seseorang di belakangnya. Fanny mengangkat kepalanya dan melihat cermin yang berada di atas wastafel.

Sesuai dugaanya, orang yang saat ini ada dibelakang Fanny, adalah Naera. Gadis itu melemparkan seringai licik ke arah Fanny, tak lupa gadis itu menyilangkan kedua tangannya di bawah dada, menambah kesan arogan pada dirinya.

Gadis itu melangkah ke depan dan akhirnya berdiri di depan Fanny, memberikan tatapan kesal, sepertinya suasana hati Naera sedang tidak baik.

Tanpa basa basi, Naera menyenggol pundak Fanny dengan telapak tangannya.

ouch..

"Fan, bagi duit lo, gua mau ke kantin."

Dengan sombong Naera mengarahkan tangan kanannya tepat di depan Fanny, Naera melirik telapak tangan yang terbuka, mengisyaratkan agar Fanny segera memberikan uang sakunya.

Fanny menelan ludahnya sendiri, Fanny agak ragu kalau harus memberikan uang sakunya. Sebenarnya Fanny tidak mempermasalahkan hal itu dan tidak keberatan jika harus memberi uang sakunya. Namun hari ini Fanny hanya membawa uang sebesar dua puluh ribu karna ayahnya tak memberi uang saku. Berbeda dengan Naera, Gadis itu menerima uang saku sebesar seratur sibu rupiah dari sang ayah.

Sebelum Fanny dapat berbicara, Naera lagi lagi menyenggol pundak Fanny dengan telapak tangannya.

"Woi! lo tuli ya?! Buruan kasi duitnya!"

Naera menaikkan volume suaranya yang membuat Fanny terkejut.

"A-Aku bisa aja ngasi kamu uang tambahan..Tapi uangku sisa tujuh ribu..Bukannya uang sakumu seratus ribu? masa udah habis-"

Tanpa aba aba, Naera menarik kerah seragam Fanny yang membuat Fanny tersentak.

"Gua gapeduli mau uang lo empat ribu kek tujuh ribu kek, uangnya mau gw pake buat shooping. udah buruan mana uangnya!!"

Naera mengencangkan genggamannya di kerah Fanny, melihat Fanny yang tidak merespon membuat Naera semakin geram. Tanpa basa basi Naera merogoh saku Fanny dan mengambil uang sakunya.

"N-Naera..Jangan di ambil! nanti aku gaada uang buat makan di istirahat kedua!"

Saat Fanny akan meraih uang sakunya dari genggaman Naera, Naera mendorong bahu Fanny dengan kasar yang mengakibatkan Fanny terjatuh di lantai.

BUGGH

Saat Fanny terjatuh, sikunya tak sengaja membentur ke lantai dan membuat Fanny merasakan sakit di sikunya.

Jejak Langkah Yang TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang